Angin kencang menerjang puluhan rumah di Desa Parijatah Wetan dan Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, Banyuwangi. Peristiwa itu membuat 55 rumah mengalami mengalami kerusakan, termasuk rumah Ulfa Lailatul Sholihah.
Rumah Ulfa ada di Desa Wonosobo. Akibat angin kencang yang juga melanda rumahnya pada Senin (12/2/2024), Ulfa bersama ibu dan anaknya terpaksa tidur sekamar, sedangkan suaminya tidur beralas tikar di dapur karena bagian depan atap rumahnya hilang.
Saat ditemui detikJatim, Ulfa berkisah tentang kengerian dirinya dan keluarganya alami ketika angin kencang itu menerjang. Sore itu Ulfa terkunci di dalam rumah hingga berteriak-teriak namun tak ada yang mendengar.
“Saya mau salat terkunci di dalam rumah, tiba-tiba pintu terkunci dari luar saya teriak-teriak minta tolong untuk dibukakan pintu,” kisah Ulfa ditemui di rumahnya pada Selasa (13/2/2024).
Ulfa bersyukur pada saat kejadian itu keluarganya tidak sedang berada di bagian depan rumah yang atapnya hilang diterjang angin kencang. Dia sebutkan saat itu anak dan ibunya sedang berada di dapur.
“Alhamdulillah anak saya sama ibu di belakang, saya sendirian di kamar depan,” tambahnya.
Saat angin puting beliung menerjang, Ulfa mengaku melihat langsung genting rumahnya berterbangan. Dia yang berada bagian depan rumah mengaku sempat merasakan kencangnya angin memporak-porandakan tidak hanya rumahnya, tapi juga rumah tetangganya.
Ketika angin bertiup, dia merasakan bagaimana dinding-dinding rumahnya itu terlihat bergerak. Ia tidak sempat terfikir dan menyaksikan semua yang terjadi di dalam rumahnya. Ia hanya merasakan angin menerjang dalam waktu singkat, tidak bisa ia perkirakan berapa lama ia berada dalam kengerian itu.
“Peristiwanya itu cepat, genting-genting itu terlempar keluar semua wes. Nggak bisa berkata-kata saya. Langsung mau buka pintu tapi terkunci,” kata Ulfa.
Muhammad Wafi, suami Ulfa saat itu sedang mencari ikan di pantai Muncar. Saat mendengar terjadinya peristiwa angin kencang itu Wafi mengaku sempat tidak percaya, tapi dia segera pulang.
“Ndak percaya saya, kok bisa. Pas pulang ya kaget, kok begini rumahnya hilang atapnya semua,” kata Wafi.
Wafi bersyukur tidak ada hal buruk yang menimpa keluarganya, ia hanya berharap bisa segera memperbaiki rumahnya. Kasur di kamarnya pun sudah hancur akibat hujan lebat dan tidak sempat diselamatkan.
“Semoga bisa memperbaiki, terus terang saya hanya nelayan. Tidak tahu ini kalau mau benerin habis berapa,” kata Wafi.
Peristiwa angin kencang itu memunculkan trauma tersendiri bagi Ulfa. Dia dan suaminya berharap hal serupa tidak kembali terjadi.
Simak Video “Hajatan Rakyat Banyuwangi, Merahkan Ruang Terbuka Maron Genteng“
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/fat)