Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Perbaiki 102 Unit Perpustakaan Sekolah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

perbaikiBANYUWANGI – Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan tampaknya menjadi prioritas pembangunan di Banyuwangi. Hingga akhir 2013 ini, pemerintah melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) telah menggelontorkan anggaran senilai puluhan miliar rupiah untuk perbaikan dan penambahan ruang belajar mengajar mulai tingkat pendidikan anak usia dini hingga SMA/SMK. Kepala Dispendik Banyuwangi, Sulihtiyono, mengatakan pada 2013 telah dilakukan perbaikan fasilitas yang mencakup hampir  300 sekolah di seantero Banyuwangi.

Rehabilitasi ruang belajar-mengajar itu dilakukan untuk memenuhi standar mutu pendidikan. Menurut Sulihtiyono, peningkatan layanan pendidikan di Banyuwangi diharapkan memenuhi unsur 4 M, yakni mudah, murah, mutu, dan merata. “Mudah, di mana-mana sudah kita dirikan sekolah. Murah karena pendidikan disubsidi. Mutu kita siapkan layanan (yang prima), dan Merata, yakni jangan sampai ada yang tidak tersentuh pendidikan,” ujarnya dikonfirmasi wartawan usai mengikuti rapat paripurna di kantor DPRD Banyuwangi Selasa (10/12) lalu.

Dikonfirmasi terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Prasarana (Sarpras) Dispendik Banyuwangi, Lukman mengatakan, sepanjang tahun 2013 telah dilaksanakan pembangunan lanjutan gedung perpustakaan sebanyak 102 ruang yang tersebar di 24 kecamatan. Total anggaran yang digunakan mencapai Rp 5,04 miliar. Tidak hanya itu, pada tahun anggaran yang sama, Dispendik juga menggelontorkan anggaran pembangunan dan perbaikan fasilitas pendidikan mulai jenjang PAUD hingga SMA/ SMK.

Rinciannya, pembangunan 18 ruang kelas baru untuk 18 PAUD senilai Rp 1,5 miliar, dan rehabilitasi 709 ruang kelas untuk 250 SD se-Banyuwangi dengan anggaran Rp 31 miliar. Untuk jenjang pendidikan SMP, rehabilitasi dilakukan di 43 sekolah sebanyak 75 ruang kelas. “Ini yang dilakukan dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan total nilai sekitar Rp 9 miliar,” kata dia. Di tingkat SMA, rehabilitasi dilakukan pada sembilan sekolah dengan jumlah  sebanyak 39 ruang kelas. Anggarannya senilai Rp 1,4 miliar.

Rehabilitasi juga dilakukan pada 13 SMK untuk 39 ruang kelas nilai rehabilitasi Rp 3,7 miliar. Belum cukup sampai di situ, fasilitas pendidikan berupa pembangunan ruang perpustakaan juga dilakukan di tiga SMK senilai Rp 619 juta. “Rehabilitasi ini akan dilakukan berkelanjutan,” cetusnya. Di sisi lain, di tahun 2014 mendatang, Dispendik akan mendorong pelaksanaan kurikulum 2013 yang bermuara pada pendidikan karakter. “Harapan ke depan, bagaimana generasi muda menjadi insan yang cerdas, berkarakter, dan bermartabat,’ pungkas Sulihtiyono. (radar)