Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Netizen Geram! Sri Mulyani Sebut Guru Sebagai Beban Negara, Publik Singgung Keadilan Anggaran

netizen-geram!-sri-mulyani-sebut-guru-sebagai-beban-negara,-publik-singgung-keadilan-anggaran
Netizen Geram! Sri Mulyani Sebut Guru Sebagai Beban Negara, Publik Singgung Keadilan Anggaran

radarbanyuwangi.jawapos.com – Gelombang protes muncul dari berbagai kalangan usai pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut profesi guru sebagai “beban negara” dalam forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri ITB pada 7 Agustus 2025.

Padahal kenyataan di lapangan, banyak tenaga pendidik swasta tetap bertahan mengajar meski gaji tak seberapa.

Baca Juga: Pasokan Berkurang, Harga Ikan di Pasar Genteng Banyuwangi Meroket

Bahkan ada yang berbulan-bulan tak menerima upah, tetapi memilih bertahan karena panggilan hati.

Ucapan yang dianggap bernuansa guyon itu membuat luka semakin dalam.

Guru yang selama ini disebut pahlawan tanpa tanda jasa merasa tidak dihargai oleh negara yang seharusnya melindungi mereka.

Baca Juga: Seru! Wali Murid Adu Kreativitas di Lomba Bekal Sehat SMPN 1 Wongsorejo

Komentar pedas langsung bermunculan di media sosial. Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Surabaya menyebut bahwa pernyataan itu tidak manusiawi dan minim empati.

Guru di berbagai daerah justru harus bekerja sampingan sebagai pedagang, ojek online, atau buruh lepas untuk menutup kebutuhan hidup. Ironisnya, pengorbanan itu sering luput dari perhatian pemerintah.

Baca Juga: Ini Isi Lengkap Buku Jokowi’s White Paper, Tebal 700 Halaman

Alih-alih memperjuangkan kesejahteraan tenaga pengajar, pernyataan seorang pejabat tinggi malah memperkeruh suasana.

Netizen ramai-ramai mengingatkan bahwa tanpa guru, tidak ada pejabat, tidak ada menteri, bahkan tidak ada generasi penerus yang berpendidikan.

 Baca Juga: Cek Fakta Video Viral, Heboh Sri Mulyani Sebut Guru Beban Negara

Sorotan publik juga menyinggung soal ketidakadilan anggaran. Anggaran mobil dinas mewah, biaya rapat dengan snack mahal, hingga hotel berbintang masih berjalan normal. Tetapi kesejahteraan guru malah dipertanyakan.


Page 2


Page 3

radarbanyuwangi.jawapos.com – Gelombang protes muncul dari berbagai kalangan usai pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut profesi guru sebagai “beban negara” dalam forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri ITB pada 7 Agustus 2025.

Padahal kenyataan di lapangan, banyak tenaga pendidik swasta tetap bertahan mengajar meski gaji tak seberapa.

Baca Juga: Pasokan Berkurang, Harga Ikan di Pasar Genteng Banyuwangi Meroket

Bahkan ada yang berbulan-bulan tak menerima upah, tetapi memilih bertahan karena panggilan hati.

Ucapan yang dianggap bernuansa guyon itu membuat luka semakin dalam.

Guru yang selama ini disebut pahlawan tanpa tanda jasa merasa tidak dihargai oleh negara yang seharusnya melindungi mereka.

Baca Juga: Seru! Wali Murid Adu Kreativitas di Lomba Bekal Sehat SMPN 1 Wongsorejo

Komentar pedas langsung bermunculan di media sosial. Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Surabaya menyebut bahwa pernyataan itu tidak manusiawi dan minim empati.

Guru di berbagai daerah justru harus bekerja sampingan sebagai pedagang, ojek online, atau buruh lepas untuk menutup kebutuhan hidup. Ironisnya, pengorbanan itu sering luput dari perhatian pemerintah.

Baca Juga: Ini Isi Lengkap Buku Jokowi’s White Paper, Tebal 700 Halaman

Alih-alih memperjuangkan kesejahteraan tenaga pengajar, pernyataan seorang pejabat tinggi malah memperkeruh suasana.

Netizen ramai-ramai mengingatkan bahwa tanpa guru, tidak ada pejabat, tidak ada menteri, bahkan tidak ada generasi penerus yang berpendidikan.

 Baca Juga: Cek Fakta Video Viral, Heboh Sri Mulyani Sebut Guru Beban Negara

Sorotan publik juga menyinggung soal ketidakadilan anggaran. Anggaran mobil dinas mewah, biaya rapat dengan snack mahal, hingga hotel berbintang masih berjalan normal. Tetapi kesejahteraan guru malah dipertanyakan.