Banyuwangi mengalami deflasi sebesar 0,02% pada Januari 2024 secara month to month atau dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. Deflasi ini menandai harga sejumlah komoditi mengalami penurunan dengan indikasi pengendalian konsumsi di tingkat masyarakat Banyuwangi.
Meski demikian, kondisi ini dinilai baik karena hal ini akan memberikan ruang pengendalian harga komoditi pada Ramadan. Seperti disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyuwangi Hermanto.
Dia mengatakan bahwa deflasi Banyuwangi yang tercatat dalam Berita Resmi Statistik dirilis pada 2 Februari bisa menjadi modal untuk mengendalikan harga pada bulan puasa.
“Karena biasanya Januari kalau kita lihat tahun-tahun sebelumnya selalu terjadi inflasi month to month, Alhamdulillah ini deflasi 0,02%. Ini kan mau puasa ya, semoga ini menjadi modal supaya pergerakan harga ini tidak terlalu tinggi,” ujar Hermanto, Sabtu (3/2).
“Karena kalau sudah mendekati puasa kita inflasi, itu pasti akan ada efeknya ketika pause. Terutama pada kenaikan sejumlah barang volatile seperti telur, daging, dan ayam,” tambahnya.
Menurut Hermanto, pemerintah kabupaten Banyuwangi perlu mewaspadai kenaikan sejumlah komoditi yang terancam mengalami kenaikan signifikan yakni telur, cabai, dan daging ayam. Selain itu, beras juga patut menjadi perhatian khusus mengingat Banyuwangi baru memasuki masa panen pada Maret 2024.
“Dan ini harus agak dicermati beras juga karena kita maret itu khan baru akan panen,” terangnya.
Kata Hermanto, dengan angka inflasi Banyuwangi yang berada pada 2,44%, menurutnya itu masih cukup aman dan berada tidak jauh bahkan di bawah target inflasi yakni 3 plus minus 1.
Sementara, Banyuwangi memiliki backbone komoditi utama di pertanian yang memberi kontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi di angka 28,06%. Sehingga harapannya, persoalan harga komoditi pokok pertanian dapat lebih dikendalikan.
Namun, tidak bisa dimungkiri pada 2023 hampir seluruh wilayah di Indonesia mengalami kemunduran musim tanam akibat fenomena El Nino, hal itu yang menurutnya patut diantisipasi.
Menurutnya pemerintah perlu menjaga ketersediaan pangan di wilayahnya masing-masing dan melalui pengendalian inflasi lewat optimalisasi forum Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Dalam BRS tercatat, inflasi kabupaten Banyuwangi mengalami penurunan signifikan dibanding tahun sebelumnya yakni dari 5,92% menjadi 2,44% year on year. Deflasi yang terjadi pada Januari 2024 sebesar 0,02% dibarengi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,47.
Simak Video “Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara 2023 Lampaui Kondisi Sebelum Pandemi“
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/dte)