RADAR BANYUWANGI – Suasana duka masih menyelimuti rumah keluarga Ponisin di Dusun Terongan, Desa Kebonrejo, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi.
Keluarga dan teman-temannya merasa terpukul dengan meninggalnya Ponisin akibat kena peluru nyasar.
Ponisin yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang servis elektronik itu meninggal pada Minggu (2/3).
Sebelum mengembuskan napas terakhir, korban sempat menjalani perawatan medis selama dua hari di RSU Bhakti Husada, Krikilan, Glenmore.
”Ponisin sempat dirawat di rumah sakit,” ujar Dandi Agus, 38, teman korban yang juga saksi mata saat kejadian.
Menurut Dandi, peristiwa nahas yang menimpa Ponisin terjadi pada Jumat (28/2) pukul 17.00. Saat itu, Ponisin sedang latihan sepak bola bersama rekan-rekannya. ”Korban dituakan di timnya, selalu menyemangati latihan, dan waktu itu kita sedang latihan rutin,” kata Dandi yang tinggal di Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru.
Awalnya permainan sepak bola berjalan normal. Korban sempat tertawa-tawa bersama pemain lain.
”Bermainnya normal, kita tidak mikir apa-apa. Memang sempat mau ditunda latihannya karena hujan. Karena ada puluhan orang yang datang, akhirnya kita game,” ucapnya.
Di tengah permainan, Dandi yang berada di dekat Ponisin, tiba-tiba mendengar suara tembakan, diduga dari senapan angin. Secara bersamaan, Ponisin jatuh tersungkur.
”Semula teman-teman berpikir kalau Ponisin bergurau. Dia jatuh tengkurap memegangi mata kanannya,” tandasnya.
Dandi baru bereaksi setelah melihat darah keluar dari hidung Ponisin. Dia berteriak dan bilang jika Ponisin tertembak.
”Saya langsung mendekat, dan benar pelurunya kena matanya,” ungkapnya.
Melihat darah yang terus keluar, Ponisin langsung dilarikan ke Puskesmas Kalibaru dan selanjutnya dirujuk ke RSU Bhakti Husada, Krikilan.
”Sementara dua orang bawa Ponisin ke rumah sakit, yang lainnya mencari pelaku. Kami yakin pelakunya dekat situ karena suaranya jelas,” katanya.
Page 2
Upaya warga yang mencoba mencari pelaku tidak membuahkan hasil. Setelahnya sebagian warga menyusul ke rumah sakit, selebihnya memilih pulang.
”Malamnya kami ke rumah sakit, kondisinya sudah kejang-kejang terus,” ujar Dandi seraya mengatakan pada malam yang sama dia mendapat informasi pelaku penembakan ditemukan sekitar pukul 22.00.
Dandi mengungkapkan, Ponisin yang juga petani kopi itu akhirnya meninggal di rumah sakit. Korban meninggalkan satu istri dengan dua anak laki-laki.
”Satu anaknya sudah kuliah, satunya lagi masih SD. Kami berduka, kakak kami sudah tiada,” ungkapnya.
Kapolsek Kalibaru AKP Achmad Junaedi saat dikonfirmasi mengatakan, orang yang diduga menembak korban sudah tertangkap. Pelaku berinisial MH, 44, tersebut kini dibawa ke Polresta Banyuwangi.
”Pelakunya sudah diamankan beserta BB (barang buktinya),” katanya singkat.
Salah satu sumber di polsek menyebut, saat kejadian MH sedang menembak tupai yang ada di pagar depan rumahnya. Rumah pelaku hanya berjarak sekitar 100 meter dari lokasi kejadian.
Sayang, tembakan itu meleset dan justru mengenai Ponisin. ”Kasusnya dilimpahkan ke Polresta Banyuwangi,” pungkas Achmad. (sas/abi/c1)
Page 3
RADAR BANYUWANGI – Suasana duka masih menyelimuti rumah keluarga Ponisin di Dusun Terongan, Desa Kebonrejo, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi.
Keluarga dan teman-temannya merasa terpukul dengan meninggalnya Ponisin akibat kena peluru nyasar.
Ponisin yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang servis elektronik itu meninggal pada Minggu (2/3).
Sebelum mengembuskan napas terakhir, korban sempat menjalani perawatan medis selama dua hari di RSU Bhakti Husada, Krikilan, Glenmore.
”Ponisin sempat dirawat di rumah sakit,” ujar Dandi Agus, 38, teman korban yang juga saksi mata saat kejadian.
Menurut Dandi, peristiwa nahas yang menimpa Ponisin terjadi pada Jumat (28/2) pukul 17.00. Saat itu, Ponisin sedang latihan sepak bola bersama rekan-rekannya. ”Korban dituakan di timnya, selalu menyemangati latihan, dan waktu itu kita sedang latihan rutin,” kata Dandi yang tinggal di Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru.
Awalnya permainan sepak bola berjalan normal. Korban sempat tertawa-tawa bersama pemain lain.
”Bermainnya normal, kita tidak mikir apa-apa. Memang sempat mau ditunda latihannya karena hujan. Karena ada puluhan orang yang datang, akhirnya kita game,” ucapnya.
Di tengah permainan, Dandi yang berada di dekat Ponisin, tiba-tiba mendengar suara tembakan, diduga dari senapan angin. Secara bersamaan, Ponisin jatuh tersungkur.
”Semula teman-teman berpikir kalau Ponisin bergurau. Dia jatuh tengkurap memegangi mata kanannya,” tandasnya.
Dandi baru bereaksi setelah melihat darah keluar dari hidung Ponisin. Dia berteriak dan bilang jika Ponisin tertembak.
”Saya langsung mendekat, dan benar pelurunya kena matanya,” ungkapnya.
Melihat darah yang terus keluar, Ponisin langsung dilarikan ke Puskesmas Kalibaru dan selanjutnya dirujuk ke RSU Bhakti Husada, Krikilan.
”Sementara dua orang bawa Ponisin ke rumah sakit, yang lainnya mencari pelaku. Kami yakin pelakunya dekat situ karena suaranya jelas,” katanya.