Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Belajar di Sekolah Hampir Seharian, Indonesia Masuk Daftar 10 Negara dengan Jam Terlama!

belajar-di-sekolah-hampir-seharian,-indonesia-masuk-daftar-10-negara-dengan-jam-terlama!
Belajar di Sekolah Hampir Seharian, Indonesia Masuk Daftar 10 Negara dengan Jam Terlama!

radarbanyuwangi.jawapos.com – Tidak semua negara punya sistem pendidikan dengan jam belajar yang sama. Ada yang santai, ada pula yang padat hingga membuat siswa harus menghabiskan hampir seharian di sekolah.

Menariknya, Indonesia ternyata masuk dalam daftar 10 besar negara dengan durasi belajar terlama di dunia.

Menurut data dari World Population Review dan sejumlah studi internasional, siswa Indonesia rata-rata menghabiskan lebih dari 2.000 jam dalam setahun untuk belajar di sekolah.

Angka ini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang jam belajarnya lebih singkat.

Sistem pendidikan di Indonesia umumnya menuntut siswa hadir sejak pagi hingga siang, bahkan seringkali diperpanjang dengan kegiatan tambahan seperti ekstrakurikuler, bimbingan belajar, atau tugas rumah yang menumpuk. Hal ini membuat jam belajar siswa semakin panjang.

Durasi panjang ini tentu menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, jam belajar yang lama dianggap bisa memberikan materi lebih banyak kepada siswa.

Namun, di sisi lain, banyak yang menilai sistem ini justru bisa mengurangi kreativitas, waktu istirahat, hingga kesehatan mental pelajar.

Sebagai perbandingan, negara seperti Finlandia dan Jepang yang dikenal maju dalam pendidikan justru menerapkan jam belajar lebih singkat. Finlandia, misalnya, hanya memiliki sekitar 600 jam belajar formal per tahun, namun siswanya tetap berprestasi tinggi di tingkat internasional.

Di Indonesia, panjangnya jam sekolah sering dikaitkan dengan kurikulum yang padat dan budaya belajar yang menekankan hafalan.

Padahal, sejumlah pakar pendidikan menilai kualitas pembelajaran seharusnya lebih penting daripada kuantitas waktu yang dihabiskan.

Meski demikian, ada pula sisi positif dari durasi belajar yang panjang. Sekolah bisa menjadi wadah interaksi sosial, pembinaan karakter, hingga mengurangi risiko kenakalan remaja di luar sekolah. Namun, tetap dibutuhkan keseimbangan agar siswa tidak merasa tertekan.

Fakta bahwa Indonesia masuk dalam 10 besar negara dengan jam belajar terlama ini memunculkan pertanyaan besar: apakah waktu panjang yang dihabiskan siswa benar-benar sebanding dengan kualitas hasil belajar yang didapat?

Ke depan, reformasi pendidikan di Indonesia mungkin perlu mempertimbangkan efektivitas waktu belajar. Tidak hanya soal berapa lama siswa duduk di kelas, tetapi juga bagaimana metode pembelajaran mampu membuat mereka lebih kritis, kreatif, dan siap menghadapi tantangan global.

Dengan masuknya Indonesia ke daftar ini, semakin jelas bahwa persoalan pendidikan tidak hanya tentang durasi, melainkan juga tentang bagaimana waktu belajar dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.

Sumber: bbc.com, worldpopulationreview.com, Thejakartapost.com


Page 2


Page 3

radarbanyuwangi.jawapos.com – Tidak semua negara punya sistem pendidikan dengan jam belajar yang sama. Ada yang santai, ada pula yang padat hingga membuat siswa harus menghabiskan hampir seharian di sekolah.

Menariknya, Indonesia ternyata masuk dalam daftar 10 besar negara dengan durasi belajar terlama di dunia.

Menurut data dari World Population Review dan sejumlah studi internasional, siswa Indonesia rata-rata menghabiskan lebih dari 2.000 jam dalam setahun untuk belajar di sekolah.

Angka ini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang jam belajarnya lebih singkat.

Sistem pendidikan di Indonesia umumnya menuntut siswa hadir sejak pagi hingga siang, bahkan seringkali diperpanjang dengan kegiatan tambahan seperti ekstrakurikuler, bimbingan belajar, atau tugas rumah yang menumpuk. Hal ini membuat jam belajar siswa semakin panjang.

Durasi panjang ini tentu menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, jam belajar yang lama dianggap bisa memberikan materi lebih banyak kepada siswa.

Namun, di sisi lain, banyak yang menilai sistem ini justru bisa mengurangi kreativitas, waktu istirahat, hingga kesehatan mental pelajar.

Sebagai perbandingan, negara seperti Finlandia dan Jepang yang dikenal maju dalam pendidikan justru menerapkan jam belajar lebih singkat. Finlandia, misalnya, hanya memiliki sekitar 600 jam belajar formal per tahun, namun siswanya tetap berprestasi tinggi di tingkat internasional.

Di Indonesia, panjangnya jam sekolah sering dikaitkan dengan kurikulum yang padat dan budaya belajar yang menekankan hafalan.

Padahal, sejumlah pakar pendidikan menilai kualitas pembelajaran seharusnya lebih penting daripada kuantitas waktu yang dihabiskan.

Meski demikian, ada pula sisi positif dari durasi belajar yang panjang. Sekolah bisa menjadi wadah interaksi sosial, pembinaan karakter, hingga mengurangi risiko kenakalan remaja di luar sekolah. Namun, tetap dibutuhkan keseimbangan agar siswa tidak merasa tertekan.

Fakta bahwa Indonesia masuk dalam 10 besar negara dengan jam belajar terlama ini memunculkan pertanyaan besar: apakah waktu panjang yang dihabiskan siswa benar-benar sebanding dengan kualitas hasil belajar yang didapat?

Ke depan, reformasi pendidikan di Indonesia mungkin perlu mempertimbangkan efektivitas waktu belajar. Tidak hanya soal berapa lama siswa duduk di kelas, tetapi juga bagaimana metode pembelajaran mampu membuat mereka lebih kritis, kreatif, dan siap menghadapi tantangan global.

Dengan masuknya Indonesia ke daftar ini, semakin jelas bahwa persoalan pendidikan tidak hanya tentang durasi, melainkan juga tentang bagaimana waktu belajar dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.

Sumber: bbc.com, worldpopulationreview.com, Thejakartapost.com