RadarBanyuwangi.id – Akademi Ilmuan Muda Indonesia (ALMI) bekerja sama dengan Mata Garuda Indonesia Jawa Timur melakukan kunjungan ke SMP Negeri 1 Banyuwangi.
Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka melakukan sosialisasi keilmuwan terkait materi kedokteran presisi.
Para narasumber yang diisi oleh Prof dr Gunadi PhD SpBA SubspDA (K) selaku guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Tuswadi selaku pendidik di SMP Negeri Banjarnegara, dan Dr Ediyanto dari Universitas Negeri malang tersebut, juga menyampaikan materi tentang cara berkeliling dunia dengan ilmu, dan konsep fun learning.
Ketua ALMI, Prof Gunadi mengatakan, program scientist goes to school tesebut yakni salah satu program kerja dari kelompok kerja (pokja) pendidikan dalam organisasi ALMI. Diketahui dalam organisasi tersebut terdapat 4 pokja.
Diantaranya yakni, sains dan pendidikan, sains dan masyarakat, sains dan kebijakan, serta sains dan garda depan.

SHARING: Profesor Gunadi memberikan sambutan pembuka sebelum materi dimulai di Pendapa SMPN 1 Banyuwangi, Rabu (17/1). (Ayu Lestari/Radar Banyuwangi)
”Sedangkan program ini adalah salah satu yang masik dalam sains dan pendidikan. Kami ingin literasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan scientist itu sendiri sejak dini,” ujarnya.
Menurut Gunadi, sosialisasi tersebut sangat penting bahkan berusaha dilakukan mulai jenjang Sekolah Dasar (SD), jenjang menengah pertama, hingga SMA/SMK.
Artinya, saat ini tantangan terbesar di Indonesia adalah bagaimana mengenalkan ilmu sains tersebut pada generasi penerus sejak dini.
Menurutnya, tantangan lain yang perlu disadarkan yakni juga terkait kebijakan yang diambil oleh pembuat dan pengampu kebijakan yang mana sebaiknya harus dan telah melibatkan ilmu berbasis sains.
Dalam kegiatan tersebut, pihaknya sempat menceritakan kurangnya ilmu sains dalam hidup akan membuat pemimpin akan dirasa sulit mengambil keputusan.
Menurutnya, berkaca pada kebijakan pemerintah pemerintah sebelumnya terkait permasalahan Covid-19 yang sempat ditertawakan karena virus tersebut dianggap tidak dapat masuk wilayah tropis, hal tersebut jelas tidak berbasis sains.
Namun sebaliknya setelah reshuffle pada kementerian kesehatan berikutnya, kasus yang menyebar hingga menyerang seluruh dunia tersebut betul-betul diteliti sehingga tanggap dan segera ditangani seperti pengadaan vaksinasi dan sebagainya.

