RadarBanyuwangi.id – Bertajuk Go East Java 2.0 adalah kegiatan pengabdian masyarakat (Pengmas) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya di Banyuwangi.
Tidak hanya 45 mahasiswa Unair Surabaya tetapi juga ada 50 mahasiswa Universitas Teknologi Malaysia (UTM) dan 17 mahasiswa dari Thailand.
Ini adalah program lanjutan dari World University Association for Community Development (WUACD) pada tahun 2023 dan Unair Surabaya sebagai tuan rumah.
Rombongan Goe East Java 2.0 ini tiba di Banyuwangi pada Jumat (14/2) dan disambut langsung oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Banyuwangi M Yanuarto Bramuda di Pendopo Sabha Swagata.
Setelah berkeliling menikmati suasa dan bangunan sekitar pendopo, rombongan mendengarkan penjelasan dari Bramuda.
Bahwa Banyuwangi adalah kabupaten terbesar di Jawa Timur, luasannya sama dengan 5 kabupaten di daerah Ponorogo, Ngawi, Madiun dan sekitarnya.
Sehingga sumber daya alam yang dimiliki sangat beragam.
“Wisata alam, budaya dan kesenian hingga kuliner. Banyuwangi sangat kaya akan hal tersebut,” ujar Bramudya.
Akan tetapi Banyuwangi juga memiliki beberapa permasalahan yang juga besar.
Diantaranya adalah kesehatan, ujar Bramudya.
Dan hal ini bergayung sambut dengan program Unair Surabaya, yakni mengurangi angka resiko kematian ibu hamil dan bayi.
Diharapkan pemkab Banyuwangi bisa bersinergi dengan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran dan Ilmu Alam (FIKKIA) Unair Banyuwangi.
“Nantinya program pengabdian masyarakat akan difokuskan kepada hal kesehatan dan sosial,” terang Dekan FIKKIA Unair Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U. (K).
Rombongan Go East Java 2.0 hingga 4 Maret mendatang akan tinggal di desa Licin.
Page 2
Page 3
RadarBanyuwangi.id – Bertajuk Go East Java 2.0 adalah kegiatan pengabdian masyarakat (Pengmas) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya di Banyuwangi.
Tidak hanya 45 mahasiswa Unair Surabaya tetapi juga ada 50 mahasiswa Universitas Teknologi Malaysia (UTM) dan 17 mahasiswa dari Thailand.
Ini adalah program lanjutan dari World University Association for Community Development (WUACD) pada tahun 2023 dan Unair Surabaya sebagai tuan rumah.
Rombongan Goe East Java 2.0 ini tiba di Banyuwangi pada Jumat (14/2) dan disambut langsung oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Banyuwangi M Yanuarto Bramuda di Pendopo Sabha Swagata.
Setelah berkeliling menikmati suasa dan bangunan sekitar pendopo, rombongan mendengarkan penjelasan dari Bramuda.
Bahwa Banyuwangi adalah kabupaten terbesar di Jawa Timur, luasannya sama dengan 5 kabupaten di daerah Ponorogo, Ngawi, Madiun dan sekitarnya.
Sehingga sumber daya alam yang dimiliki sangat beragam.
“Wisata alam, budaya dan kesenian hingga kuliner. Banyuwangi sangat kaya akan hal tersebut,” ujar Bramudya.
Akan tetapi Banyuwangi juga memiliki beberapa permasalahan yang juga besar.
Diantaranya adalah kesehatan, ujar Bramudya.
Dan hal ini bergayung sambut dengan program Unair Surabaya, yakni mengurangi angka resiko kematian ibu hamil dan bayi.
Diharapkan pemkab Banyuwangi bisa bersinergi dengan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran dan Ilmu Alam (FIKKIA) Unair Banyuwangi.
“Nantinya program pengabdian masyarakat akan difokuskan kepada hal kesehatan dan sosial,” terang Dekan FIKKIA Unair Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U. (K).
Rombongan Go East Java 2.0 hingga 4 Maret mendatang akan tinggal di desa Licin.