Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pahit! Tim Sepak Bola Putri Banyuwangi Gagal ke Semifinal Gegara Keputusan Kontroversial Panitia Porprov Jatim

pahit!-tim-sepak-bola-putri-banyuwangi-gagal-ke-semifinal-gegara-keputusan-kontroversial-panitia-porprov-jatim
Pahit! Tim Sepak Bola Putri Banyuwangi Gagal ke Semifinal Gegara Keputusan Kontroversial Panitia Porprov Jatim

RADARBANYUWANGI.ID – Tim sepak bola putri Banyuwangi harus menelan pil pahit. Meski sempat memuncaki klasemen Grup A, tim harus menerima keputusan kontroversial dari panitia Porprov Jatim IX 2025 yang membatalkan kelolosannya ke semifinal.

Meski batal lolos, pelatih dan pemain tetap mendapatkan apresiasi. Manajer tim sepak bola putri Banyuwangi, Desi Prakasiwi, langsung mengumpulkan para pemain.

Mereka diminta tidak putus asa. Sebagai gantinya, Desi yang juga pengurus ASKAB PSSI Banyuwangi itu memberikan bonus berupa sepatu kepada pemain dan pelatih. 

”Meski tidak lolos, semua pemain dan pelatih dapat bonus sepatu,’’ kata anggota DPRD Banyuwangi dari PDIP itu.

Sekretaris Askab PSSI Banyuwangi Rudi Latif menyampaikan bahwa pada malam setelah laga terakhir, tim putri Banyuwangi sempat dinyatakan lolos ke semifinal sebagai juara grup. Kabar itu disambut dengan syukur oleh tim dan jajaran ofisial.

Tim pun langsung melakukan berbagai persiapan lanjutan seperti perpanjangan hotel, konsumsi, transportasi, dan latihan ringan.

Namun, keesokan harinya muncul protes dari tim Jember yang disampaikan kepada Asprov PSSI Jatim. Menanggapi hal itu, Asprov menggelar rapat koordinasi daring yang dipimpin langsung oleh sekretaris Asprov.

Dalam rapat tersebut, terjadi perdebatan cukup panas, dan technical delegate (TD) justru menjadi pihak yang ditekan dan disalahkan atas keputusan sebelumnya.

”Puncaknya, pagi tadi (kemarin, Red) jadwal semifinal dirilis, dan nama Banyuwangi tidak tercantum. Ini sangat merugikan kami. Keputusan sebelumnya dianulir hanya berdasarkan asumsi dan tafsir atas regulasi, bukan melalui mekanisme yang adil,” ujar Rudi dengan nada kecewa.

Pria yang juga menjabat Humas Persewangi itu menegaskan bahwa keputusan ini tidak hanya merugikan secara materiil, tetapi juga imateriil.

”Kami dipermalukan. Publik sudah mengetahui kami lolos, berita sudah tersebar. Tapi semua berubah dalam semalam. Ini preseden buruk dalam penyelenggaraan turnamen sebesar porprov,” ucapnya.

Rudi menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat pencinta sepak bola di Banyuwangi karena tim putri belum bisa mempersembahkan medali.

Dia menegaskan bahwa kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi untuk pelaksanaan porprov berikutnya dan ajang-ajang lainnya.

Dalam kesempatan yang sama, Rudi juga menjelaskan kondisi cabang olahraga futsal dan sepak bola lainnya. Tim futsal putra gagal diberangkatkan karena persoalan keabsahan pemain.


Page 2


Page 3

RADARBANYUWANGI.ID – Tim sepak bola putri Banyuwangi harus menelan pil pahit. Meski sempat memuncaki klasemen Grup A, tim harus menerima keputusan kontroversial dari panitia Porprov Jatim IX 2025 yang membatalkan kelolosannya ke semifinal.

Meski batal lolos, pelatih dan pemain tetap mendapatkan apresiasi. Manajer tim sepak bola putri Banyuwangi, Desi Prakasiwi, langsung mengumpulkan para pemain.

Mereka diminta tidak putus asa. Sebagai gantinya, Desi yang juga pengurus ASKAB PSSI Banyuwangi itu memberikan bonus berupa sepatu kepada pemain dan pelatih. 

”Meski tidak lolos, semua pemain dan pelatih dapat bonus sepatu,’’ kata anggota DPRD Banyuwangi dari PDIP itu.

Sekretaris Askab PSSI Banyuwangi Rudi Latif menyampaikan bahwa pada malam setelah laga terakhir, tim putri Banyuwangi sempat dinyatakan lolos ke semifinal sebagai juara grup. Kabar itu disambut dengan syukur oleh tim dan jajaran ofisial.

Tim pun langsung melakukan berbagai persiapan lanjutan seperti perpanjangan hotel, konsumsi, transportasi, dan latihan ringan.

Namun, keesokan harinya muncul protes dari tim Jember yang disampaikan kepada Asprov PSSI Jatim. Menanggapi hal itu, Asprov menggelar rapat koordinasi daring yang dipimpin langsung oleh sekretaris Asprov.

Dalam rapat tersebut, terjadi perdebatan cukup panas, dan technical delegate (TD) justru menjadi pihak yang ditekan dan disalahkan atas keputusan sebelumnya.

”Puncaknya, pagi tadi (kemarin, Red) jadwal semifinal dirilis, dan nama Banyuwangi tidak tercantum. Ini sangat merugikan kami. Keputusan sebelumnya dianulir hanya berdasarkan asumsi dan tafsir atas regulasi, bukan melalui mekanisme yang adil,” ujar Rudi dengan nada kecewa.

Pria yang juga menjabat Humas Persewangi itu menegaskan bahwa keputusan ini tidak hanya merugikan secara materiil, tetapi juga imateriil.

”Kami dipermalukan. Publik sudah mengetahui kami lolos, berita sudah tersebar. Tapi semua berubah dalam semalam. Ini preseden buruk dalam penyelenggaraan turnamen sebesar porprov,” ucapnya.

Rudi menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat pencinta sepak bola di Banyuwangi karena tim putri belum bisa mempersembahkan medali.

Dia menegaskan bahwa kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi untuk pelaksanaan porprov berikutnya dan ajang-ajang lainnya.

Dalam kesempatan yang sama, Rudi juga menjelaskan kondisi cabang olahraga futsal dan sepak bola lainnya. Tim futsal putra gagal diberangkatkan karena persoalan keabsahan pemain.