Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ketapang Banyuwangi Lumpuh Total, Deretan Tragedi Kemacetan 3 Tahun Terakhir yang Bikin Sopir Menjerit

ketapang-banyuwangi-lumpuh-total,-deretan-tragedi-kemacetan-3-tahun-terakhir-yang-bikin-sopir-menjerit
Ketapang Banyuwangi Lumpuh Total, Deretan Tragedi Kemacetan 3 Tahun Terakhir yang Bikin Sopir Menjerit

radarbanyuwangi.jawapos.com – Pelabuhan ASDP Ketapang di Banyuwangi menjadi salah satu jalur penyeberangan tersibuk di Indonesia.

Menghubungkan Jawa dan Bali, pelabuhan ini menjadi nadi vital logistik dan mobilitas wisatawan antarpulau.

Namun, dalam tiga tahun terakhir, pelabuhan ini justru menjadi sorotan akibat kemacetan parah yang nyaris terjadi setiap tahun.

Baca Juga: Farel Prayoga Bongkar Masa Kecil Kelam: Disiksa, Diusir, dan Ngamen Demi Bayar Bank Plecit

Juli 2023: Libur Sekolah dan Idul Adha, Kemacetan Pertama Terjadi

Kemacetan ekstrem pertama tercatat pada 3 Juli 2023, bertepatan dengan libur sekolah dan Idul Adha.

Ribuan kendaraan menumpuk akibat perbaikan dermaga ponton. Arus kendaraan dari arah Banyuwangi lumpuh hingga berjam-jam.

Desember 2023: Libur Nataru Kembali Membuat Ketapang Lumpuh

Pada 23 Desember 2023, antrean kendaraan kembali mengular. Lonjakan penumpang jelang Natal dan Tahun Baru membuat Pelabuhan Ketapang kembali macet. Kendaraan pribadi, travel, dan logistik menyesaki jalur Ketapang–Gilimanuk.

Juni 2024: Cuaca Buruk Menghantam di Tengah Arus Balik

Pada 23 Juni 2024, saat arus balik Idul Adha berlangsung, cuaca buruk menyebabkan kapal-kapal tidak dapat beroperasi. Kendaraan logistik terjebak belasan jam, sementara jalanan berubah menjadi parkiran panjang.

Juni 2025: Penutupan Sementara Akibat Gelombang Tinggi

25 Juni 2025, kondisi serupa kembali terjadi. Selama dua jam, pelabuhan ditutup karena gelombang tinggi.

Lonjakan kendaraan akibat libur sekolah memperparah situasi. Antrean kendaraan dari arah utara meluber keluar kawasan pelabuhan.

Juli 2025: Titik Puncak Kemacetan, Imbas Inspeksi Keselamatan

Puncak dari segala kemacetan terjadi pada 16–17 Juli 2025. Dari 54 kapal yang diperiksa oleh Kementerian Perhubungan, 15 dinyatakan tidak layak berlayar.

Akibatnya, hanya sebagian kecil kapal yang beroperasi, menyebabkan antrean hingga 30 kilometer ke arah utara, bahkan mencapai hutan Baluran.

Puluhan sopir logistik mengaku rugi jutaan rupiah. Sebagian terjebak selama belasan hingga 30 jam. Bahkan warga lokal pun tak bisa pulang ke rumah karena kendaraan tidak bergerak.

Baca Juga: Truk Mengular 5 Kilometer, Kini 6 Kapal Eks-LCT di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Kembali Beroperasi, Tapi Ada Syaratnya


Page 2

  • Cuaca Buruk: Gelombang tinggi kerap membuat pelabuhan tutup sementara.
  • Lonjakan Volume Kendaraan: Terjadi setiap musim libur besar (Nataru, Idul Adha, sekolah).
  • Gangguan Teknis dan Inspeksi Kapal: Pemeriksaan kelayakan pasca tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya memperketat operasional kapal eks LCT.
  • Protes Sopir: Blokade oleh sopir truk yang menuntut penambahan armada kapal memperparah antrean.
  • Kendaraan Ngeblong: Banyak pengemudi yang melanggar jalur, memakan jalan lawan arah, dan menyebabkan macet total.

Baca Juga: Kapal Disetop, Truk Mengular, Krisis Transportasi Lintas Ketapang-Gilimanuk

Upaya Penanganan dan Tantangan Lapangan

Pihak kepolisian, ASDP, KSOP, dan Dinas Perhubungan Banyuwangi telah melakukan berbagai langkah:

  • Penambahan kapal eks LCT yang dinyatakan laik laut.
  • Rekayasa lalu lintas dan pembukaan jalur alternatif.
  • Imbauan penundaan perjalanan bagi pengendara non-esensial.
  • Pembagian makanan dan minuman bagi sopir di tengah kemacetan.

