Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Program Makan Bergizi Gratis Belum Merata di Semua Sekolah, Picu Kecemburuan Siswa di Banyuwangi

program-makan-bergizi-gratis-belum-merata-di-semua-sekolah,-picu-kecemburuan-siswa-di-banyuwangi
Program Makan Bergizi Gratis Belum Merata di Semua Sekolah, Picu Kecemburuan Siswa di Banyuwangi

RADAR BANYUWANGI – Sejumlah siswa-siswi dari sekolah yang belum mendapatkan jatah program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, mengaku cemburu dengan sekolah lain yang lebih dulu menikmati program dari Presiden Prabowo Subianto tersebut.

Sejak diluncurkan 3 Februari lalu, MBG telah menjangkau 17 sekolah di kawasan Rogojampi, yakni 4 TK, 11 SD, 1 SMP, dan 1 SMA.

Friska Bahtiar Ramadhani, siswi kelas VII SMPN 3 Rogojampi mengaku hingga kini program MBG belum menjangkau sekolahnya.

Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis di Banyuwangi Baru Menjangkau 28 Sekolah

Sudah 23 hari berlalu sejak MBG diluncurkan Menko Pangan Zulkifli Hasan di Rogojampi, namun Friska masih rutin membawa bekal makan siang dari rumah.

Friska menyatakan, program tersebut cukup dinantikan oleh siswa-siswi di SMPN 3 Rogojampi.

Menurutnya, MBG dapat menghemat lebih dari separo uang saku yang diberikan orang tua. Bahkan, Friska kerap bertanya kepada para guru tentang kapan sekolahnya mendapatkan jatah MBG.

”Cemburu dong pasti, di sekolah kami kapan makan gratis ini ada. Saya berharap segera ada, biar bisa menghemat uang saku juga,” ungkap Friska usai menyantap bekal makan siang yang dibawa dari rumahnya saat jam istirahat sekolah, Selasa (25/2).

Baca Juga: Pemkab Ingin Pastikan Standar Gizi Program Makan Gratis Menyeluruh se Banyuwangi

Muhammad Fahris, guru mata pelajaran informatika SMPN 3 Rogojampi membenarkan adanya kecemburuan para muridnya.

Dia mengatakan, banyak murid yang kerap bertanya perihal MBG tersebut. Sebab, di luaran sana sejumlah murid dari sekolah yang menerima makan siang gratis banyak bercerita tentang menu-menu makan siang yang selalu bervariasi setiap harinya.

”Sudah kami sampaikan kecemburuan anak-anak ke atasan dan Dinas Pendidikan perihal MBG ini. Sementara ini saya hanya bisa jawab ke anak-anak untuk sabar menunggu saatnya,” kata Fahris.

Sementara di lingkungan sekolah menengah atas (SMA), belum meratanya MBG tidak menimbulkan gejolak signifikan terhadap para siswa.

Baca Juga: Ultah 3 Windu Komunitas Arisan MBG Banyuwangi, Kompak dan Harmonis dengan Bahasa Kasih Sayang


Page 2


Page 3

Namun, mereka tetap berharap agar MBG segera menjangkau semua sekolah yang ada.

”Kecemburuan murid pasti ada di kalangan mereka. Tapi, saya menyimpulkan tanggapan anak-anak sih lebih ke harapan agar program ini segera diratakan agar semuanya bisa menikmati,” ungkap Waka Humas SMAN 1 Rogojampi Taruna Budaya Imam Syafii.

Tiara Chandra, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wilayah Rogojampi tidak menampik banyaknya kecemburuan para pelajar yang belum tersentuh program MBG.

Dia mendapatkan pengakuan serupa dari cerita para karyawan dapur umum di Rogojampi.

”Ada karyawan yang cerita, beberapa orang tua dan murid bertanya kapan giliran di sekolah mereka ada makan bergizi gratis ini,” ungkap Tiara.

Baca Juga: Jenderal Dudung Monitoring ke Banyuwangi, Pastikan Program Ketahanan Pangan dan MBG Lancar

Adapun kendala utama belum meratanya MBG, menurut Tiara, karena keterbatasan cakupan dapur umum.

Untuk satu dapur umum idealnya bisa memproduksi maksimal 3.500 porsi makan setiap harinya. Sementara saat ini MBG telah menjangkau 2.915 pelajar di wilayah Rogojampi.

Untuk menjangkau semua sekolah di Rogojampi, dibutuhkan tiga sampai empat lagi dapur umum.

”Idealnya satu dapur itu untuk 3.000 hingga 3.500 porsi setiap hari. Lebih dari itu tidak direkomendasikan,” kata Tiara.

Meskipun satu dapur umum diperluas hingga diperbanyak karyawannya, itu bukan menjadi solusi pemerataan MBG saat ini.

Baca Juga: Impor 100 Ekor Sapi Australia untuk Tunjang MBG, Siap Bantu Produksi Dairy Farm Margo Utomo Pada Mei Mendatang

 Sesuai SOP, keberadaan satu dapur setidaknya menjangkau lokasi sekolah paling jauh 6 kilometer. Acuan jarak tentunya berkaitan dengan jaminan mutu makanan yang disajikan setiap harinya.

Tiara mengatakan, ribuan porsi MGB harus segera diantar dan disantap kurang dari 30 menit sejak makanan tersaji.

Jika lebih dari batas waktu 30 menit, dikhawatirkan makanan akan mengalami penurunan kualitas hingga basi.