RadarBanyuwangi.id – Ratusan warga Dusun Sumbernanas, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, yang tergabung dalam Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (Hippam), mengeluh.
Sebab, air yang dikonsumsi setiap hari oleh mereka bercampur lumpur.
Usut punya usut, keruhnya air Hippam tersebut diduga akibat alih fungsi lahan Perkebunan Kalibendo. Banyak pohon besar penyangga air yang ditebang, lahannya diganti dengan tanaman berakar lemah.
Baca Juga: Sukses Atasi Konflik Tanah Perkebunan dan Warga, Polresta Banyuwangi Dapat Pin Emas dari Kementerian ATR/BPN
Jika musim hujan seperti sekarang, sumber air di Kalibendo menjadi keruh. Air yang keruh tersebut dialirkan ke rumah-rumah penduduk menggunakan pipa. Ada sekitar 160 kepala keluarga (KK) yang terdampak keruhnya sumber air.
Warga berharap ada solusi konkret terkait alih fungsi lahan di Kalibendo tersebut.
”Setiap musim hujan, sumber mata air Hippam keruh. Warnanya berubah menjadi cokelat bercampur lumpur. Tidak layak untuk dikonsumsi,” ujar Ketua Hippam Desa Kampunganyar Ismail.
Ismail mengatakan, keruhnya air Hippam sudah berlangsung sejak musim penghujan. Setiap hujan turun, air yang mengalir dari pipa selalu bercampur lumpur.
Baca Juga: Pohon Mahoni Raksasa di Kalibendo Banyuwangi Masih Utuh dan Berfungsi sebagai Pemecah Angin
”Airnya campur lumpur gara-gara alih fungsi lahan di Perkebunan Kalibendo. Bahkan, di sekitar mata air, lahannya gundul,” katanya.
Bukan hanya warga yang mengeluhkan kualitas air. Sejumlah petani pengguna air untuk irigasi juga mengeluh karena debit airnya kecil.
”Sumber air yang kecil akibat Perkebunan Kalibendo membabat habis seluruh tanaman keras. Lahan menjadi gundul. Saat hujan, lumpur mengalir ke sumber air Hippam,” jelas Ismail.
Manajer Perkebunan Kalibendo Gregori menyebut, kondisi air keruh kerap terjadi saat musim hujan.
Dia menyangkal hal itu diakibatkan alih fungsi lahan, melainkan karena adanya pipa atau paralon air yang bocor.
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.
Page 2
Page 3
RadarBanyuwangi.id – Ratusan warga Dusun Sumbernanas, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, yang tergabung dalam Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (Hippam), mengeluh.
Sebab, air yang dikonsumsi setiap hari oleh mereka bercampur lumpur.
Usut punya usut, keruhnya air Hippam tersebut diduga akibat alih fungsi lahan Perkebunan Kalibendo. Banyak pohon besar penyangga air yang ditebang, lahannya diganti dengan tanaman berakar lemah.
Baca Juga: Sukses Atasi Konflik Tanah Perkebunan dan Warga, Polresta Banyuwangi Dapat Pin Emas dari Kementerian ATR/BPN
Jika musim hujan seperti sekarang, sumber air di Kalibendo menjadi keruh. Air yang keruh tersebut dialirkan ke rumah-rumah penduduk menggunakan pipa. Ada sekitar 160 kepala keluarga (KK) yang terdampak keruhnya sumber air.
Warga berharap ada solusi konkret terkait alih fungsi lahan di Kalibendo tersebut.
”Setiap musim hujan, sumber mata air Hippam keruh. Warnanya berubah menjadi cokelat bercampur lumpur. Tidak layak untuk dikonsumsi,” ujar Ketua Hippam Desa Kampunganyar Ismail.
Ismail mengatakan, keruhnya air Hippam sudah berlangsung sejak musim penghujan. Setiap hujan turun, air yang mengalir dari pipa selalu bercampur lumpur.
Baca Juga: Pohon Mahoni Raksasa di Kalibendo Banyuwangi Masih Utuh dan Berfungsi sebagai Pemecah Angin
”Airnya campur lumpur gara-gara alih fungsi lahan di Perkebunan Kalibendo. Bahkan, di sekitar mata air, lahannya gundul,” katanya.
Bukan hanya warga yang mengeluhkan kualitas air. Sejumlah petani pengguna air untuk irigasi juga mengeluh karena debit airnya kecil.
”Sumber air yang kecil akibat Perkebunan Kalibendo membabat habis seluruh tanaman keras. Lahan menjadi gundul. Saat hujan, lumpur mengalir ke sumber air Hippam,” jelas Ismail.
Manajer Perkebunan Kalibendo Gregori menyebut, kondisi air keruh kerap terjadi saat musim hujan.
Dia menyangkal hal itu diakibatkan alih fungsi lahan, melainkan karena adanya pipa atau paralon air yang bocor.
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.