Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Menjelang Nyepi, Umat Hindu Banyuwangi Lestarikan Tradisi Pawai Ogoh-Ogoh

menjelang-nyepi,-umat-hindu-banyuwangi-lestarikan-tradisi-pawai-ogoh-ogoh
Menjelang Nyepi, Umat Hindu Banyuwangi Lestarikan Tradisi Pawai Ogoh-Ogoh
Pawai Ogoh-Ogoh Untuk Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 Pada Sabtu, (22/03) / Foto : Ganda Banyuwangihits.id

BANYUWANGIHITS.ID – Sebanyak 3.000 umat Hindu di Banyuwangi menggelar pawai Ogoh-Ogoh untuk menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947. Acara yang berlangsung di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Karetan, Kecamatan Purwoharjo, pada Sabtu, (22/03) ini menarik perhatian masyarakat dari berbagai kalangan. Pawai budaya tersebut menampilkan beragam Ogoh-Ogoh dengan bentuk raksasa hingga figur mitologis, yang diarak dengan iringan gamelan khas Bali.

Antusiasme masyarakat begitu tinggi, terlihat dari banyaknya warga yang memadati sepanjang rute pawai. Tak hanya umat Hindu, warga dari berbagai suku dan agama turut hadir untuk menyaksikan kemeriahan acara. Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banyuwangi, Sardiyanto, menjelaskan bahwa pawai ini merupakan bagian dari upacara Tawur Kesanga yang bertujuan menetralkan energi negatif sebelum memasuki Hari Raya Nyepi.

“Ogoh-Ogoh ini melambangkan Bhuta Kala atau kekuatan negatif yang harus dilebur agar kita memasuki Nyepi dalam keadaan suci,” ujarnya.

Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa pawai Ogoh-Ogoh bukan sekadar tradisi, tetapi juga simbol keberagaman dan semangat persatuan di Banyuwangi.

“Perayaan ini menunjukkan bahwa budaya dan agama dapat berjalan berdampingan dengan penuh toleransi. Bahkan, meskipun bersamaan dengan bulan puasa, acara ini tetap berlangsung dengan saling menghormati,” katanya.

Ia menegaskan bahwa Pemkab Banyuwangi akan terus mendukung kegiatan budaya dan keagamaan guna memperkuat nilai-nilai kebinekaan.

Selain menjadi hiburan bagi masyarakat, pawai Ogoh-Ogoh memiliki makna spiritual yang mendalam bagi umat Hindu. Setelah diarak, Ogoh-Ogoh akan dibakar sebagai simbol pembersihan diri dan lingkungan dari pengaruh buruk. Ritual ini merupakan bagian dari persiapan menuju Hari Raya Nyepi, di mana umat Hindu akan melaksanakan Catur Brata Penyepian, yakni Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang).

Dengan semangat kebersamaan dan nilai budaya yang kental, pawai Ogoh-Ogoh di Banyuwangi tahun ini tidak hanya menjadi perayaan keagamaan, tetapi juga bukti nyata bahwa harmoni dalam keberagaman tetap terjaga.