Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tingkat Pengangguran Banyuwangi Turun Drastis! Ini 5 Jurus Ampuh Pemkab Tekan TPT di Bumi Blambangan

tingkat-pengangguran-banyuwangi-turun-drastis!-ini-5-jurus-ampuh-pemkab-tekan-tpt-di-bumi-blambangan
Tingkat Pengangguran Banyuwangi Turun Drastis! Ini 5 Jurus Ampuh Pemkab Tekan TPT di Bumi Blambangan

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Pemkab Banyuwangi terus berupaya menekan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Bumi Blambangan.

Tidak hanya lewat Career Expo yang telah digelar pada 3–4 Oktober lalu, tetapi juga dengan berbagai program lain yang digulirkan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Perindustrian (Disnakertransperin) Banyuwangi Abdul Latif mengatakan, pihaknya tidak hanya mengandalkan Career Expo sebagai sarana penyerapan tenaga kerja.

“Ada empat skema lain yang kami jalankan untuk mengurangi angka pengangguran di Banyuwangi,” ujarnya.

Skema pertama adalah Bursa Kerja Khusus (BKK) yang diperuntukan untuk lulusan SMK. Dari total 90 SMK di Banyuwangi, sudah ada 44 sekolah yang memiliki izin untuk membuka BKK.

“Syaratnya, sekolah sudah menjalin kerja sama dengan minimal 10 perusahaan. Dengan begitu, lulusan SMK yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi bisa langsung terserap melalui BKK untuk bisa bekerja,” kata Latif.

Selanjutnya, dari skema  melalui Pekerja Migran Indonesia (PMI). Setiap tahun, Banyuwangi mengirim sekitar tiga ribu pekerja ke luar negeri.

“Kebanyakan negara tujuan upara PMI asal Banyuwangi antara lain Hongkong, Taiwan hingga negara-negara Timur Tengah serta Australia dan Jepang yang memang sudah bekerja sama dan  memiliki nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah Indonesia,” terang Latif.

Skema ketiga yakni rekrutmen tenaga kerja secara reguler. Latif menjelaskan, banyak perusahaan yang meminta fasilitasi ke Disnakertransperin Banyuwangi untuk membuka lowongan kerja.

“Pada data terakhir di bulan September saja ada tujuh perusahaan yang merekrut sekitar 170 tenaga kerja secara reguler. Semua kebutuhan tersebut telah terpenuhi,” ujarnya.

Adapun skema terakhir secara mandiri yang kebanyakan dari wirausaha baru (WUB). Menurut Latif, pertumbuhan WUB di Banyuwangi cukup pesat.

“Banyak dari mereka merupakan yang lahir hasil pelatihan yang kami lakukan. Meskipun skala usahanya kecil, para WUB ini tetap berkontribusi mengurangi pengangguran karena membuka lapangan kerja baru,” imbuhnya.

Terbukti, jumlah TPT di Banyuwangi kembali turun. Tahun ini angka TPT sebesar 4,03 persen, turun 0,72 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 4,75 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Banyuwangi, jumlah pengangguran terbuka pada Agustus 2024 tercatat sekitar 42.440 orang, menurun dari sekitar 52.040 orang dibandingkan tahun 2023.


Page 2


Page 3

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Pemkab Banyuwangi terus berupaya menekan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Bumi Blambangan.

Tidak hanya lewat Career Expo yang telah digelar pada 3–4 Oktober lalu, tetapi juga dengan berbagai program lain yang digulirkan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Perindustrian (Disnakertransperin) Banyuwangi Abdul Latif mengatakan, pihaknya tidak hanya mengandalkan Career Expo sebagai sarana penyerapan tenaga kerja.

“Ada empat skema lain yang kami jalankan untuk mengurangi angka pengangguran di Banyuwangi,” ujarnya.

Skema pertama adalah Bursa Kerja Khusus (BKK) yang diperuntukan untuk lulusan SMK. Dari total 90 SMK di Banyuwangi, sudah ada 44 sekolah yang memiliki izin untuk membuka BKK.

“Syaratnya, sekolah sudah menjalin kerja sama dengan minimal 10 perusahaan. Dengan begitu, lulusan SMK yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi bisa langsung terserap melalui BKK untuk bisa bekerja,” kata Latif.

Selanjutnya, dari skema  melalui Pekerja Migran Indonesia (PMI). Setiap tahun, Banyuwangi mengirim sekitar tiga ribu pekerja ke luar negeri.

“Kebanyakan negara tujuan upara PMI asal Banyuwangi antara lain Hongkong, Taiwan hingga negara-negara Timur Tengah serta Australia dan Jepang yang memang sudah bekerja sama dan  memiliki nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah Indonesia,” terang Latif.

Skema ketiga yakni rekrutmen tenaga kerja secara reguler. Latif menjelaskan, banyak perusahaan yang meminta fasilitasi ke Disnakertransperin Banyuwangi untuk membuka lowongan kerja.

“Pada data terakhir di bulan September saja ada tujuh perusahaan yang merekrut sekitar 170 tenaga kerja secara reguler. Semua kebutuhan tersebut telah terpenuhi,” ujarnya.

Adapun skema terakhir secara mandiri yang kebanyakan dari wirausaha baru (WUB). Menurut Latif, pertumbuhan WUB di Banyuwangi cukup pesat.

“Banyak dari mereka merupakan yang lahir hasil pelatihan yang kami lakukan. Meskipun skala usahanya kecil, para WUB ini tetap berkontribusi mengurangi pengangguran karena membuka lapangan kerja baru,” imbuhnya.

Terbukti, jumlah TPT di Banyuwangi kembali turun. Tahun ini angka TPT sebesar 4,03 persen, turun 0,72 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 4,75 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Banyuwangi, jumlah pengangguran terbuka pada Agustus 2024 tercatat sekitar 42.440 orang, menurun dari sekitar 52.040 orang dibandingkan tahun 2023.