radarbanyuwangi.jawapos.com – Akes menuju Banyuwangi benar-benar tersendat. Dari arah selatan, tepatnya di jalur Gumitir, terjadi penutupan jalan.
Sebaliknya, di jalur utara, terjadi kemacetan parah sampai kawasan hutan Baluran, Situbondo. Panjang kemacetan sekitar 30 kilometer dari Pelabuhan ASDP Ketapang.
Kemacetan bukan hanya dari arah utara menuju Pelabuhan Ketapang. Sejak siang hari (24/7), kendaraan dari arah kota Banyuwangi menuju Ketapang juga tersendat.
Mobil pribadi dan truk besar terjebak macet berjam-jam. Pada pukul 17.00 kemarin, ekor kemacetan sampai depan Hotel Illira, Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak.
Kalau kondisi ini dibiarkan, kemacetan semakin mendekati kota Banyuwangi.
Sementara itu, wajah-wajah kelelahan sopir truk terlihat di sepanjang jalan raya Situbondo-Banyuwangi kemarin (24/7).
Antrean masuk kapal yang telah terjadi berhari-hari membuat mereka mulai kehabisan bekal dan tenaga.
Antrean parah akibat belum normalnya jumlah kapal yang beroperasi di dermaga LCM Ketapang bak buah simalakama.
Pihak kesyahbandaran tidak berani membiarkan kapal-kapal yang masuk kategori NC (non-confirmity) atau tidak sesuai, masuk ke dalam lintasan.
Di sisi lain, jumlah angkutan logistik terus bertambah sehingga meningkatkan kemacetan akibat tak kunjung diberangkatkan.
Balai Pelayanan Transportasi Darat (BPTD) Wilayah Kerja Ketapang menyatakan, sudah ada penambahan jumlah kapal yang beroperasi di lintasan Ketapang-Gilimanuk.
Setelah sehari sebelumnya hanya empat kapal, kemarin menambah empat kapal lagi yang beroperasi di dermaga LCM. Sehingga total ada delapan kapal yang beroperasi.
“Delapan kapal dioperasikan di pelabuhan LCM, empat di pelabuhan MB IV,’’ ujar Korsatpel BPTD Wilker Ketapang, Bayu Kusumo Nugroho.
Sayangnya penambahan jumlah kapal tersebut belum berimbas signifikan. Selain jumlahnya masih berada di bawah angka normal (13 kapal), juga terjadi pembatasan jumlah muatan kapal.
Page 2
Dampaknya, banyak aktivitas masyarakat yang terhambat. Siswa-siswa sekolah yang berangkat dengan kendaraan roda dua akhirnya terlambat.
Tak hanya itu, para pedagang yang mengangkut sayur dengan kendaraan roda empat tak bisa sampai ke pasar.
“Aktivitas masyarakat terhambat, jalan alternatif juga pendek. Kondisi ini sampai ke Bajulmati di perbatasan Situbondo,” ungkapnya.
Sementara itu, aparat Polresta Banyuwangi bekerja ekstra keras untuk melakukan rekayasa lalu lintas.
Belum normalnya jumlah kapal yang beroperasi di Pelabuhan LCM, polisi terus melakukan koordinasi untuk memperlancar kemacetan parah yang terjadi dari Pelabuhan Ketapang hingga Baluran, Situbondo.
“Sepertiga dari kekuatan Polresta Banyuwangi dan Polsek jajaran kami kerahkan untuk mempercepat penguraian kemacetan,” kata Wakapolresta Banyuwangi, AKBP Teguh Priyo Wasono.
Personel kepolisian dikerahkan di titik-titik simpul untuk memastikan sopir tidak ngeblong atau menyerobot jalur dari arah berlawanan.
Sebab, salah satu faktor yang membuat antrean semakin parah adalah banyaknya kendaraan yang ngeblong atau melawan arus. Teguh menegaskan sumber utama kepadatan adalah masih minimnya jumlah kapal yang beroperasi.
