Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Awal Suro: Daftar Pejabat yang ke Alas Purwo, Mayoritas dari Jakarta, Termasuk Istana

awal-suro:-daftar-pejabat-yang-ke-alas-purwo,-mayoritas-dari-jakarta,-termasuk-istana
Awal Suro: Daftar Pejabat yang ke Alas Purwo, Mayoritas dari Jakarta, Termasuk Istana

RADARBANYUWANGI.ID – Setiap menjelang pergantian tahun Jawa, suasana Alas Purwo di ujung timur Banyuwangi selalu berubah drastis. 

Hening rimba yang biasa hanya dihuni satwa liar, tiba-tiba dipenuhi langkah kaki manusia yang datang dari berbagai penjuru. 

Malam satu Suro, begitu masyarakat Jawa menamai momen sakral ini, seolah menjadi panggilan tak tertulis bagi ribuan orang yang ingin bertapa dan berbagai tujuan pribadinya.

Tak hanya warga biasa atau para peziarah spiritual, sejak puluhan tahun lalu Alas Purwo dikenal sebagai “rumah” bagi pertapa dari berbagai daerah. 

Diperkirakan, setiap malam satu Suro, jumlahnya bisa mencapai ribuan orang. 

Bagi golongan pejabat, mereka datang dengan pakaian preman, berusaha menyembunyikan identitas sebisa mungkin.

Baca Juga: Sama-sama Neptu 15, Dua Presiden Indonesia Ternyata Punya Weton Pamengkang Jagat!

“Karena ada kepercayaan, bagi mereka yang ingin jabatan langgeng minimal harus ke Alas Purwo. Atau yang penting niatnya tersampaikan melalui utusan,” ujar seorang penjaga yang menolak disebutkan namanya.

Bagi golongan pejabat, wajib berkunjung ke Alas Purwo pada waktu Suro bukanlah cerita baru. 

Berdasarkan catatan lisan masyarakat sekitar, hutan ini diyakini sebagai gerbang alam gaib, pusat ilmu kadigdayan yang konon dihuni para leluhur. Tak heran, meski zaman berganti, magnetnya tetap kuat.

Penjaga tersebut menyatakan, sejak beberapa tahun terakhir, gelombang peziarah justru diwarnai kedatangan tamu-tamu berpengaruh. 

Malam satu Suro seolah menjadi momen “ritual” bagi sebagian pejabat untuk mencari restu, keselamatan, atau sekadar mendulang ketenangan batin di tengah tekanan dunia politik.

Dia bercerita, pada malam satu Suro kemarin, terlihat deretan mobil mewah berplat Jakarta terparkir. Beberapa di antaranya adalah mobil dinas berplat merah. 

“Banyak itu plat dari Jakarta sama Surabaya. Beberapa orang terkenal,” ujarnya.


Page 2

Ia menambahkan, para tamu penting ini umumnya datang menjelang senja, menginap di wisma khusus atau pesanggrahan, lalu masuk ke hutan tengah malam didampingi juru kunci. 

Penjaga juga mengaku, pada Minggu 29 Juni kemarin, banyak kendaraan mewah asal Senayan baru pulang dari Alas Purwo. Setelah menginap sejak Jumat malam (27/6).

Beberapa diantaranya, merupakan pejabat ternama dari golongan DPR. Yang pada waktu masa pencalonan lalu juga berkunjung ke Alas Purwo.

Baca Juga: Neptu Sama 14 Tapi Bukan Tulang Wangi, 4 Presiden RI Ternyata Punya Weton Lakuning Rembulan! Pantesan Ibu Pertiwi Damai

“Kalau pejabat setingkat DPRD atau DPR RI sudah banyak, sebelum Suro juga banyak,” ujarnya.

Lebih mengejutkan lagi, sang penjaga dengan suara pelan membisikkan bahwa ada sosok penting dari lingkar Istana yang juga sempat datang. 

