Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Mencekam! 17 Balita Meninggal, 2.035 Kasus Campak di Sumenep Ditetapkan KLB

mencekam!-17-balita-meninggal,-2.035-kasus-campak-di-sumenep-ditetapkan-klb
Mencekam! 17 Balita Meninggal, 2.035 Kasus Campak di Sumenep Ditetapkan KLB

radarbanyuwangi.jawapos.com – Kasus campak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, makin mengkhawatirkan.

Pemerintah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah mencatat 2.035 kasus suspek yang tersebar di 26 kecamatan, dengan 17 anak meninggal dunia.

Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI, Aji Mulawarman, menyebut mayoritas korban meninggal tidak memiliki riwayat imunisasi.

Baca Juga: Gawat! 2.035 Kasus Campak di Sumenep, 17 Meninggal, Pemprov Jatim Tetapkan KLB

“Umumnya pasien meninggal dunia tidak pernah diimunisasi campak maupun imunisasi dasar lainnya,” ujarnya, Senin (25/8).

Campak sendiri adalah penyakit menular akibat virus morbillivirus. Penyakit ini rentan menyerang anak-anak, namun orang dewasa yang belum divaksin juga berisiko tertular.

Gejalanya antara lain demam tinggi, batuk kering, mata merah, pilek, ruam di seluruh tubuh, hingga bintik Koplik di mulut.

Data WHO tahun 2023 menunjukkan masih ada 14,5 juta anak di dunia yang tidak mendapat imunisasi, dengan Indonesia berada di posisi keenam terbanyak: 1,3 juta anak belum menerima imunisasi dasar pada periode 2019–2023.

Baca Juga: Darurat! 17 Anak Meninggal akibat Campak di Sumenep, Gubernur Khofifah Turun Tangan

Survei Kesehatan Indonesia 2023 mengungkap alasan anak tidak diimunisasi, di antaranya tidak diizinkan keluarga (47 persen), takut efek samping (45 persen), tidak tahu jadwal (23 persen), dan menganggap imunisasi tidak penting (22 persen).

Kemenkes menekankan pentingnya vaksinasi dasar dan booster untuk mencegah penyebaran campak.

Dengan tingkat penularan sangat tinggi, satu penderita bisa menularkan ke belasan orang lainnya jika tidak segera ditangani. (*)