Namun, tantangan di lapangan tetap tinggi. Mentalitas pengemudi yang tidak sabar, serta minimnya armada kapal dalam kondisi laik, membuat permasalahan ini belum sepenuhnya bisa teratasi.

Baca Juga: Siapa Mark Prin? Pemeran Singh di Film Ziam yang Dulu Ternyata Juara Judo Nasional!

Tragedi berulang ini menunjukkan bahwa manajemen lalu lintas dan operasional pelabuhan perlu pembenahan serius.

Koordinasi antarinstansi harus ditingkatkan, sistem digitalisasi antrean kendaraan perlu diperluas, serta sosialisasi kepada pengguna jalan harus lebih masif.

Keselamatan pelayaran memang tak bisa ditawar, namun pelayanan juga harus ditingkatkan agar dampak inspeksi tidak menimbulkan kemacetan nasional tahunan.

Kemacetan ekstrem di Pelabuhan Ketapang sejak 2023 hingga 2025 adalah potret rapuhnya sistem transportasi laut dan darat di titik vital penyeberangan Jawa–Bali. Diperlukan solusi jangka panjang, bukan hanya reaksi darurat tiap kali antrean terjadi. (*)

Ikuti terus berita ter-update Radar Banyuwangi di Google News.


Page 3

radarbanyuwangi.jawapos.com – Pelabuhan ASDP Ketapang di Banyuwangi menjadi salah satu jalur penyeberangan tersibuk di Indonesia.

Menghubungkan Jawa dan Bali, pelabuhan ini menjadi nadi vital logistik dan mobilitas wisatawan antarpulau.

Namun, dalam tiga tahun terakhir, pelabuhan ini justru menjadi sorotan akibat kemacetan parah yang nyaris terjadi setiap tahun.

Baca Juga: Farel Prayoga Bongkar Masa Kecil Kelam: Disiksa, Diusir, dan Ngamen Demi Bayar Bank Plecit

Juli 2023: Libur Sekolah dan Idul Adha, Kemacetan Pertama Terjadi

Kemacetan ekstrem pertama tercatat pada 3 Juli 2023, bertepatan dengan libur sekolah dan Idul Adha.

Ribuan kendaraan menumpuk akibat perbaikan dermaga ponton. Arus kendaraan dari arah Banyuwangi lumpuh hingga berjam-jam.

Desember 2023: Libur Nataru Kembali Membuat Ketapang Lumpuh

Pada 23 Desember 2023, antrean kendaraan kembali mengular. Lonjakan penumpang jelang Natal dan Tahun Baru membuat Pelabuhan Ketapang kembali macet. Kendaraan pribadi, travel, dan logistik menyesaki jalur Ketapang–Gilimanuk.

Juni 2024: Cuaca Buruk Menghantam di Tengah Arus Balik

Pada 23 Juni 2024, saat arus balik Idul Adha berlangsung, cuaca buruk menyebabkan kapal-kapal tidak dapat beroperasi. Kendaraan logistik terjebak belasan jam, sementara jalanan berubah menjadi parkiran panjang.

Juni 2025: Penutupan Sementara Akibat Gelombang Tinggi

25 Juni 2025, kondisi serupa kembali terjadi. Selama dua jam, pelabuhan ditutup karena gelombang tinggi.

Lonjakan kendaraan akibat libur sekolah memperparah situasi. Antrean kendaraan dari arah utara meluber keluar kawasan pelabuhan.

Juli 2025: Titik Puncak Kemacetan, Imbas Inspeksi Keselamatan

Puncak dari segala kemacetan terjadi pada 16–17 Juli 2025. Dari 54 kapal yang diperiksa oleh Kementerian Perhubungan, 15 dinyatakan tidak layak berlayar.

Akibatnya, hanya sebagian kecil kapal yang beroperasi, menyebabkan antrean hingga 30 kilometer ke arah utara, bahkan mencapai hutan Baluran.

Puluhan sopir logistik mengaku rugi jutaan rupiah. Sebagian terjebak selama belasan hingga 30 jam. Bahkan warga lokal pun tak bisa pulang ke rumah karena kendaraan tidak bergerak.

Baca Juga: Truk Mengular 5 Kilometer, Kini 6 Kapal Eks-LCT di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Kembali Beroperasi, Tapi Ada Syaratnya