Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Perlu Efisiensi Belanja Pegawai

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Kenaikan Harga Bahan Kebutuhan Pokok

BANYUWANGI – Kenaikan harga bahan ba kar minyak (BBM) tidak dapat dimungkiri me micu lonjakan harga sejumlah ba han kebutuhan pokok masyarakat di Ba nyuwangi. Akibatnya sudah bisa ditebak, hal itu menyebabkan daya beli masyarakat me nurun. Sejumlah kalangan pun mulai ketar-ke tir tren peningkatan harga bahan ke bu tuhan pokok rumah tangga, itu terus ber lanjut.

Apalagi, bulan Ramadan akan tiba kurang dari sepuluh hari mendatang. Se bab berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya, harga sejumlah bahan ke butuhan pokok mengalami peningkatan cu kup signifi kan menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Peningkatan harga sejumlah bahan ke butuhan pokok di Bumi Blambangan, tersebut di pantau langsung oleh salah satu anggota DPRD Provinsi Jatim, Irwan Setiawan.

Pagi ke marin (30/6), pria yang satu ini datang ke Pasar Banyuwangi untuk mengetahui perkembangan harga bahan kebutuhan pokok ma syarakat pasca kenaikan harga BBM. Dalam kunjungan kali ini diketahui, harga da ging ayam broiler naik dari Rp 25 ribu per Kilogram (Kg) menjadi Rp 30 ribu per Kg. Harga telur pun demikian, yakni naik dari Rp 15 ribu per Kg menjadi Rp 19.500 per Kg.

Kenaikan harga juga terjadi pada gula pa sir dan minyak goreng (migor) curah. Har ga gula pasir naik dari sebelumnya  Rp 10.500 per Kg menjadi Rp 12 ribu per Kg, se dangkan harga migor curah melonjak dari Rp 8.500 per Kg menjadi Rp 10 ribu per Kg. seolah tidak ingin ketinggalan, harga ca bai rawit pun naik dari Rp 25 ribu per Kg menjadi Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu per Kg.

“Di lapangan terjadi peningkatan harga yang cukup signifi kan,” ujar Irwan kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi. Irwan mengatakan, kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, itu mengakibatkan pe nurunan daya beli konsumen. Karena harga bahan yang akan dibeli naik, konsumen ter paksa mengurangi volume pembelian. “Se jumlah pedagang mengaku volume pen jualan yang mereka raih turun sejak harga-harga bahan kebutuhan pokok naik,” cetusnya.

Penurunan daya beli masyarakat tersebut, imbuh Irwan, harus segera diantisipasi oleh pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim). “Kita akan mendorong Pemprov melakukan langkah agar kenaikan harga bahan pokok tidak memberatkan masyarakat,” kata dia. Menurut irwan, program bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) se bagai kompensasi kenaikan harga BBM, tidak akan berdampak signifikan mengu rangi beban masyarakat.

“Kami akan men dorong Pemprov melakukan program berkelanjutan untuk meminimalkan beban masyarakat terkait dampak kenaikan harga-harga kebutuhan pokok tersebut. Misalnya dengan efi siensi belanja pegawai untuk dialihkan ke program-program yang menyasar langsung masyarakat miskin,” pungkasnya. (radar)