Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Event  

Festival Lembah Ijen Hadirkan Sendratari Gandrung Setiap Bulan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Festival Lembah Ijen yang digelar di Taman Gandrung Terakota (TGT) menjadi pertunjukan tetap yang digelar setiap bulan sepanjang tahun di kaki Gunung Ijen Banyuwangi.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, festival ini akan menampilkan Sendratari Meras Gandrung dan sendratari lainnya secara ajeg tiap bulan. Festival ini juga dimeriahkan dengan pasar kuliner makanan tradisional dan kesenian rakyat di Rest Area Jambu, Kecamatan Licin.

”Festival Lembah Ijen ini murni prakarsa kebudayaan yang dipersembahkan oleh masyarakat setempat. Selain untuk promosi kearifan lokal warga setempat, festival ini juga untuk melestarikan kebudayaan Banyuwangi, terutama gandrung yang kini telah digandrungi masyarakat,” kata Anas saat menghadiri Festival Lembah Ijen, Sabtu (19/1/2019).

Pertunjukan seni yang terjadwal ini akan menambah selling point Banyuwangi sebagai tujuan wisata. Mengingat seni budaya yang kental telah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi.

“Saat ini telah ada penerbangan internasional, Banyuwangi-Kuala Lumpur Malaysia. Festival Lembah ijen ini pastinya akan menjadi salah daya tarik tersendiri bagi wisatawan, terutama mancanegara,” ujarnya.

Dalam festival ini, terdapat ratusan patung gandrung dari gerabah (terakota) yang diletakkan di sawah tanpa mengubah fungsinya. Di kawasan tersebut terdapat amphiteater dan sebuah panggung dari bambu yang menjadi pentas bagi penari.

Sendratari Meras Gandrung sendiri menceritakan prosesi penari untuk menjadi seorang Gandrung profesional, yang tidak hanya menari namun juga piawai menjadi sinden.

Mengambil latar belakang jaman kolonial Belanda, atraksi ini berlangsung menarik. Dimainkan seniman asli Banyuwangi dari berbagai usia, mulai 7 hingga 60 tahun lebih ini berhasil memikat penonton yang hadir.

Salah satunya adalah Amich Alhumami, Direktur Pendidikan Tinggi lptek dan Kebudayaan Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas yang mengaku terpikat dengan pertunjukan tersebut.

“Ini perpaduan yang sangat menarik, kesenian yang dikemas apik dan dipentaskan di sebuah kawasan yang alami. Ini sangat luar biasa untuk modal pengembangan daerah,” kata Amich.

Sementara itu, Sigit Pramono penggagas festival dan pemilik Jiwa Jawa Resort menjelaskan event ini akan menjadi sebuah daya tarik baru pariwisata dan juga mencanangkan kawasan lembah Ijen sebagai kawasan pelestarian seni budaya Banyuwangi.

“Sekaligus mendukung kawasan ini menjadi sebuah situs geopark yang serasi antara alam dan manusia yang tinggal dan hidup di dalamnya,” kata Sigit.

Di masa yang akan datang, kata dia, pementasan sendratari diagendakan lebih sering mulai dari sebulan sekali bisa menjadi seminggu sekali.

“Animo masyarakat yang datang ke TGT dan menyaksikan sendratari mulai tumbuh, meski sendratari ini berbayar. Sejak Oktober 2018, sudah ada 10 ribu orang yang bertandang kemari,” jelas Sigit.

Rangkaian event lain dalam festival ini adalah klinik jazz yang menghadirkan musisi jazz nasional Bintang Indrianto. Bertajuk Road To Jazz Gunung Ijen, setiap bulan Bintang akan melatih pelajar SMA sekaligus mencari musisi jazz muda berbakat dari Banyuwangi.