RadarBanyuwangi.id – Banyaknya masyarakat yang terpapar paham radikalisme dan terorisme di Jawa Timur (Jatim), membuat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Dewa Pers menggelar workshop di Kabupaten Banyuwangi Rabu (8/5).
Kegiatan tersebut mengusung tema ”Peran Pers dalam Pencegahan Paham Radikalisme dan Terorisme untuk Mewujudkan Indonesia Harmoni”.
Workshop yang berlangsung di Hotel Dialoog tersebut menghadirkan tiga narasumber, yaitu Hendrayana selaku tenaga ahli Dewan Pers, Kasubdit Pengamanan Lingkungan BNPT Kolonel Setyo Pranowo, dan Ketua Dewan Pers Periode 2016– 2019 Yosep Adi Prasetyo.
Kegiatan tersebut diikuti puluhan wartawan dari media cetak, televisi, radio, dan online di Bumi Blambangan.
Baca Juga: Kecamatan Kalibaru Cocok jadi Sentra Perternakan Kambing di Banyuwangi, Bupati Ipuk: Potensinya Bagus
Peserta diajak ikut berperan dalam menangkal dan mencegah pemahaman radikalisme dan terorisme.
”Pemahaman radikalisme dan terorisme sangat penting untuk rekan-rekan media. Tidak menutup kemungkinan teroris memanfaatkan laporan yang dibuat oleh wartawan,” ujar Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu yang membuka workshop lewat video conference.
Ninik mengatakan, peranan pers dalam radikalisme dan terorisme sangat penting. Ketika pers memberitakan aksi terorisme sama saja dengan menyebarkan teror teroris kepada masyarakat.
”Pentingnya workshop untuk menyamakan persepsi demi mendukung Indonesia yang harmoni,” katanya.
Baca Juga: Belasan Pencinta Moge Kepincut Banyuwangi
Kolonel Setyo Pranowo menyebut, peranan pers tentunya sangat penting dalam penanggulangan paham radikal agar dapat memberikan informasi dan keselamatan masyarakat.
”Secara keseluruhan Indonesia di peringkat 31 dunia terkait sebaran aksi terorisme dan radikalisme. Sebelumnya Indonesia masuk peringkat 34,” paparnya.
BNPT terus berupaya melakukan penanggulangan radikalisme dan terorisme dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat.
”Masalah terorisme bukan hanya tugas BNPT, melainkan semua masyarakat. Terorisme bisa mengancam keselamatan masyarakat secara luas,” jelas Setyo.
Page 2
Belasan Pencinta Moge Kepincut Banyuwangi
Kamis, 9 Mei 2024 | 09:35 WIB
Page 3
RadarBanyuwangi.id – Banyaknya masyarakat yang terpapar paham radikalisme dan terorisme di Jawa Timur (Jatim), membuat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Dewa Pers menggelar workshop di Kabupaten Banyuwangi Rabu (8/5).
Kegiatan tersebut mengusung tema ”Peran Pers dalam Pencegahan Paham Radikalisme dan Terorisme untuk Mewujudkan Indonesia Harmoni”.
Workshop yang berlangsung di Hotel Dialoog tersebut menghadirkan tiga narasumber, yaitu Hendrayana selaku tenaga ahli Dewan Pers, Kasubdit Pengamanan Lingkungan BNPT Kolonel Setyo Pranowo, dan Ketua Dewan Pers Periode 2016– 2019 Yosep Adi Prasetyo.
Kegiatan tersebut diikuti puluhan wartawan dari media cetak, televisi, radio, dan online di Bumi Blambangan.
Baca Juga: Kecamatan Kalibaru Cocok jadi Sentra Perternakan Kambing di Banyuwangi, Bupati Ipuk: Potensinya Bagus
Peserta diajak ikut berperan dalam menangkal dan mencegah pemahaman radikalisme dan terorisme.
”Pemahaman radikalisme dan terorisme sangat penting untuk rekan-rekan media. Tidak menutup kemungkinan teroris memanfaatkan laporan yang dibuat oleh wartawan,” ujar Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu yang membuka workshop lewat video conference.
Ninik mengatakan, peranan pers dalam radikalisme dan terorisme sangat penting. Ketika pers memberitakan aksi terorisme sama saja dengan menyebarkan teror teroris kepada masyarakat.
”Pentingnya workshop untuk menyamakan persepsi demi mendukung Indonesia yang harmoni,” katanya.
Baca Juga: Belasan Pencinta Moge Kepincut Banyuwangi
Kolonel Setyo Pranowo menyebut, peranan pers tentunya sangat penting dalam penanggulangan paham radikal agar dapat memberikan informasi dan keselamatan masyarakat.
”Secara keseluruhan Indonesia di peringkat 31 dunia terkait sebaran aksi terorisme dan radikalisme. Sebelumnya Indonesia masuk peringkat 34,” paparnya.
BNPT terus berupaya melakukan penanggulangan radikalisme dan terorisme dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat.
”Masalah terorisme bukan hanya tugas BNPT, melainkan semua masyarakat. Terorisme bisa mengancam keselamatan masyarakat secara luas,” jelas Setyo.