NGOPIBARENG.ID – Menjelang puncak Hari Raya Nyepi tahun baru Saka 1944, umat Hindu di Banyuwangi menggelar ritual Tawur Kesanga. Ritual ini dilaksanakan dengan mengarak ogoh-ogoh berkeliling kampung, Rabu, 2 Maret 2022 malam. Tujuannya untuk menghilangkan berbagai pengaruh jahat sebelum umat Hindu melaksanakan Nyepi.
“Sekitar pukul 17.00 WIB ada upacara Mecaru. Setelah Mecaru kami mengarak ogoh-ogoh keliling kampung sampai malam hari,” jelas Tokoh Pemuda Hindu di Kecamatan Muncar, Budi Wiryanto.
Begitu matahari terbenam, sejumlah ogoh-ogoh mulai diarak. Biasanya ogoh-ogoh dikumpulkan dalam satu kecamatan kemudian diarak. Namun karena masih dalam masa pandemi, ogoh-ogoh hanya digelar di Pura masing-masing. ”Ritual ini sebagai simbol agar pengaruh jahat tidak mengganggu selama catur brata penyepian,” jelasnya.
Selama arak-arakan, gamelan ditabuh. Umat Hindu juga membawa obor untuk penerangan. Sepanjang arak-arakan, doa-doa suci dilantunkan. Harapannya ketika umat Hindu melaksanakan ritual Nyepi tidak ada pengaruh-pengaruh jahat yang mengganggu. “Dengan ritual Tawur Kesanga ini kami berharap mara bahaya termasuk pandemi segera berakhir,” jelasnya.
Ritual mengarak ogoh-ogoh diakhiri dengan membakarnya di perempatan jalan menjelang tengah malam. Prosesi membakar Ogoh-ogoh ini menjadi simbol hilangnya mara bahaya dan pengaruh buruk di dunia. Selanjutnya, umat Hindu menggelar Nyepi dengan berdiam diri di rumah selama 24 jam.
Selama melaksanakan Nyepi, menurut Budi, umat Hindu menjalani catur brata penyepian atau upacara selama Nyepi yakni puasa tidak makan minum, tidak bekerja, tidak bepergian, dan tidak menikmati hiburan.
“Selama di rumah kami membaca kitab suci, bermeditasi, atau memanjatkan doa-doa dan puasa selama 24 jam mulai pukul 6 pagi sampai besoknya pukul 6 pagi,” bebernya.
Setelah selesai puasa, ada namanya upacara Nembak Geni. Yakni sembahyang di Pura dengan membawa tumpeng. Ini sebagai wujud syukur bahwa umat Hindu sudah selesai melaksanakan nyepi dan menyambut tahun baru Saka. “Jadi Nyepi itu sebenarnya adalah tahun baru bagi umat Hindu,” pungkasnya.
Sumber : https://www.ngopibareng.id/read/puncak-nyepi-umat-hindu-gelar-ritual-tawur-kesanga