Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tanggapi Anak Disabilitas di Banyuwangi Tidak Sekolah, Cabdin Pendidikan Jatim Siapkan Dua Solusi

tanggapi-anak-disabilitas-di-banyuwangi-tidak-sekolah,-cabdin-pendidikan-jatim-siapkan-dua-solusi
Tanggapi Anak Disabilitas di Banyuwangi Tidak Sekolah, Cabdin Pendidikan Jatim Siapkan Dua Solusi

RadarBanyuwangi.id – Belasan anak berkebutuhan khusus yang tidak sekolah di wilayah Dusun Pegundangan, Dusun Kendenglembu, dan Dusun Terbasala di Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, mendapat perhatian dari Cabang Dinas Pendidikan (Cabdin) Jatim wilayah Banyuwangi, Kamis (12/12).

Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Khusus, Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) Cabdin Jatim, Mohamad Arief Ainur Rozie M.Pd mengatakan, pihaknya telah mendapat informasi itu dari laporan warga setempat saat menghadiri acara Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2024 di RTH Maron, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng pada Selasa (3/12) lalu. “Saat ini kami sedang pendataan,” katanya.

Baca Juga: Belasan Anak Disabilitas di Glenmore Banyuwangi Tak Sekolah, Camat Mengaku Tidak Tahu

Menurut Arief, pendataan itu dilakukan untuk mengetahui jumlah pasti anak-anak penyintas disabilitas yang ada di kampung kawasan perkebunan itu.

“Kita data jumlahnya berapa, alamatnya mana saja. kita juga mendata apa faktor yang membuat anak-anak ini tidak sekolah,” katanya kepada Jawa Pos Radar Genteng.

Selain melakukan pendataan, masih kata pria yang juga menjabat Kasi SMA itu, pihaknya juga berniat untuk membangun koordinasi dengan Dinas Kesehatan Banyuwangi. Hal ini untuk mengetahui penyebab terjadinya kondisi satu wilayah yang dihuni banyak anak-anak penyintas disabilitas.

“Untuk menyelesaikan permasalahan ini, kita tidak bisa sendiri, kita harus kerja sama dengan SKPD (satuan kerja perangkat daerah) lain,” terangnya.

Baca Juga: Dapat Makanan Bergizi Gratis dari Forkopimda Banyuwangi, Ini Respon SDN 2 Karangbendo

Untuk solusi bagi anak-anak istimewa yang belum sekolah itu, Arief mengaku sudah memiliki dua alternatif. Yang pertama,  solusinya mencari sekolah luar biasa (SLB) terdekat yang memiliki fasilitas antar jemput.

“Ini untuk antar jemput anak-anak disabilitas di wilayah itu yang tidak bisa berangkat sendiri,” tuturnya.

lain, jelas dia, anak-anak akan ditempatkan di SLB terdekat yang memiliki fasilitas asrama. Nantinya, siswa disabilitas dari kampung tersebut bisa ditempatkan di asrama itu.

Baca Juga: Kali Ketiga, SMAGI Berangkatkan siswa Umroh Secara Gratis

“Cara-cara ini dirasa yang paling cocok. Di sini yang ada asramanya ya di SLB ABCD PGRI 2, Yosomulyo (Kecamatan Gambiran),” tandasnya.

Ditanya kemungkinan membuat SLB baru di sekitar kampung tersebut, Arief mengaku tidak yakin. Pasalnya, proses untuk membangun SLB juga memakan waktu panjang.

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.


Page 2


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Belasan anak berkebutuhan khusus yang tidak sekolah di wilayah Dusun Pegundangan, Dusun Kendenglembu, dan Dusun Terbasala di Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, mendapat perhatian dari Cabang Dinas Pendidikan (Cabdin) Jatim wilayah Banyuwangi, Kamis (12/12).

Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Khusus, Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) Cabdin Jatim, Mohamad Arief Ainur Rozie M.Pd mengatakan, pihaknya telah mendapat informasi itu dari laporan warga setempat saat menghadiri acara Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2024 di RTH Maron, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng pada Selasa (3/12) lalu. “Saat ini kami sedang pendataan,” katanya.

Baca Juga: Belasan Anak Disabilitas di Glenmore Banyuwangi Tak Sekolah, Camat Mengaku Tidak Tahu

Menurut Arief, pendataan itu dilakukan untuk mengetahui jumlah pasti anak-anak penyintas disabilitas yang ada di kampung kawasan perkebunan itu.

“Kita data jumlahnya berapa, alamatnya mana saja. kita juga mendata apa faktor yang membuat anak-anak ini tidak sekolah,” katanya kepada Jawa Pos Radar Genteng.

Selain melakukan pendataan, masih kata pria yang juga menjabat Kasi SMA itu, pihaknya juga berniat untuk membangun koordinasi dengan Dinas Kesehatan Banyuwangi. Hal ini untuk mengetahui penyebab terjadinya kondisi satu wilayah yang dihuni banyak anak-anak penyintas disabilitas.

“Untuk menyelesaikan permasalahan ini, kita tidak bisa sendiri, kita harus kerja sama dengan SKPD (satuan kerja perangkat daerah) lain,” terangnya.

Baca Juga: Dapat Makanan Bergizi Gratis dari Forkopimda Banyuwangi, Ini Respon SDN 2 Karangbendo

Untuk solusi bagi anak-anak istimewa yang belum sekolah itu, Arief mengaku sudah memiliki dua alternatif. Yang pertama,  solusinya mencari sekolah luar biasa (SLB) terdekat yang memiliki fasilitas antar jemput.

“Ini untuk antar jemput anak-anak disabilitas di wilayah itu yang tidak bisa berangkat sendiri,” tuturnya.

lain, jelas dia, anak-anak akan ditempatkan di SLB terdekat yang memiliki fasilitas asrama. Nantinya, siswa disabilitas dari kampung tersebut bisa ditempatkan di asrama itu.

Baca Juga: Kali Ketiga, SMAGI Berangkatkan siswa Umroh Secara Gratis

“Cara-cara ini dirasa yang paling cocok. Di sini yang ada asramanya ya di SLB ABCD PGRI 2, Yosomulyo (Kecamatan Gambiran),” tandasnya.

Ditanya kemungkinan membuat SLB baru di sekitar kampung tersebut, Arief mengaku tidak yakin. Pasalnya, proses untuk membangun SLB juga memakan waktu panjang.

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.