Rekayasa arus lalu lintas di jalur Lingkar Ketapang hanya bisa mengurai sedikit kepadatan. Sebab, masih banyak truk tronton yang belum bisa masuk ke dalam kapal.
“Memang ada keterbatasan jumlah kapal sehingga ada antrean truk masih padat,” kata Wakapolresta.
Presta Banyuwangi juga telah berkoordinasi dengan Polres samping terkait antisipasi imbas penutupan jalur Gumitir.
Setiap hari, Polresta terus berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk ASDP dan KSOP.
“Di LCM ada penambahan armada penyeberangan, khusus untuk tronton. Selanjutnya di dermaga MB IV ada empat kapal, serta di dermaga Bulusan ada 2 kapal. Harapan kami nanti bisa membantu untuk mengurangi kepadatan,” imbuhnya. (fre/aif)
Page 3
Muatan maksimal setiap kapal di pelabuhan LCM dibatasi 75 persen. Ditambah dengan proses lashing yang harus diterapkan.
“Kita dituntut untuk mengedepankan keselamatan, tapi jalur ekonomi juga harus tetap berjalan lancar.” kata Kasi Status Hukum dan Sertifikasi Kapal KSOP Tanjungwangi, Widodo.
Hingga kemarin sore, antrean terpantau masih mengular panjang sejauh lebih dari 30 kilometer. Kondisi ini sebelumnya sudah diprediksi mengingat semalam sebelumnya jalur Gumitir resmi ditutup.
Di sisi darat, jumlah truk tronton dan truk besar yang tak bisa menyeberang semakin banyak. Peningkatan volume itu ditambah dengan berkurangnya jumlah kapal yang beroperasi di Pelabuhan Tanjung Wangi.
Jumlah kapal yang biasanya ada empat unit dengan frekuensi penyeberangan dua kali sehari kemarin berkurang separuhnya.
Salah seorang sopir truk pengangkut logistik, Robin, 37, mengatakan, kemacetan menjadi yang terparah yang pernah ia rasakan.
Dia mengaku sudah menunggu sekitar 25 jam, namun belum juga bisa menyeberang. Padahal, kontraknya untuk mengirim barang dari Surabaya ke Denpasar hanya tiga hari hingga bongkar muatan.
“Ini yang paling parah, sudah sehari semalam tapi belum menyeberang. Ini masuk kantung parkir dulu terus menunggu antrean masuk pelabuhan, uang makan dan BBM bisa habis lebih banyak,” ujarnya.
Keluhan serupa diungkapkan salah seorang sopir truk tronton, Ginanjar, 45. Dia mengaku terjebak macet sejak sekitar pukul 12.00 sehari sebelumnya atau Rabu (23/7).
Hingga Kamis (24/7) pukul 11.00, Ginan jar baru sampai di depan Pelabuhan Ketapang.
“Saya kemarin siang sudah sampai Watudodol, hendak kirim muatan ke Denpasar. Saya bekerja sebagai sopir sejak tahun 2018, ini macet paling parah,’’ kata Ginanjar.
Antrean tak hanya berdampak kepada para sopir. Aktivitas pendidikan turut terganggu. Kepala Desa Sidodadi, Kecamaatan Wongsorejo, Shidiq Wibisono mengatakan, antrean di tempatnya sudah terjadi sejak Rabu (23/7) malam.
Antrean yang awalnya berhenti di sekitar Desa Bengkak, terus bertambah hingga Desa Sidodadi yang berjarak 23 kilometer dari Pelabuhan Ketapang. “Sudah sejak malam, truk tidak bergerak sama sekali,” kata Shidiq.
Tak berhenti di situ, semakin pagi antrean semakin parah. Kendaraan yang tak sabar berusaha melawan arus.
Kondisi ini justru memicu kemacetan semakin parah. Shidiq mengatakan, ada tiga lajur kendaraan truk yang memenuhi jalan sehingga mrmbuat warga tak bisa melintas.