BERKUNJUNG: Profesor Gunadi bersama Tim Organisasi ALMI berfoto bersama kasek, guru, dan siswa kelas 9 SMPN 1 Banyuwangi. (Ayu Lestari/Radar Banyuwangi)
Sumber: Jawa Pos Radar Banyuwangi
Page 2
”Artinya apa, peran sains ini memang perlu kami kenalkan sejak dari awal,” jelasnya.
Salah satu perwakilan dari sains dan pendidikan Ediyanto mengaku, Ediyanto mengungkapkan, saat ini scientis dan pendidikan dirasa memiliki ruang yang cukup jauh, diakui permasalahan sains menurutnya adalah hal yang sangat eksklusif.
Dengan melakukan terjun lapang serta pemberian materi tentang scientist tersebut pihaknya ingin menyampaikan bahwa para siswa yang saat ini sedang menuntut ilmu adalah salah satu dari masa depan generasi emas 2045 mendatang.
”Kami harus jemput bola dan menyampaikan ilmu sains ini kepada seluruh pelajar calon pengampu masa depan. Agar menumbuhkan keingintahuan dan menjaga marwah keilmuan,” jelasnya.
Selaku tim pokja sains dan pendidikan Dr Tuswadi menambahkan, Kami sangat berharap kegiatan ini adalah sarana dan wadah yang bagus untuk membuka wawasan anak, bahwa ilmuan itu sangat menarik.
Pihaknya juga berharap melalui sosialisasi yang telah dilakukan, pada masa mendatang salah satu siswa diantaranya dapat menjadi sosok scientist yang andal di bidangnya.
”Keilmuan memang perlu ditajamkan lagi. Tentu melalui guru-guru yang ada di sekolah. Kami sangat berharap, beberapa diantara para siswa kelak dapat menjadi ilmuan,” kata dia.
Kepala Sekolah SMPN 1 Banyuwangi M Shodiq mengaku sangat bangga. Bahwa salah satu alumni sekolah tersebut kini dapat kembali menjadi sosok profesor yang membanggakan dan dapat memberikan motivasi bagi generasi penerus.
”Saya sangat takjub. Tentu harapan kami para guru para siswa SMPN 1 Banyuwangi dapat ada yang meneruskan jejak dan langkah beliau,” tandasnya. (tar)
Sumber: Jawa Pos Radar Banyuwangi
Page 3
RadarBanyuwangi.id – Akademi Ilmuan Muda Indonesia (ALMI) bekerja sama dengan Mata Garuda Indonesia Jawa Timur melakukan kunjungan ke SMP Negeri 1 Banyuwangi.
Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka melakukan sosialisasi keilmuwan terkait materi kedokteran presisi.
Para narasumber yang diisi oleh Prof dr Gunadi PhD SpBA SubspDA (K) selaku guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Tuswadi selaku pendidik di SMP Negeri Banjarnegara, dan Dr Ediyanto dari Universitas Negeri malang tersebut, juga menyampaikan materi tentang cara berkeliling dunia dengan ilmu, dan konsep fun learning.
Ketua ALMI, Prof Gunadi mengatakan, program scientist goes to school tesebut yakni salah satu program kerja dari kelompok kerja (pokja) pendidikan dalam organisasi ALMI. Diketahui dalam organisasi tersebut terdapat 4 pokja.
Diantaranya yakni, sains dan pendidikan, sains dan masyarakat, sains dan kebijakan, serta sains dan garda depan.

SHARING: Profesor Gunadi memberikan sambutan pembuka sebelum materi dimulai di Pendapa SMPN 1 Banyuwangi, Rabu (17/1). (Ayu Lestari/Radar Banyuwangi)
”Sedangkan program ini adalah salah satu yang masik dalam sains dan pendidikan. Kami ingin literasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan scientist itu sendiri sejak dini,” ujarnya.
Menurut Gunadi, sosialisasi tersebut sangat penting bahkan berusaha dilakukan mulai jenjang Sekolah Dasar (SD), jenjang menengah pertama, hingga SMA/SMK.
Artinya, saat ini tantangan terbesar di Indonesia adalah bagaimana mengenalkan ilmu sains tersebut pada generasi penerus sejak dini.
Menurutnya, tantangan lain yang perlu disadarkan yakni juga terkait kebijakan yang diambil oleh pembuat dan pengampu kebijakan yang mana sebaiknya harus dan telah melibatkan ilmu berbasis sains.
Dalam kegiatan tersebut, pihaknya sempat menceritakan kurangnya ilmu sains dalam hidup akan membuat pemimpin akan dirasa sulit mengambil keputusan.
Menurutnya, berkaca pada kebijakan pemerintah pemerintah sebelumnya terkait permasalahan Covid-19 yang sempat ditertawakan karena virus tersebut dianggap tidak dapat masuk wilayah tropis, hal tersebut jelas tidak berbasis sains.
Namun sebaliknya setelah reshuffle pada kementerian kesehatan berikutnya, kasus yang menyebar hingga menyerang seluruh dunia tersebut betul-betul diteliti sehingga tanggap dan segera ditangani seperti pengadaan vaksinasi dan sebagainya.

BERKUNJUNG: Profesor Gunadi bersama Tim Organisasi ALMI berfoto bersama kasek, guru, dan siswa kelas 9 SMPN 1 Banyuwangi. (Ayu Lestari/Radar Banyuwangi)
Sumber: Jawa Pos Radar Banyuwangi