Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Mirip Slow Train China, Kereta Khusus Petani KAI Segera Meluncur di Indonesia

mirip-slow-train-china,-kereta-khusus-petani-kai-segera-meluncur-di-indonesia
Mirip Slow Train China, Kereta Khusus Petani KAI Segera Meluncur di Indonesia

radarbanyuwangi.jawapos.com – PT Kereta Api Indonesia (KAI) resmi memulai uji coba kereta khusus untuk petani dan pedagang pada Jumat (15/8).

Moda transportasi berwarna hijau dengan siluet bulir padi putih ini digadang-gadang mampu mempercepat distribusi hasil tani dari desa ke pasar, terinspirasi dari slow train di China yang sukses mendongkrak ekonomi pedesaan.

Kereta hasil modifikasi Balai Yasa Surabaya Gubeng ini ditarik lokomotif CC 206 13 40 dan terdiri dari empat rangkaian gerbong.

Video uji coba tersebut pertama kali beredar melalui akun Instagram @rafli_rf.p, yang memperlihatkan rangkaian bergerak perlahan keluar dari bengkel perawatan.

Baca Juga: Pembalap Indonesia Ini Tiba-Tiba Dipanggil ke Moto3 2025, Alasannya Mengejutkan

Terinspirasi dari Slow Train China

Gagasan ini berangkat dari survei KAI pada Juni 2024 yang memetakan kebutuhan transportasi khusus petani dan pedagang.

Survei tersebut mengidentifikasi aspek seperti kapasitas muatan, frekuensi perjalanan, fasilitas dagang, hingga efisiensi ongkos angkut.

Model layanan ini terinspirasi dari slow train di China, kereta lambat yang tetap dioperasikan untuk melayani warga desa meski negara tersebut dikenal dengan jaringan kereta cepatnya.

Di China, slow train dikenal sebagai “kereta amal” dengan tarif terjangkau, menghubungkan desa-desa terpencil dengan pusat kota.

Selain mengangkut penumpang, slow train juga berfungsi sebagai pasar bergerak.

Warga diperbolehkan membawa hasil tani dan menjualnya langsung di gerbong.

Sistem ini telah membantu warga meningkatkan pendapatan, memperluas akses ke pendidikan, layanan kesehatan, dan pasar.

Baca Juga: Tak Terkalahkan di Red Bull Ring, Bagnaia Punya Modal Emas untuk GP Austria

Potensi Manfaat di Indonesia

Dengan jalur kereta yang melintasi banyak daerah produktif, KAI berharap layanan ini mampu menjawab tantangan logistik hasil tani yang selama ini dihadapi petani dan pedagang.


Page 2


Page 3

radarbanyuwangi.jawapos.com – PT Kereta Api Indonesia (KAI) resmi memulai uji coba kereta khusus untuk petani dan pedagang pada Jumat (15/8).

Moda transportasi berwarna hijau dengan siluet bulir padi putih ini digadang-gadang mampu mempercepat distribusi hasil tani dari desa ke pasar, terinspirasi dari slow train di China yang sukses mendongkrak ekonomi pedesaan.

Kereta hasil modifikasi Balai Yasa Surabaya Gubeng ini ditarik lokomotif CC 206 13 40 dan terdiri dari empat rangkaian gerbong.

Video uji coba tersebut pertama kali beredar melalui akun Instagram @rafli_rf.p, yang memperlihatkan rangkaian bergerak perlahan keluar dari bengkel perawatan.

Baca Juga: Pembalap Indonesia Ini Tiba-Tiba Dipanggil ke Moto3 2025, Alasannya Mengejutkan

Terinspirasi dari Slow Train China

Gagasan ini berangkat dari survei KAI pada Juni 2024 yang memetakan kebutuhan transportasi khusus petani dan pedagang.

Survei tersebut mengidentifikasi aspek seperti kapasitas muatan, frekuensi perjalanan, fasilitas dagang, hingga efisiensi ongkos angkut.

Model layanan ini terinspirasi dari slow train di China, kereta lambat yang tetap dioperasikan untuk melayani warga desa meski negara tersebut dikenal dengan jaringan kereta cepatnya.

Di China, slow train dikenal sebagai “kereta amal” dengan tarif terjangkau, menghubungkan desa-desa terpencil dengan pusat kota.

Selain mengangkut penumpang, slow train juga berfungsi sebagai pasar bergerak.

Warga diperbolehkan membawa hasil tani dan menjualnya langsung di gerbong.

Sistem ini telah membantu warga meningkatkan pendapatan, memperluas akses ke pendidikan, layanan kesehatan, dan pasar.

Baca Juga: Tak Terkalahkan di Red Bull Ring, Bagnaia Punya Modal Emas untuk GP Austria

Potensi Manfaat di Indonesia

Dengan jalur kereta yang melintasi banyak daerah produktif, KAI berharap layanan ini mampu menjawab tantangan logistik hasil tani yang selama ini dihadapi petani dan pedagang.