RADARBANYUWANGI.ID – Indonesia dengan lebih dari 17.000 pulau dan populasi 270 juta jiwa punya kekayaan kuliner yang luar biasa.
Diperkirakan, negeri ini memiliki lebih dari 5.300 jenis makanan tradisional yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Sayangnya, seiring perkembangan zaman dan perubahan selera masyarakat, banyak kuliner tradisional yang kalah saing dengan jajanan modern.
Akibatnya, beberapa di antaranya kini makin sulit ditemukan, bahkan nyaris punah.
Berikut lima contoh makanan tradisional Indonesia yang keberadaannya kian langka:
1. Ampiang Dadiah
Tahukah kamu Indonesia punya yogurt alami khas Minangkabau? Namanya Ampiang Dadiah, hidangan yang memadukan ampiang (beras ketan tumbuk) dengan dadiah, yaitu susu kerbau fermentasi.
Proses membuat dadiah pun unik. Susu kerbau dituangkan ke ruas bambu, lalu ditutup daun pisang dan dibiarkan dua hari hingga teksturnya mirip agar-agar. Dulunya cukup populer di Sumatera Barat, sekarang makin sulit dicari.
2. Lompong Sagu
Kuliner lawas satu ini berasal dari Aceh, terutama dikenal di kawasan Singkil. Lompong sagu terbuat dari tepung sagu yang dicampur pisang, parutan kelapa, gula, dan sedikit garam, kemudian dibungkus daun pisang dan dipanggang dengan bara sabut kelapa.
Aroma bakarnya yang khas bikin rindu, tapi kini tak banyak orang mau repot membuatnya. Kini camilan ini perlahan hilang ditelan zaman.
3. Bubur Ase
Warga Betawi pasti kenal dengan Bubur Ase, hidangan bubur khas Jakarta yang masuk daftar Warisan Budaya Takbenda.
Nama Ase sendiri singkatan dari Asinan dan Semur, dua komponen utama yang jadi topping di atas bubur gurihnya.
Bubur ini dulu ramai dijajakan di kawasan Batavia (Jakarta Pusat sekarang). Sayang, generasi muda makin jarang melihat penjual Bubur Ase, membuat kuliner ini nyaris punah.
Baca Juga: 7 Jejak Rasa Nusantara, Warisan Kuliner Jawa Barat yang Lezat
4. Kethek Kebumen
Dari namanya, banyak yang penasaran: Kethek? Makanan ini khas Kebumen, terbuat dari ampas kelapa sisa pembuatan minyak kelapa.
Page 2
Page 3
RADARBANYUWANGI.ID – Indonesia dengan lebih dari 17.000 pulau dan populasi 270 juta jiwa punya kekayaan kuliner yang luar biasa.
Diperkirakan, negeri ini memiliki lebih dari 5.300 jenis makanan tradisional yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Sayangnya, seiring perkembangan zaman dan perubahan selera masyarakat, banyak kuliner tradisional yang kalah saing dengan jajanan modern.
Akibatnya, beberapa di antaranya kini makin sulit ditemukan, bahkan nyaris punah.
Berikut lima contoh makanan tradisional Indonesia yang keberadaannya kian langka:
1. Ampiang Dadiah
Tahukah kamu Indonesia punya yogurt alami khas Minangkabau? Namanya Ampiang Dadiah, hidangan yang memadukan ampiang (beras ketan tumbuk) dengan dadiah, yaitu susu kerbau fermentasi.
Proses membuat dadiah pun unik. Susu kerbau dituangkan ke ruas bambu, lalu ditutup daun pisang dan dibiarkan dua hari hingga teksturnya mirip agar-agar. Dulunya cukup populer di Sumatera Barat, sekarang makin sulit dicari.
2. Lompong Sagu
Kuliner lawas satu ini berasal dari Aceh, terutama dikenal di kawasan Singkil. Lompong sagu terbuat dari tepung sagu yang dicampur pisang, parutan kelapa, gula, dan sedikit garam, kemudian dibungkus daun pisang dan dipanggang dengan bara sabut kelapa.
Aroma bakarnya yang khas bikin rindu, tapi kini tak banyak orang mau repot membuatnya. Kini camilan ini perlahan hilang ditelan zaman.
3. Bubur Ase
Warga Betawi pasti kenal dengan Bubur Ase, hidangan bubur khas Jakarta yang masuk daftar Warisan Budaya Takbenda.
Nama Ase sendiri singkatan dari Asinan dan Semur, dua komponen utama yang jadi topping di atas bubur gurihnya.
Bubur ini dulu ramai dijajakan di kawasan Batavia (Jakarta Pusat sekarang). Sayang, generasi muda makin jarang melihat penjual Bubur Ase, membuat kuliner ini nyaris punah.
Baca Juga: 7 Jejak Rasa Nusantara, Warisan Kuliner Jawa Barat yang Lezat
4. Kethek Kebumen
Dari namanya, banyak yang penasaran: Kethek? Makanan ini khas Kebumen, terbuat dari ampas kelapa sisa pembuatan minyak kelapa.