Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Jalur Nasional Jember–Banyuwangi Dikepung Truk Berat Jelang Gumitir Ditutup 24 Juli 2025

jalur-nasional-jember–banyuwangi-dikepung-truk-berat-jelang-gumitir-ditutup-24-juli-2025
Jalur Nasional Jember–Banyuwangi Dikepung Truk Berat Jelang Gumitir Ditutup 24 Juli 2025

radarbanyuwangi.jawapos.com – Volume kendaraan di Jalur Gumitir, penghubung utama antara Kabupaten Jember dan Banyuwangi, meningkat tajam dalam sepekan terakhir.

Seperti dilansir dari Jawa Pos Radar Jember, arus lalu lintas padat selama 24 jam, terutama oleh kendaraan berat yang masih nekat melintas meski penutupan total jalur sudah dijadwalkan mulai 24 Juli mendatang.

Jalur nasional yang biasa dilintasi kendaraan pribadi, sepeda motor, hingga bus jurusan Jember-Bali ini kini didominasi oleh truk-truk besar.

Mulai dari truk tronton bermuatan semen, dump truk pembawa pasir dan batu, hingga truk pengangkut tebu tampak silih berganti melintas, baik dari arah Jember maupun Banyuwangi.

“Sejak seminggu ini kendaraan cukup padat dan tidak seperti biasanya. Paling banyak truk tebu dan truk bermuatan semen dari arah Jember.

Dump truk juga ramai bawa material ke Banyuwangi,” ujar Tosari, warga Kecamatan Silo, Senin (21/7).

Tosari yang rumahnya tak jauh dari jalur utama Gumitir menyebut kemacetan kerap terjadi, terutama di tikungan dan tanjakan yang dikenal rawan.

“Kalau malam malah lebih ramai. Mobil pribadi dan motor juga banyak. Kadang sampai berhenti lama,” ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jalur Gumitir akan ditutup total selama dua bulan, mulai 24 Juli hingga 24 September 2025.

 Penutupan dilakukan menyusul proyek perbaikan jalan di KM 36.800, tepatnya di Dusun Gumitir, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember.

Semua jenis kendaraan, baik roda empat, truk bermuatan berat, maupun bus, akan dialihkan ke jalur Bondowoso atau Situbondo.

Hanya sepeda motor yang masih diperbolehkan lewat jalur alternatif selama penutupan, itupun dengan pembatasan waktu mulai pukul 06.00 hingga 16.00 WIB.

Jalur alternatif sendiri berupa jalan makadam sejauh delapan kilometer yang dikenal licin saat hujan dan kurang layak untuk dilalui.

Sementara itu, petugas dari Dinas Perhubungan dan Satlantas Polres Jember terus berjaga dan melakukan sosialisasi kepada pengendara.


Page 2


Page 3

radarbanyuwangi.jawapos.com – Volume kendaraan di Jalur Gumitir, penghubung utama antara Kabupaten Jember dan Banyuwangi, meningkat tajam dalam sepekan terakhir.

Seperti dilansir dari Jawa Pos Radar Jember, arus lalu lintas padat selama 24 jam, terutama oleh kendaraan berat yang masih nekat melintas meski penutupan total jalur sudah dijadwalkan mulai 24 Juli mendatang.

Jalur nasional yang biasa dilintasi kendaraan pribadi, sepeda motor, hingga bus jurusan Jember-Bali ini kini didominasi oleh truk-truk besar.

Mulai dari truk tronton bermuatan semen, dump truk pembawa pasir dan batu, hingga truk pengangkut tebu tampak silih berganti melintas, baik dari arah Jember maupun Banyuwangi.

“Sejak seminggu ini kendaraan cukup padat dan tidak seperti biasanya. Paling banyak truk tebu dan truk bermuatan semen dari arah Jember.

Dump truk juga ramai bawa material ke Banyuwangi,” ujar Tosari, warga Kecamatan Silo, Senin (21/7).

Tosari yang rumahnya tak jauh dari jalur utama Gumitir menyebut kemacetan kerap terjadi, terutama di tikungan dan tanjakan yang dikenal rawan.

“Kalau malam malah lebih ramai. Mobil pribadi dan motor juga banyak. Kadang sampai berhenti lama,” ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jalur Gumitir akan ditutup total selama dua bulan, mulai 24 Juli hingga 24 September 2025.

 Penutupan dilakukan menyusul proyek perbaikan jalan di KM 36.800, tepatnya di Dusun Gumitir, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember.

Semua jenis kendaraan, baik roda empat, truk bermuatan berat, maupun bus, akan dialihkan ke jalur Bondowoso atau Situbondo.

Hanya sepeda motor yang masih diperbolehkan lewat jalur alternatif selama penutupan, itupun dengan pembatasan waktu mulai pukul 06.00 hingga 16.00 WIB.

Jalur alternatif sendiri berupa jalan makadam sejauh delapan kilometer yang dikenal licin saat hujan dan kurang layak untuk dilalui.

Sementara itu, petugas dari Dinas Perhubungan dan Satlantas Polres Jember terus berjaga dan melakukan sosialisasi kepada pengendara.