Banyuwangi – Sarasehan dalam rangka ketahanan pruduksivitas pertanian untuk memjin ketersediaan pangan yang bersifat lokal yang dimandegani oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tingkat Propinsi Jawa Timur yang digelar di balai Desa Kebaman kecamatan Srono kabupaten Banyuwangi berjalan dengan kondusif hari ini Selasa, (24/06/2025).
Dalam acara ini sambutan oleh kepala desa Kebaman, Alif Burhanudin, dalam sambutanya, sangat berterimakasih kepada semua yang hadir dalam rangka bersilaturohmi dan hususunya Hadinuddin selaku DPR Praksi Gerindra Jawa Timur.
“Dan kami sangat berterimakasih pada beliau kami merasa ada sebuah kehormatan bisa didatangi beliau, dan semoga pertemuam hari ini ada ikatan silaturohmi lebih erat lagi, mengingat APBDes desa Kebaman dewasa ini belum bisa atau belum cukup untuk membangun secara keseluruhan wilayah desa , maka kami butuh uluran tangan kepada para dewan yang ada di Kabupaten, Propinsi ataupun Pusat. Karena desa Kebaman ini sangat luas, ini yang membuat sangat berat jika tidak ada konsolidasi dengan DPR , mohon maaf pada masyarakat jalan jalan desa belum semua terbangun oleh pemdes desa,” keluh Alif.
“Semua dusun ada yang belum tersentuh, ” imbuh Alif.
Selanjutnya sambutan dari DPR propinsi Hadinuddin. Dalam sambutanya, beliau mengucap salam kehormatan kepada Suparman Edy DPRD Banyuwangi dan kepala desa Kebaman Alif Burhanuddin .
"Salam hormat kagem Mbah Suparman, Mbah Parman niki senior, Kulo niki pantes jadi anaknya, Saya banyak belajar kepada beliau, salam hormat juga kepada bapak Alif selaku pemangku wilayah didesa Kebaman, "awal sambutanya .
Kemudian, Hadunuddin mengutarakan, terkait harga gabah ini sudah baik paling rendah diangka 67 ribu rupiah cuma yang jadi permasalahan tenaga pertanian seperti buruh macul/ tukang cangkul atau pembajak sawah, angkut gabah, tandur/ tanam padi, dan yang lainnya, ini menjadi persoalan serius bagi pemerintah desa hingga pusat. Dan masalah pangan ini menjadi berat terkait permasalahan global internasional yaitu masalah perang dunia.
" Ini sangat berpengaruh sekali bagi perekonomian kita, "katanya.
"Apalagi para petani ini sistemnya (ijon) pupuknya hutang,modalnya hutang, dan apapun hutang dulu sehingga pada waktu panen habis buat ijol bayar hutang tadi.
Kemudian masalah kesuburan tanah , hal ini yang sering kita lupakan ," weluri " atau aturan baku yang tanpa ada tertulis leluhur kita dulu ada "linuri" atau 'uri - uri" kearifan lokal , contoh sebelum memanen padi ada sedekah bumi sehingga ada jeda bagi tanah untuk mereboisasi dirinya sendiri, intinya bagaimana kita membangun harmoni alam. Dan solusinya dalam rangka menguatkan ketahanan pangan adalah, dengan para petani aktif menyambut koperasi MERAH PUTIH yang sebentar lagi diselenggarakan olehpemetintah pusat, "tutup Hadinuddin.
Sambutan yang berikutnya oleh Mbah Suparman Edy, dalam sambutanya Suparman yang selaku DPRD Banyuwangi mengungkapkan, menyangkut metik padi tadi menurut Suparman metik itu ucapan sukur setelah panen. Lalu Suparman mengurai kegagalan dalam masa panen yaitu petani butuh keseimbangan antara lain pH tanah yang harus tetap dijaga dengan sering mempergunakan pupuk kompos atau pupuk kandang secara berkala, sehingga lama kelamaan PH tanah minimal bisa bertahan, dengan pupuk yang tepat.
"Dengan harga yang sesuai, para petani bisa semangat untuk bertani, dan ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah kita, harga sudah baik, dan tentunya senang para petani ini, "cetus Suparman.
(Ilham S)