BANYUWANGI – Bank Indonesia (BI) menyebutkan, perekonomian Banyuwangi pada 2019 tumbuh 5,86 persen. Angka itu tercatat paling tinggi dibandingkan daerah lain di Eks Keresidenan Besuki dan Lumajang (Sekar Kijang).
Dilansir dari banyuwangikab.go.id, wilayah itu meliputi Situbondo, Jember, Bondowoso, Banyuwangi dan Lumajang. Daerah-daerah tersebut berada di wilayah timur Pulau Jawa.
“Alhamdulillah, di tengah perlambatan ekonomi, Banyuwangi terus mencatatkan kinerja positif. Tantangan ke depan adalah menjaga tren pertumbuhan ini, apalagi kita dihadapkan pada ancaman perlambatan ekonomi dunia yang pasti berdampak ke ekonomi nasional,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Minggu (26/1/2020).
Bupati Anas menambahkan, tantangan lain yang harus dijawab adalah mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Oleh karena itu, konsep pariwisata berbasis warga terus didorong, antara lain melalui pasar-pasar wisata kuliner berbasis rakyat. Demikian pula sektor pertanian. Kami juga berharap sejumlah sentra ekonomi baru yang tumbuh karena investasi industri kereta api PT INKA, Marina Pantai Boom, Jatim Park, hingga kehadiran hotel-hotel berbintang baru ikut mempercepat ekonomi Banyuwangi,” ujar Bupati Anas.
Sebelumnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember menggelar Forum Koordinasi Pimpinan Perbankan di Banyuwangi belum lama ini.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jember, Hestu Wibowo, mengatakan, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi tahun 2019 memang diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 5,86 persen dibanding 5,84 persen pada 2018.
“Pertumbuhan ekonomi Banyuwangi ini paling bagus dibandingkan kabupaten-kabupaten lain di wilayah ini. Inflasi Banyuwangi juga terkendali di level 2,32 persen pada 2019,” ujar Hestu.
Hestu lantas menjelaskan, dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan Banyuwangi tersebut ditopang oleh terjaganya konsumsi masyarakat.
Sementara dari sisi penawaran, lanjut Hestu, kinerja sektor utama yang meliputi sektor pertanian, perdagangan, dan industri, turut mengalami peningkatan di tengah terjaganya konsumsi.
“Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan penyaluran kredit kepada tiga sektor tersebut di Banyuwangi. Misalnya, penyaluran kredit kepada sektor pertanian yang tumbuh 20,96 persen, kredit sektor perdagangan tumbuh 5,77 persen, juga kredit sektor industri pengolahan yang tumbuh 4,90 persen,” kata Hestu. .
Hestu menambahkan, kinerja investasi turut mendorong pertumbuhan ekonomi Banyuwangi. Misalnya, realisasi investasi proyek infrastruktur pemerintah. Selain itu, investasi swasta seperti pembangunan pabrik kereta PT. INKA, Marina Pantai Boom, dan hotel-hotel berbintang.
“Meningkatnya investasi yang masuk ke Banyuwangi tersebut turut memicu pertumbuhan ekonomi daerah ini. Pastinya ini tak lepas dari kondusivitas daerah yang didukung dengan kemudahan perizinan. Pada 2020, perekonomian Banyuwangi diprediksi masih akan tumbuh stabil,” ujar Hestu.