Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Permintaan Tinggi, Harga Ubi Jalar Turut Terkatrol, Petani Temuguruh Banyuwangi pun Munyik

permintaan-tinggi,-harga-ubi-jalar-turut-terkatrol,-petani-temuguruh-banyuwangi-pun-munyik
Permintaan Tinggi, Harga Ubi Jalar Turut Terkatrol, Petani Temuguruh Banyuwangi pun Munyik

Radarbanyuwangi.id – Harga ubi jalar atau polo pendem mengalami kenaikan yang signifikan, dan itu menguntungkan para petani di Dusun Tojo Lor, Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu. Permintaan tinggi akibat kelangkaan stok di beberapa daerah, menjadi faktor utama yang mendorong lonjakan harga ini.

Salah satu petani ubi jalar, Mohammad Trianto, 27, asal Dusun Tojo Lor, Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu mengungkapkan, harga berbagai jenis ubi jalar saat ini bervariasi. Ubi ase dihargai Rp 2.300 per kilogram, ubi orange biasa Rp 3.100 per kilogram, dan yang paling mahal harga ubi orange golden yang mencapai Rp 3.500 per kilogram.

“Harga ini naik dan sangat menguntungkan petani, kenaikan karena stok di daerah lain seperti Kediri dan Magetan sedang kosong,” katanya.

Menurut Trianto, sebelumnya harga ubi jalar pernah anjlok hingga di bawah Rp 1.000 per kilogram. Bahkan mencapai Rp 500 per kilogram.

Baca Juga: Tuntutan Warga Cantuk Banyuwangi Terpenuhi, Ketua BPD Akhirnya Mundur

Tapi, petani masih bisa meraup untung asalkan kondisi tanaman normal dan tidak terkena hama. “Meskipun harga di bawah Rp 1.000 per kilogram, kami masih bisa mengembalikan modal jika tanaman sehat,” ujarnya.

Dengan luas lahan mencapai empat bau atau sekitar tiga hektare lebih, Trianto mampu menghasilkan hingga 16 ton ubi jalar per bau dalam satu kali panen.

Pada periode puncak seperti saat Ramadan, harga ubi jalar bisa melonjak hingga Rp 5.000 per kilogram, itu memberikan keuntungan yang jauh lebih besar bagi para petani. “Ramadan menjadi momen terbaik bagi petani ubi jalar, karena harga bisa naik tinggi,” tambahnya.

Baca Juga: BNI Cabang Genteng Gelar Edukasi Literasi Keuangan Pelajar, Sosialisasi Program Satu Rekening Satu Pelajar

Hanya saja, lanjut dia, tantangan terbesar yang dihadapi petani ubi jalar saat ini perubahan cuaca yang tidak menentu. Kondisi ini menyebabkan tanaman lebih rentan terhadap penyakit, terutama serangan fungi yang dapat merusak kualitas hasil panen. “Musim yang tidak menentu membuat tanaman mudah terkena penyakit,” jelasnya.

Untuk mengatasi serangan penyakit, Trianto dan petani lainnya rutin melakukan penyemprotan fungisida. Penyemprotan dilakukan setidaknya sekali dalam sebulan, agar tanaman tetap sehat dan mencegah kerugian yang lebih besar. “Penyemprotan dengan fungisida sangat penting agar tanaman tidak rusak,” tandasnya.(rei/abi)