Kamis, 25 Januari 2024 14:50 WIB
TRIBUNJATIM.COM/AFLAHUL ABIDIN
Warga Cungking Banyuwangi menggelar ritual pembersihan pusaka leluhur.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – Warga lingkungan Cungking, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi menggelar ritual rutin tahunan Resik Kagungan, Kamis (25/1/2024).
Tradisi turun-temurun ini berlangsung dengan ritual pembersihan pusaka peninggalan Buyut Cungking, Ki Wongso Karyo. Ia adalah tokoh leluhur masyarakat setempat.
Warga setempat percaya, pusaka-pusaka tersebut membawa kesejahteraan. Ritual ini dilakoni setiap bulan Rajab dalam penanggalan Jawa.
Acara diawali dengan menyantap jenang Wonopuro. Hidangan ini menjadi simbol permohonan maaf kepada leluhur jika selama acara Resik Kagungan ada salah.
Baca juga: Didampingi Ipuk, Siti Atikoh Paparkan Program Pendidikan Berkelanjutan Ganjar-Mahfud di Banyuwangi
Pusaka-pusaka peninggalan berupa Tombak Kyai Gagak Rimang, Keris Kagungan, Sangku, Layang, Sirip Ikan Agung, Endog Kebo, Krikil Swargo, Krikil Madinah, Tepung Gelang, dan Grito. Pusaka-pusaka dikeluarkan dari Tajug untuk dijamas.
Juru Pelihara makam Buyut Cungking, Jam’i, menerangkan, selain sebagai rangkaian tradisi, kegiatan itu juga berisi sebagai doa dan harapan warga setempat.
“Tombak Gagak Rimang ini pusaka Buyut Cungking. Konon, ada dua tombak, satu dipegang Presiden Soekarno dan satu lagi di Cungking ini,” ungkap Jam’i.
Setelah tombak, pusaka lainnya dibersihkan dengan air.
Baca juga: Hampir Seribu Surat Suara Rusak saat Proses Sortir dan Lipat, KPU Banyuwangi: Minta Surat Pengganti
Ia mengatakan, resik Kagungan menjadi cerminan kekayaan tradisi dan kepercayaan masyarakat Cungking.
“Ritual ini tidak hanya merawat pusaka peninggalan leluhur, namun juga melestarikan semangat gotong royong dan mempererat ikatan silaturahmi antarwarga,” katanya.