Radarbanyuwangi.id – Bagi masyarakat Banyuwangi, tentu tidak asing dengan tim sepak bola Persewangi Banyuwangi. Tim berjuluk Laskar Blambangan ini telah turut ambil bagian dalam membangun kekuatan sepak bola nasional. Beberapa mantan pemainnya bahkan pernah berseragam timnas Indonesia.
Sebut saja Zaenal Ichwan dan Hendro Kartiko. Keduanya pernah menjadi bagian sukses dari perjalanan tim Garuda di berbagai level kejuaraan. Berkaca dari kondisi tersebut, kiprah Persewangi Banyuwangi bisa dikatakan tak bisa dipandang sebelah mata.
Namun adakah yang tahu bila Persewangi Banyuwangi memiliki rangkaian panjang dalam perjalanannya hingga sekarang. Salah satunya terkait nama yang digunakan.
Sebelum menggunakan nama resmi Persewangi Banyuwangi, ternyata tim ini merupakan metamorfosis dari tim yang lebih ada dulu di Bumi Blambangan.
Baca Juga: Derby Jatim Pekan ke-13 Liga Indonesia 2024/2025, Persebaya Surabaya vs Arema FC, Kepolisian Siapkan Pengamanan Berlapis: Libatkan Brimob dan TNI
Sebutannya adalah Ikatan Sepak Bola Banyuwangi dan Sekitarnya disingkat ISBIS. Pemain yang menghuni tim ini pun lebih berwarna. Tidak hanya pemain lokal saja, tetapi beberapa pemain keturunan juga menghiasi skuad ISBIS kala itu.
Keturunan disini adalah keturunan Tiongkok seperti Lukman Santoso dkk. Beberapa pemain asli Banyuwangi yang tenar di era tersebut ada Rasad, Abdillah, Saleh, Munir, hingga Ahmad nur Ibrahim.
“Dulu pemain lengkap dari penjuru Banyuwangi ada” kata Ahmad Nus Ibrahim saat diwawacarai Jawa Pos Radar Banyuwangi .
ISBIS sendiri mudah dikenali dari jersey yang dikenakannya. Berbeda seperti Persewangi Banyuwangi di era sekarang yang identik degan warna merah hitam. ISBIS pun menggunakan warga kebanggannya hijau putih dengan garis horizontal. Mirip klub Liga Spanyol, Real Betis.
Baca Juga: Update Harga Tiket Kapal Ferry Ketapang-Gilimanuk Terkini Jelang Natal dan Tahun Baru 2025 (Nataru): Cek Selengkapnya Disini
Soal tanggal dan tahun berdiri, pria asal Lingkungan Kauman Biskalan, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Banyuwangi tidak mengingatnya. Namun yang pasti semangat berdirinya ISBIS juga bisa dilatarbelakangi dari semangat lahirnya PSSI .
Dimana PSSI sendiri lahir pada 19 April 1930. Dimana lahirnya induk sepak bola di Indonesia lahir juga dengan muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, kala itu.
Salah satunya untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia dalam bidang olahraga sepak bola.
Soal perkiraan tahunnya berdirinya ISBIS, pengalaman yang dialami Nur Ahmad Ibrahim dkk bersama ISBIS bisa menjadi referensi.
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.
Page 2
Dia menceritakan timnya pernah bermain uji coba dengan serdadu Belanda sekitar tahun 1949 yang hadir lagi di bumi pertiwi dalam agresi militer II.
Pertandingan itu digelar di Lapangan Tegal Loji yang kini berwujud Taman Blambangan. Tanpa menyebut skor, pemain berjuluk Kancil ini menyebut ISBIS berhasil memenangi laga kontra serdadu Belanda kala itu.
Lalu bagaimana dengan Persewangi Banyuwangi. Tidak ada kejelasan juga kapan tim ini resmi lahir. Termasuk tanggal dan tahun berdirinya. Namun beberapa sumber menyebutkan bila Persewangi Banyuwangi lahir di tanggal 29 Mei tanpa menyebut tanggal pastinya.
Ada yang juga menyebut tanggal 17 Agustus tanpa menyebut tahun juga. Pergantian nama ISBIS menjadi Persewangi Banyuwangi diduga lebih banyak disebabkan penataan kompetisi oleh PSSI.
Baca Juga: 62 Klub Bakal Bakal Terjun Dalam Kompetisi Liga 4 Jatim: Sebelum Kick Off, PSSI Lakukan Verifikasi Administrasi Tim
Dimana PSSI sebagai induk kompetisi dan pembinaan tim di Indonesia kala itu membuka kran pendaftaran klub dari kabupaten dan kota se-Indonesia.
Hal ini yang kemudian melahirkan tim-tim dengan label milik pemerintah daerah kabupaten maupun kota di Indonesia.
