radarbanyuwangi.jawapos.com – Masalah manifes kapal kerap muncul dalam kasus kecelakaan kapal, termasuk dalam insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali awal Juli lalu. Pasca kejadian tersebut, operator pelabuhan terus berbenah.
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) bersama seluruh operator kapal feri swasta kini secara serius memperkuat integritas data manifes.
Upaya ini dilakukan untuk memastikan dokumen penumpang dan kendaraan benar-benar akurat.
Saat peristiwa KMP Tunu Pratama tenggelam, mayoritas korban hidup maupun yang meninggal tidak masuk dalam data manifest kapal.
Karena itu, ASDP ingin memperbaiki proses pencatatan manifes sebagai elemen vital dalam keselamatan pelayaran.
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin mengatakan, melalui kolaborasi edukasi, disiplin verifikasi, dan pengawasan ketat, ASDP bertekad menjadikan manifes sebagai cerminan nyata dari perlindungan jiwa.
Shelvy menegaskan, integritas data manifes tidak bisa berdiri sendiri karena merupakan bagian dari ekosistem keselamatan yang melibatkan semua pihak.
ASDP telah membangun sistem digital Ferizy yang memungkinkan pengisian data seluruh penumpang, termasuk bayi, secara lengkap saat pembelian tiket.
”Keberhasilan ini sangat bergantung pada kedisiplinan pengemudi dan perusahaan angkutan umum,” ujarnya.
Sesuai dengan Permenhub No. 26 Tahun 2015, pengemudi bertanggung jawab penuh untuk memastikan seluruh nama penumpang diinput dengan benar.
Melalui platform Ferizy, proses pra-manifes sudah terbentuk sejak tiket dibeli secara daring.
Data ini kemudian diverifikasi ulang oleh setiap operator kapal dan diserahkan kepada regulator untuk divalidasi sebelum Surat Persetujuan Berlayar (SPB) diterbitkan.
Shelvy menambahkan, manifes harus menjadi representasi nyata dari upaya perlindungan jiwa.
Verifikasi data seluruh penumpang, termasuk bayi, adalah langkah konkret untuk memastikan tidak ada nyawa yang luput dari perlindungan.
Page 2
Page 3
radarbanyuwangi.jawapos.com – Masalah manifes kapal kerap muncul dalam kasus kecelakaan kapal, termasuk dalam insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali awal Juli lalu. Pasca kejadian tersebut, operator pelabuhan terus berbenah.
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) bersama seluruh operator kapal feri swasta kini secara serius memperkuat integritas data manifes.
Upaya ini dilakukan untuk memastikan dokumen penumpang dan kendaraan benar-benar akurat.
Saat peristiwa KMP Tunu Pratama tenggelam, mayoritas korban hidup maupun yang meninggal tidak masuk dalam data manifest kapal.
Karena itu, ASDP ingin memperbaiki proses pencatatan manifes sebagai elemen vital dalam keselamatan pelayaran.
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin mengatakan, melalui kolaborasi edukasi, disiplin verifikasi, dan pengawasan ketat, ASDP bertekad menjadikan manifes sebagai cerminan nyata dari perlindungan jiwa.
Shelvy menegaskan, integritas data manifes tidak bisa berdiri sendiri karena merupakan bagian dari ekosistem keselamatan yang melibatkan semua pihak.
ASDP telah membangun sistem digital Ferizy yang memungkinkan pengisian data seluruh penumpang, termasuk bayi, secara lengkap saat pembelian tiket.
”Keberhasilan ini sangat bergantung pada kedisiplinan pengemudi dan perusahaan angkutan umum,” ujarnya.
Sesuai dengan Permenhub No. 26 Tahun 2015, pengemudi bertanggung jawab penuh untuk memastikan seluruh nama penumpang diinput dengan benar.
Melalui platform Ferizy, proses pra-manifes sudah terbentuk sejak tiket dibeli secara daring.
Data ini kemudian diverifikasi ulang oleh setiap operator kapal dan diserahkan kepada regulator untuk divalidasi sebelum Surat Persetujuan Berlayar (SPB) diterbitkan.
Shelvy menambahkan, manifes harus menjadi representasi nyata dari upaya perlindungan jiwa.
Verifikasi data seluruh penumpang, termasuk bayi, adalah langkah konkret untuk memastikan tidak ada nyawa yang luput dari perlindungan.