Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pelabuhan Muncar Dipenuhi Nelayan Pendatang, Nelayan Lokal Banyuwangi Resah

pelabuhan-muncar-dipenuhi-nelayan-pendatang,-nelayan-lokal-banyuwangi-resah
Pelabuhan Muncar Dipenuhi Nelayan Pendatang, Nelayan Lokal Banyuwangi Resah

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Kawasan Pelabuhan Muncar semakin padat akhir-akhir ini. Jumlah kapal maupun perahu yang sardar semakin banyak. Kuat dugaan, banyak nelayan dari luar Muncar yang beroperasi di pelabuhan tersebut.

Tak pelak, banyaknya perahu dan kapal pendatang itu membuat nelayan setempat resah. Khususnya berkaitan dengan kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk nelayan.

Kosim, 58, salah satu tokoh nelayan Muncar mengatakan, banyak nelayan pendatang yang beroperasi di kawasan Pelabuhan Muncar.

“Mereka dari Jember, Malang, Bali, Pancer, dan Grajagan,” ujar pria asal Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar tersebut.

Kosim menyebut, yang dikhawatirkan para nelayan Muncar adalah terbatasnya jatah BBM Subsidi.

Apabila semakin banyak nelayan, ketersediaan BBM di SPBU pelabuhan dikhawatirkan tidak mencukupi kebutuhan nelayan setempat.

“Kalau ketersediaan BBM habis, nanti nelayan sini (Muncar) cari BBM di mana?” tanyanya.

Terlebih, imbuh Kosim, kebanyakan nelayan luar Muncar datang membawa pembeli ikan sendiri sehingga tidak berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat.

“Biasanya mereka sudah menyiapkan atau memiliki penimbang ikan sendiri, jadi pedagang yang biasa beroperasi di sini (Pelabuhan Muncar) kesulitan,” tuturnya.

Kosim mengaku, di Pelabuhan Muncar memang banyak nelayan yang belum memiliki izin secara resmi.

Namun, ketika nelayan Muncar berlabuh di pelabuhan lain, sering dipermasalahkan.

“Kalau kami yang berlabuh di pelabuhan lain sering dapat masalah, tapi ketika banyak nelayan pendatang yang berlabuh di Pelabuhan Muncar masak dibiarkan,” ungkapnya.

Nelayan lain, Aris, 39, berharap, penataan kapal yang migrasi di Muncar harus rapi.

“Harapan kami semua kapal andon (kapal dari luar Muncar) bisa ditempatkan satu tempat biar tertata rapi supaya bisa membedakan mana yang andon mana yang kapal nelayan asli Muncar,” ujar pria asal Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar tersebut.


Page 2


Page 3

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Kawasan Pelabuhan Muncar semakin padat akhir-akhir ini. Jumlah kapal maupun perahu yang sardar semakin banyak. Kuat dugaan, banyak nelayan dari luar Muncar yang beroperasi di pelabuhan tersebut.

Tak pelak, banyaknya perahu dan kapal pendatang itu membuat nelayan setempat resah. Khususnya berkaitan dengan kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk nelayan.

Kosim, 58, salah satu tokoh nelayan Muncar mengatakan, banyak nelayan pendatang yang beroperasi di kawasan Pelabuhan Muncar.

“Mereka dari Jember, Malang, Bali, Pancer, dan Grajagan,” ujar pria asal Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar tersebut.

Kosim menyebut, yang dikhawatirkan para nelayan Muncar adalah terbatasnya jatah BBM Subsidi.

Apabila semakin banyak nelayan, ketersediaan BBM di SPBU pelabuhan dikhawatirkan tidak mencukupi kebutuhan nelayan setempat.

“Kalau ketersediaan BBM habis, nanti nelayan sini (Muncar) cari BBM di mana?” tanyanya.

Terlebih, imbuh Kosim, kebanyakan nelayan luar Muncar datang membawa pembeli ikan sendiri sehingga tidak berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat.

“Biasanya mereka sudah menyiapkan atau memiliki penimbang ikan sendiri, jadi pedagang yang biasa beroperasi di sini (Pelabuhan Muncar) kesulitan,” tuturnya.

Kosim mengaku, di Pelabuhan Muncar memang banyak nelayan yang belum memiliki izin secara resmi.

Namun, ketika nelayan Muncar berlabuh di pelabuhan lain, sering dipermasalahkan.

“Kalau kami yang berlabuh di pelabuhan lain sering dapat masalah, tapi ketika banyak nelayan pendatang yang berlabuh di Pelabuhan Muncar masak dibiarkan,” ungkapnya.

Nelayan lain, Aris, 39, berharap, penataan kapal yang migrasi di Muncar harus rapi.

“Harapan kami semua kapal andon (kapal dari luar Muncar) bisa ditempatkan satu tempat biar tertata rapi supaya bisa membedakan mana yang andon mana yang kapal nelayan asli Muncar,” ujar pria asal Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar tersebut.