Tak terkecuali Persewangi Banyuwangi kemudian mulai lahir dan turut berkompetisi di perserikatan kala itu. Beberapa prestasi pun dicatatkan Laskar Blambangan di berbagai kompetisi.
Baca Juga: Partai Demokrat Banyuwangi Kawal Kemenangan Pasangan Ipuk-Mujiono, Ini Pernyataan Tegas Michael Edy Hariyanto
Seperti di era tahun 1970an seperti hatrick juara Piring Emas di Yogyakarta dengan pemain seperti Giman Abadi hingga Ribut Santoso.
Di era Liga Indonesia, prestasi tertinggi Laskar Blambangan adalah dengan mentas kompetisi amatir hingga level profesional Divisi Utama atau kasta kedua Liga Indonesia. Sayangnya, tim ini tercatat pernah terlibat perpecahan saat PSSI mengalami dualisme kepengurusan.
Imbasnya lahirnya dua Persewangi yakni Persewangi Banyuwangi dan Persewangi Indonesia FC.
Dimana Persewangi Banyuwangi dibawah kendali Haji Nanang Nur Ahmad berada di Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Sedangkan Persewangi Indonesia FC berada di kendali Hari Wijaya yang berlaga di kompetisi Indonesia Super Liga.
Dan penamaan Persewangi dengan embel –embel 1970 sebetulnya merupakan pembeda sekaligus istihad pengurus dibawah kendali Hari Wijaya yang ingin mengembalikan tim ini dari keterpurukan saat terjadi dualisme tersebut. (*)
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.
Page 3
Radarbanyuwangi.id – Bagi masyarakat Banyuwangi, tentu tidak asing dengan tim sepak bola Persewangi Banyuwangi. Tim berjuluk Laskar Blambangan ini telah turut ambil bagian dalam membangun kekuatan sepak bola nasional. Beberapa mantan pemainnya bahkan pernah berseragam timnas Indonesia.
Sebut saja Zaenal Ichwan dan Hendro Kartiko. Keduanya pernah menjadi bagian sukses dari perjalanan tim Garuda di berbagai level kejuaraan. Berkaca dari kondisi tersebut, kiprah Persewangi Banyuwangi bisa dikatakan tak bisa dipandang sebelah mata.
Namun adakah yang tahu bila Persewangi Banyuwangi memiliki rangkaian panjang dalam perjalanannya hingga sekarang. Salah satunya terkait nama yang digunakan.
Sebelum menggunakan nama resmi Persewangi Banyuwangi, ternyata tim ini merupakan metamorfosis dari tim yang lebih ada dulu di Bumi Blambangan.
Baca Juga: Derby Jatim Pekan ke-13 Liga Indonesia 2024/2025, Persebaya Surabaya vs Arema FC, Kepolisian Siapkan Pengamanan Berlapis: Libatkan Brimob dan TNI
Sebutannya adalah Ikatan Sepak Bola Banyuwangi dan Sekitarnya disingkat ISBIS. Pemain yang menghuni tim ini pun lebih berwarna. Tidak hanya pemain lokal saja, tetapi beberapa pemain keturunan juga menghiasi skuad ISBIS kala itu.
Keturunan disini adalah keturunan Tiongkok seperti Lukman Santoso dkk. Beberapa pemain asli Banyuwangi yang tenar di era tersebut ada Rasad, Abdillah, Saleh, Munir, hingga Ahmad nur Ibrahim.
“Dulu pemain lengkap dari penjuru Banyuwangi ada” kata Ahmad Nus Ibrahim saat diwawacarai Jawa Pos Radar Banyuwangi .
ISBIS sendiri mudah dikenali dari jersey yang dikenakannya. Berbeda seperti Persewangi Banyuwangi di era sekarang yang identik degan warna merah hitam. ISBIS pun menggunakan warga kebanggannya hijau putih dengan garis horizontal. Mirip klub Liga Spanyol, Real Betis.
Baca Juga: Update Harga Tiket Kapal Ferry Ketapang-Gilimanuk Terkini Jelang Natal dan Tahun Baru 2025 (Nataru): Cek Selengkapnya Disini
Soal tanggal dan tahun berdiri, pria asal Lingkungan Kauman Biskalan, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Banyuwangi tidak mengingatnya. Namun yang pasti semangat berdirinya ISBIS juga bisa dilatarbelakangi dari semangat lahirnya PSSI .
Dimana PSSI sendiri lahir pada 19 April 1930. Dimana lahirnya induk sepak bola di Indonesia lahir juga dengan muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, kala itu.
Salah satunya untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia dalam bidang olahraga sepak bola.
Soal perkiraan tahunnya berdirinya ISBIS, pengalaman yang dialami Nur Ahmad Ibrahim dkk bersama ISBIS bisa menjadi referensi.
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.