TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Sore itu, langit Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi, berwarna jingga keemasan. Angin sepoi-sepoi, cukup untuk menerbangkan layang-layang setinggi mungkin.
Di sebuah sawah dekat lokasi pembangunan jembatan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), tawa anak-anak pecah bersahut-sahutan, berpadu dengan teriakan semangat para prajurit TNI yang ikut larut dengannya.
Kala itu, Jum’at (8/8/2025), Serda Imam Turmudzi, berbaju loreng, terlihat memegang benang layang-layang yang meliuk-liuk di udara. Di sebelahnya, Budi, bocah berkulit kuning langsat dengan kaus berwarna merah, tersenyum lebar.
Bermain untuk Membangun Keakraban
“Tarik om! Tarik…,” teriak Budi, seolah sedang memandu. Serda Imam pun tertawa, lalu menuruti perintah kecil itu.
Momen seperti ini bukan sekadar bermain. Di tengah kesibukan membangun infrastruktur desa, program TMMD ke-125 Kodim 0825/Banyuwangi juga menyisihkan waktu untuk menjalin kedekatan dengan warga.
Di tengah sorak-sorai itu, Serda Imam bercerita, bermain permainan tradisional yang terbuat dari rangka bambu berlapis plastik tersebut, bukan hanya soal melepas penat, tapi juga cara sederhana untuk membuka hati dan membangun keakraban.
“Kalau sudah begini, mereka (anak-anak) nggak canggung lagi sama kami. Malah sering saya dipanggil diajak main layang-layang,” ujarnya.
Serda Imam Turmudzi sedang bermain layang-layang bersama Bocil Kesilir. (FOTO: Kodim 0825 Banyuwangi for TIMES Indonesia)
“Ayo Om layangan (Ayo om main layang-layang),” ucap Serda Imam menirukan ajakan bocah-bocah kepadanya.
Bahkan, Serda Imam tak segan merogoh kocek pribadi untuk membeli beberapa layang-layang di toko kelontong terdekat, lalu membagikannya kepada anak-anak di sekitar lokasi TMMD.
“Biar mereka semua bisa ikut main. Senang rasanya lihat mereka tertawa bareng, itu sudah cukup jadi obat lelah kami,” cetus pria asal Jombang yang tergabung di kesatuan Yon Armed 8/Udhata Yudha Jember itu.
Di mata bocah seperti Budi, para prajurit berseragam loreng itu bukan lagi sosok serius yang hanya bekerja di lapangan. Mereka adalah “Abang” yang mau diajak bercanda, bermain, bahkan mengajari cara membuat layang-layang yang kuat dan tidak mudah putus.
“Seneng banget main sama om tentara. Layangane mumbul duwur (Layang-layangnya terbang tinggi),” ujar Budi, sambil memandang ke langit.
Suasana akrab itu membuat batas antara prajurit dan warga seolah menghilang. Loreng di tubuh para abdi negara itu tak lagi terlihat kaku, melainkan hangat, menyatu dengan tawa para Bocah Cilik (Bocil) desa.
Jembatan Hati di Tengah Pembangunan Desa
Sementara matahari perlahan terbenam di balik pepohonan, layang-layang demi layang-layang mulai diturunkan. Anak-anak duduk di pematang sawah, masih berceloteh soal siapa yang punya penari angin tersebut terbang paling tinggi hari itu.
Serda Imam tersenyum puas, tahu bahwa kebersamaan sederhana seperti ini akan tersimpan lama di ingatan mereka, bahkan mungkin lebih lama daripada jembatan yang sedang dibangun di desa itu.
Di balik tawa sederhana itulah, tersimpan tujuan yang lebih besar. TMMD ke-125 di Desa Kesilir bukan hanya soal membangun jembatan, tapi juga membangun jembatan hati antara TNI dan warga.
Selama hampir sebulan, para prajurit hadir bukan semata sebagai tenaga pembangunan, tetapi juga sebagai sahabat, pengajar, dan pendengar cerita warga.
Dansatgas TMMD ke-125 Kodim 0825/Banyuwangi, Letkol (Arh) Joko Sukoyo, S.Sos., M.Han., mengatakan bahwa kebersamaan seperti ini adalah wujud nyata kemanunggalan TNI dengan rakyat, yang menjadi roh dari setiap pelaksanaan TMMD.
“Pembangunan fisik itu penting, tapi membangun kedekatan hati jauh lebih bermakna. Lewat momen sederhana seperti bermain layang-layang, kita bisa menumbuhkan rasa saling percaya dan persaudaraan,” ungkap Letkol Joko, sapaan kondang Letkol Joko Sukoyo.
TMMD ke-125 di Desa Kesilir
Sebagai informasi, program TMMD ke-125 Kodim 0825/Banyuwangi berlangsung sejak 23 Juli hingga 21 Agustus 2025 yang berfokus di Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi.
Beragam kegiatan pembangunan infrastruktur menjadi fokus utama program ini, di antaranya pembangunan jembatan, jalan beton, pembuatan sumur bor, penyediaan sarana air bersih, serta rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu).
Tak hanya pembangunan fisik, TMMD juga menghadirkan berbagai program pemberdayaan masyarakat, seperti penyuluhan wawasan kebangsaan, sosialisasi bahaya narkoba dan kenakalan remaja, edukasi pertanian, hingga pelayanan kesehatan. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |