Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tren Velocity Ramaikan Gelaran Gandrung Sewu 2025

tren-velocity-ramaikan-gelaran-gandrung-sewu-2025
Tren Velocity Ramaikan Gelaran Gandrung Sewu 2025

BANYUWANGI, KOMPAS.com – Gelaran Gandrung Sewu telah berjalan selama 13 tahun sejak pertama kali digelar pada tahun 2012. Setiap tahun, selalu ada hal unik yang bisa dikenang.

Mulai dari tampilan apik para penari gandrung dari usia empat tahun hingga mahasiswa membawakan koreografi yang lincah. Sembari mengenakan pakaian dan selendang merah, mereka menampilkan berbagai formasi, mulai dari bunga, GS 2025, dan berbagai formasi lainnya.

Menariknya, kali ini, Gandrung Sewu menyelipkan gerakan velocity, sebuah gerakan tari yang menjadi tren di generasi saat ini, termasuk para penari Gandrung Sewu yang semuanya masih usia belia.

Baca juga: Para Penari Gandrung Sewu Tuntaskan Mandat, Orangtua Menangis Haru

Tampak gandrung cilik berusia empat tahun menari dengan ceria memadukan gerakan tari Gandrung dengan gerakan velocity yang lagi nge-tren, membuat para penonton sontak memanggil mereka “Gandrung Velocity”.

Penonton riuh, mereka tak menyangka tren kekinian bisa diselipkan dengan lembut dalam gerak tari Gandrung Sewu yang merupakan tari tradisional khas wilayah ujung timur Pulau Jawa itu.

“Ini bukti semangat sinergi dan kolaborasi untuk menjaga warisan budaya dengan cara kontemporer. Kami sampaikan terima kasih dan penghargaan atas semua yang berpartisipasi,” kata Bupati Banyuwangi, Ipul Fiestiandani.

Bupati Ipuk mengatakan Gandrung Sewu bukan sekadar festival, namun sebuah pesan tentang keindahan yang lahir dari kolaborasi dan kebersamaan.

Baca juga: Gelaran Gandrung Sewu 2025, Puluhan Kades di Banyuwangi Jadi Penari

Selain itu, pergelaran tersebut juga diselingi aksi teatrikal yang mengisahkan perjuangan menjadi seorang Gandrung yang dibawakan penari menambah sakral dan magis pertunjukan dengan tema “Selendang Sang Gandrung” itu.

Tema tersebut memiliki makna bahwa dalam setiap ayunan selendang, tersimpan filosofi hidup adalah tarian kolaborasi, yang saling menggerakkan, hingga tercipta harmoni yang indah hingga menciptakan berbagai peluang untuk kemajuan.

“Ini pertunjukkan yang sangat luar biasa, penarinya sangat banyak. Mereka menari dengan kompak dan sangat indah,” puji wisatawan asal Inggris, Tara.

View this post on Instagram

A post shared by Kompas.com (@kompascom)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang