RadarBanyuwangi.id – Ketupat menjadi makanan wajib saat Lebaran di Indonesia.
Tidak heran penjualan ketupat di Pasar Induk Genteng 1, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi ini pada H+2 Lebaran Jumat (12/4), mulai dibanjiri pembeli.
Dalam sehari, penjual ketupat di Pasar Induk Genteng 1 memperoleh pendapatan ratusan ribu rupiah. Dan itu pendapatan yang cukup fantastis.
“Sebelum Lebaran sehari bisa bawa pendapatan bersih Rp 300 ribu,” ujar penjual ketupat, Siti Komariyah, 47.
Komariah yang tinggal di Dusun Krajan, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, ini mengaku sudah delapan tahun menjadi penjual ketupat. Itu dilakukan pada Ramadan hingga Lebaran.
“Kalau ketupat ini hanya Lebaran saja, kalau setiap harinya pedagang sayur,” katanya.
Baca Juga: Batu Unik Bertulis Aksara Asing Tersimpan di Pura Jambewangi Sempu, Belum Ada yang Tahu Artinya
Sebelum Lebaran, Komariah i membawa sedikitnya 100 ikat ketupat. Setiap ikat ada 10 biji ketupat. Dari ikat ketupat itu memperoleh laba Rp 1.000.
“Satu ikat dijual Rp 8 ribu, paling sepi bawa uang Rp 100 ribu. Pada H-1 Lebaran mulai menambah barang dagangan jadi 300 hingga 500 ikat,” katanya.
Untuk H+2 Lebaran kemarin (12/4), Komariah dalam sehari mampu menjual hingga 700 ikat. Barang dagangannya itu akan terus ditambah hingga H+5 Lebaran.
“Ramai-ramainya bisa bawa 1.000 sampai 1.500 ikat ketupat,” ungkapnya.
Tidak hanya menjual ketupat dalam bentuk jadi, Komariah juga menjual daun kelapa muda atau janur.
Baca Juga: Warga Banyuwangi Banyak Beralih ke Online, Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Merosot Tajam
Setiap ikat janur ada 10 lembar daun dan dijual dengan harga Rp 5.000. Pembelian janur lebih sedikit dibanding ketupat, karena sudah banyak yang lupa membuatnya.
Page 2
Page 3
RadarBanyuwangi.id – Ketupat menjadi makanan wajib saat Lebaran di Indonesia.
Tidak heran penjualan ketupat di Pasar Induk Genteng 1, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi ini pada H+2 Lebaran Jumat (12/4), mulai dibanjiri pembeli.
Dalam sehari, penjual ketupat di Pasar Induk Genteng 1 memperoleh pendapatan ratusan ribu rupiah. Dan itu pendapatan yang cukup fantastis.
“Sebelum Lebaran sehari bisa bawa pendapatan bersih Rp 300 ribu,” ujar penjual ketupat, Siti Komariyah, 47.
Komariah yang tinggal di Dusun Krajan, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, ini mengaku sudah delapan tahun menjadi penjual ketupat. Itu dilakukan pada Ramadan hingga Lebaran.
“Kalau ketupat ini hanya Lebaran saja, kalau setiap harinya pedagang sayur,” katanya.
Baca Juga: Batu Unik Bertulis Aksara Asing Tersimpan di Pura Jambewangi Sempu, Belum Ada yang Tahu Artinya
Sebelum Lebaran, Komariah i membawa sedikitnya 100 ikat ketupat. Setiap ikat ada 10 biji ketupat. Dari ikat ketupat itu memperoleh laba Rp 1.000.
“Satu ikat dijual Rp 8 ribu, paling sepi bawa uang Rp 100 ribu. Pada H-1 Lebaran mulai menambah barang dagangan jadi 300 hingga 500 ikat,” katanya.
Untuk H+2 Lebaran kemarin (12/4), Komariah dalam sehari mampu menjual hingga 700 ikat. Barang dagangannya itu akan terus ditambah hingga H+5 Lebaran.
“Ramai-ramainya bisa bawa 1.000 sampai 1.500 ikat ketupat,” ungkapnya.
Tidak hanya menjual ketupat dalam bentuk jadi, Komariah juga menjual daun kelapa muda atau janur.
Baca Juga: Warga Banyuwangi Banyak Beralih ke Online, Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Merosot Tajam
Setiap ikat janur ada 10 lembar daun dan dijual dengan harga Rp 5.000. Pembelian janur lebih sedikit dibanding ketupat, karena sudah banyak yang lupa membuatnya.