Banyuwangi – Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Gresik melakukan kunjungan studi tiru ke Kabupaten Banyuwangi pada Senin (22/09/25). Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Harmoni, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Banyuwangi, dengan tujuan memperkuat peran FPK dalam menjaga kerukunan lintas suku dan etnis di daerah masing-masing.
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Bakesbangpol Kabupaten Banyuwangi, Kepala Bakesbangpol Kabupaten Gresik, Ketua FPK Banyuwangi beserta jajaran, serta Ketua FPK Gresik beserta rombongan.
Dalam sambutannya, Kepala Bakesbangpol Banyuwangi menyampaikan selamat datang kepada rombongan dari Kabupaten Gresik di “Bumi Blambangan”, yang juga dikenal sebagai “Sunrise of Java”.
“Keberadaan FPK sangat berperan dalam merajut harmoni di tengah keberagaman suku dan etnis. Terlebih dalam situasi nasional yang akhir-akhir ini sempat memanas dengan berbagai demonstrasi, Banyuwangi tetap kondusif dan damai. Ini tak lepas dari peran aktif FPK dalam membangun dialog lintas suku dan budaya,” ujarnya.
Berkat kerja keras tersebut, Banyuwangi diganjar penghargaan sebagai Kota Welas Asih dan Kota Harmoni.
Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Kabupaten Gresik memberikan apresiasi atas pencapaian Banyuwangi di berbagai bidang, termasuk dalam penguatan peran FPK.
“Kami menilai peran FPK sangat strategis, tidak hanya di Banyuwangi, tapi juga di Gresik. Upaya memperkuat kerukunan dan kebersamaan terus kami dorong, mulai dari tingkat kabupaten hingga desa,” ungkapnya. Sambutan ditutup dengan pantun yang mencairkan suasana hangat pertemuan.
Ketua FPK Banyuwangi dalam kesempatan tersebut memaparkan secara rinci berbagai program yang telah dijalankan sejak FPK terbentuk tahun 2010. Hingga saat ini, FPK Banyuwangi telah melalui empat kali pergantian Surat Keputusan (SK).
Beberapa program unggulan FPK Banyuwangi antara lain.2016: Inisiasi pembentukan FPK tingkat desa dan lahirnya Desa Kebangsaan.2021-2022: Penyelenggaraan Festival Kebangsaan Bernuansa Etnik di Desa Patoman. 2023: Pasar Kebangsaan, menampilkan kuliner lintas etnis se-Kabupaten Banyuwangi.2024: Festival Kebangsaan Mandar di Taman Blambangan, dirangkaikan dengan tradisi Petik Laut Mandar. 2025: Tradisi Petik Laut Mandar masuk dalam kalender resmi Banyuwangi Festival.selain itu, FPK juga aktif membina organisasi lintas etnis seperti Sakera, Jokotole, KKSS, KOPAT, Keluarga Besar Minang, dan lainnya.
Dalam menangani isu-isu sosial, FPK turut melaksanakan dialog terbuka di Rumah Kebangsaan, kegiatan sosial seperti kerja bakti lintas etnis, dan kegiatan rutin dialog antar suku yang difasilitasi Bakesbangpol. Di bulan November mendatang, FPK akan menggelar Pentas Seni Lintas Suku, serta pembentukan Desa Kebangsaan di Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, yang direncanakan berlangsung akhir 2025.
FPK Banyuwangi juga tengah menyusun buku berjudul “Banyuwangi dalam Bingkai Etnis” sebagai bentuk dokumentasi keragaman budaya daerah. Seluruh kegiatan FPK dilaksanakan melalui skema anggaran satu pintu dengan Bakesbangpol dan mengedepankan prinsip gotong royong.
Ketua FPK Gresik dalam paparannya menyampaikan bahwa FPK di wilayahnya juga telah terbentuk hingga tingkat kecamatan dan desa. Selain menjalankan berbagai program kebangsaan, FPK Gresik mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah melalui dana hibah cukup besar.
Sekretaris FPK Gresik menambahkan bahwa antusiasme masyarakat sangat tinggi dalam pembentukan FPK.
“Ini menandakan pentingnya kehadiran FPK sebagai wadah merajut kebersamaan dan memperkuat nilai-nilai kebhinekaan di tengah masyarakat Gresik,” ujarnya.
Kegiatan studi tiru yang dipandu Namira etnis Batak ini diharapkan menjadi momen berbagi pengalaman dan memperkuat sinergi antara FPK Banyuwangi dan Gresik. Keduanya sepakat bahwa keberagaman adalah kekayaan, dan harmoni adalah pondasi penting dalam menjaga persatuan bangsa.Acara dipungkasi pemberian kenangan cindera mata dan oleh-oleh khas serta doa oleh Dukun Kan Usik dengan mantra Osing yang khusuk. (Marhaedi Sanusi/Namira/JN)