Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tanaman Cengkeh Alami Kerusakan, Perkebunan di Banyuwangi Lakukan Peremajaan Demi Pulihkan Produksi – Tribunjatim.com

tanaman-cengkeh-alami-kerusakan,-perkebunan-di-banyuwangi-lakukan-peremajaan-demi-pulihkan-produksi-–-tribunjatim.com
Tanaman Cengkeh Alami Kerusakan, Perkebunan di Banyuwangi Lakukan Peremajaan Demi Pulihkan Produksi – Tribunjatim.com

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – PT Perkebunan Lidjen di Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi merencanakan peremajaan 17 ribu tanaman cengkeh selama 2025. 

Tanaman cengkeh yang saat ini ada di wilayah perkebunan disebut telah mengalami kerusakan dan penurunan produksi hingga 70 persen.

Wakil Direktur PT Perkebunan Lidjen Suprayogi Tanoerahardjo menjelaskan, penurunan kualitas dan produksi tanaman cengkeh di Perkebunan Lidjen berlangsung sekitar 10 tahun terakhir.

“Tanaman cengkeh yang ada di Jawa sudah banyak yang rusak. Sudah ditunggu sekitar 10 tahun dengan diobat dan sebagainya, tapi tidak ada perubahan. Makanya kami putuskan untuk tanam ulang,” kata Suprayogi, Sabtu (25/1/2025).

Baca juga: Stok Melimpah, Harga Cengkeh di Lumajang Merosot, Petani Berharap Pemerintah Hadir Beri Proteksi

Luas Perkebunan Lidjen adalah 1.545 ha. Dari jumlah itu, sekitar 500 ha merupakan lahan tanaman cengkeh. Sementara sisanya berdiri tanaman kopi. 

Dari 500 ha tersebut, pihaknya merencanakan peremajaan tanaman cengkeh untuk sekitar 160 ha hingga 200 ha.

Untuk luasan tersebut, perusahaan perkebunan itu membutuhkan sekitar 17 ribu tanaman cengkeh.

Saat ini, sebanyak 20 ribu bibit cengkah telah disipkan untuk peremajaan itu.

Baca juga: Koleksi Busana Clove Karya Desainer Anne Yulian, Terinspirasi Motif Cengkeh Batik Trenggalek

“Peremajaannya bertahap. Ini sudah mulai jalan. Kalau cuaca mendukung, langsung kami tanam. Kalau bisa, tahun ini sudah (teremajakan) semua,” ujarnya.

Suprayogi menjelaskan, penurunan kualitas pohon menyebabkan produktivitas tanaman cengkeh menurun drastis dalam 10 tahun terakhir. Penurunan itu bahkan mencapai 70 persen.

“Normalnya satu pohon bisa menghasilkan 200 kg sekali petik. Sekarang sudah tidak ada pohon yang menghasilkan sebanyak itu. Dapat 70 kg saja sudah bagus,” lanjutnya.

Baca juga: Lonjakan Harga Cengkeh Bikin Petani di Jombang Sumringah, Naik Dari Rp27.000 Jadi Rp34.000 per Kg

Ia menduga, penurunan kualitas pohon cengkeh disebabkan oleh penyakit yang menyerang ranting pohon. Menurutnya, penyakit bakteri pembuluh kayu cengkeh menjadi salah satu penyebabnya.

“Tanam ulang itu sebenarnya tidak enak. Karena kami kehilangan pemasukan selama peremajaan. Tapi kami beranikan agar ada perubahan,” ujarnya.

Setidaknya, menurut Suprayogi, butuh waktu 5 hingga 7 tahun untuk tanaman baru bisa siap panen. Itupun masih akan bergantung dengan faktor cuaca.

Hal tersebut juga membuat Perkebunan Lidjen berupaya untuk mengurangi porsi tanaman cengkeh menjadi tanaman di wilayahnya.

Baca juga: Daftar Lengkap 13 Korban Kecelakaan Pikap Pengangkut Pekerja Kebun Kopi di Bondowoso

“Kami mau proposalkan untuk dikecilkan menjasi 300 ha saja. Sisanya kopi. Karena kopi bisa panen setiap tahunnya,” ujarnya.

Suprayogi menjelaskan, dengan semakin banyaknya waktu panen, pekerjaan bagi warga sekitar juga semakin pasti. Alhasil, mereka akan mendapat penghasilan yang lebih menentu.

“Kami juga berupaya agar masyarakat mendapat dampak positif dari keberadaan kami. Selain pekerjaan, kami juga menyerahkan bantuan CSR kepada masyarakat. Salah satunya kami memberi bantuan bahan bangunan untuk pembangunan plengsengan di Dusun Tanah Los,” katanya

Baca juga: Kisah Sukes Pemuda Ponorogo Raup Omzet Rp 5 Juta Per Hari dari Budidaya Koi Asal Jepang