Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Misteri Penyebab Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya yang Berusia 15 Tahun

misteri-penyebab-tenggelamnya-kmp-tunu-pratama-jaya-yang-berusia-15-tahun
Misteri Penyebab Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya yang Berusia 15 Tahun
Banyuwangi

Penyebab tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya masih diselidiki Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Sejumlah data dikumpulkan terutama soal profil kapal tersebut.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menjabarkan pihaknya sedang meneliti soal kelengkapan surat, data spesifikasi dan kelaikan jalan KMP Tunu Pratama Jaya.

“Kapal ini keluaran tahun 2010 dan untuk docking terakhir Oktober tahun lalu. Tentu kami akan melihat lebih jauh terkait kelengkapannya jadi bukan soal tahun keluaran tapi soal pemeliharaannya,” katanya, Minggu (6/7).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Ada kapal yang keluaran lebih tua tapi perawatannya baik jadi kelaikannya juga baik,” tambahnya.

KNKT, menurutnya akan memeriksa menyeluruh dokumen dan kelaikan KMP Tunu Pratama Jaya bersama PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) yang punya kewenangan penuh mengklasifikasikan kapal yang beroperasi di perairan Indonesia.

KNKT juga sedang menelaah hasil wawancara dengan sejumlah korban selamat. Ada beberapa data penting hasil wawancara dengan keluarga dan korban selamat.

“Sudah ada data yang kami peroleh dan termasuk data dari korban yang selamat,” ujar Soerjanto tanpa menjelaskan lebih rinci.

Dugaan Penyebab dari Pakar Perkapalan ITS

Pakar transportasi laut Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Setyo Nugroho menjelaskan kecelakaan laut yang dialami KMP Tunu Pratama Jaya menunjukkan indikasi penyebab kecelakaan yang terjadi secara bersamaan.

Beberapa faktor itu seperti cuaca buruk, pengoperasian kapal yang tidak sesuai prosedur, hingga kondisi mesin yang kurang dirawat menjadi kombinasi yang memicu risiko tinggi terjadinya kecelakaan.

Namun, ahli perencanaan muatan itu menduga kuat tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya tidak lepas dari faktor kelalaian manusia.

“Kecelakaan pada kapal tersebut terjadi tidak hanya karena faktor alam, namun juga karena kelalaian manusia. Hampir 90% kecelakaan kapal terjadi karena kelalaian manusia,” ujar Yoyok.

Dia mengatakan, kecelakaan ini mengharuskan standar operasional dan keselamatan pelayaran di Indonesia perlu dievaluasi secara menyeluruh. Baik prosedur pemuatan, perawatan kapal, hingga pengelolaan navigasi.

“Tidak hanya itu, sistem manajemen muatan pun perlu diperbaiki agar setiap kapal memuat sesuai kapasitas dan stabilitasnya diperhitungkan secara akurat,” imbuh Yoyok.

Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya yang membawa 65 orang dan 22 kendaraan tenggelam di Selat Bali pada Kamis (3/7). Operasi pencarian korban saat ini masih dilakukan.

Data terakhir menyebutkan sebanyak 30 orang ditemukan selamat, 6 meninggal. Diperkirakan 29 orang lainnya masih dicari atau belum ditemukan.

20D

(dpe/abq)