“Ada saya lihat sendiri, cuman saya tidak bisa sebutkan namanya. Beliau orang dari lingkungan istana. Pakai mobil mewah tapi bukan dinas, ada pengawal dua mobil,” ujarnya.

Konon, disana para pejabat ini berharap bertemu dengan sosok Gayatri, atau hanya sekedar pamit meminta restu. Ia adalah ibu dari mendiang deretan raja-raja besar di Tanah Jawa. 

Kepercayaan sebagian kalangan politikus dan orang kaya pada ritual Suro di Alas Purwo bukan tanpa sebab. 

Selain dipandang sebagai momentum membersihkan diri, Suro kerap dikaitkan dengan upaya menguatkan posisi, meredam bala, hingga mendulang karisma. 

Tak heran, cerita soal rombongan pejabat berkunjung secara diam-diam sering terdengar. Bagi warga sekitar, pemandangan mobil dinas berderet di pintu Alas Purwo sudah bukan hal aneh. 

Tak jarang pula terdengar kabar para tamu penting membawa sesaji khusus, kembang tujuh rupa, hingga air kembang untuk ritual mandi suci. 

Semua dilakukan secara sembunyi-sembunyi, jauh dari sorot media, namun getarannya tetap terasa.

Malam satu Suro memang bukan sekadar penanggalan Jawa. Ia adalah simpul antara yang nyata dan yang gaib, sakral bagi sebagian orang yang masih memegang teguh tradisi leluhur. 

Di Alas Purwo, sakralitas itu bertemu dengan politik, kepentingan, dan keyakinan lama yang tak lekang waktu.


Page 3

RADARBANYUWANGI.ID – Setiap menjelang pergantian tahun Jawa, suasana Alas Purwo di ujung timur Banyuwangi selalu berubah drastis. 

Hening rimba yang biasa hanya dihuni satwa liar, tiba-tiba dipenuhi langkah kaki manusia yang datang dari berbagai penjuru. 

Malam satu Suro, begitu masyarakat Jawa menamai momen sakral ini, seolah menjadi panggilan tak tertulis bagi ribuan orang yang ingin bertapa dan berbagai tujuan pribadinya.

Tak hanya warga biasa atau para peziarah spiritual, sejak puluhan tahun lalu Alas Purwo dikenal sebagai “rumah” bagi pertapa dari berbagai daerah. 

Diperkirakan, setiap malam satu Suro, jumlahnya bisa mencapai ribuan orang. 

Bagi golongan pejabat, mereka datang dengan pakaian preman, berusaha menyembunyikan identitas sebisa mungkin.

Baca Juga: Sama-sama Neptu 15, Dua Presiden Indonesia Ternyata Punya Weton Pamengkang Jagat!

“Karena ada kepercayaan, bagi mereka yang ingin jabatan langgeng minimal harus ke Alas Purwo. Atau yang penting niatnya tersampaikan melalui utusan,” ujar seorang penjaga yang menolak disebutkan namanya.

Bagi golongan pejabat, wajib berkunjung ke Alas Purwo pada waktu Suro bukanlah cerita baru. 

Berdasarkan catatan lisan masyarakat sekitar, hutan ini diyakini sebagai gerbang alam gaib, pusat ilmu kadigdayan yang konon dihuni para leluhur. Tak heran, meski zaman berganti, magnetnya tetap kuat.

Penjaga tersebut menyatakan, sejak beberapa tahun terakhir, gelombang peziarah justru diwarnai kedatangan tamu-tamu berpengaruh. 

Malam satu Suro seolah menjadi momen “ritual” bagi sebagian pejabat untuk mencari restu, keselamatan, atau sekadar mendulang ketenangan batin di tengah tekanan dunia politik.

Dia bercerita, pada malam satu Suro kemarin, terlihat deretan mobil mewah berplat Jakarta terparkir. Beberapa di antaranya adalah mobil dinas berplat merah. 

“Banyak itu plat dari Jakarta sama Surabaya. Beberapa orang terkenal,” ujarnya.