Banyuwangi — Sebanyak 140 guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) se-Kabupaten Banyuwangi mengikuti Workshop Gemar Berbahasa Asing yang digelar Kelompok Kerja Guru Kelas MI pada Kamis, 25 September 2025, di aula bawah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi.
Panitia penyelenggara, Siti Nur Khofifah, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan agar madrasah mampu mengikuti arus perkembangan zaman.
“Apalagi Banyuwangi dengan sektor pariwisatanya yang tinggi menuntut penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, sebagai sebuah keniscayaan,” ungkapnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Dr. H. Chaironi Hidayat, dalam sambutannya menekankan pentingnya peran guru MI dalam membentuk memori positif siswa.
“Guru madrasah ibtidaiyah adalah sosok yang paling diingat anak setelah guru RA. Maka jangan sampai yang diingat justru hal negatif,” pesannya.
Chaironi juga menambahkan bahwa akselerasi bahasa Inggris di Banyuwangi patut diapresiasi karena semakin terpacu oleh geliat sektor pariwisata yang dibanjiri wisatawan asing. Menurutnya, kompetensi personal seorang guru sangat penting karena yang pertama kali dilihat siswa adalah figur gurunya. Ia juga menyinggung keteladanan Zaid bin Tsabit, juru tulis Nabi Muhammad SAW, yang mampu menguasai bahasa asing hanya dalam 17 hari. “Ini menunjukkan pentingnya kemampuan bahasa sebagai jembatan hubungan antarbangsa,” ujarnya.
Dalam sesi pertama workshop, hadir dua narasumber. Syafaat, S.H., M.H.I., dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, menyampaikan materi tentang branding madrasah melalui penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Ia menekankan pentingnya memanfaatkan media sosial dan keterampilan berbahasa untuk meningkatkan citra madrasah di tengah masyarakat.
Narasumber kedua, Dimas Supartono, berbagi kiat-kiat mengajarkan bahasa Inggris kepada siswa agar terasa menyenangkan. Menurutnya, pembelajaran bahasa asing di madrasah harus dikemas kreatif sehingga mampu menumbuhkan minat dan kegemaran siswa dalam belajar.
Workshop ini diharapkan menjadi langkah awal dalam meningkatkan kualitas guru MI Banyuwangi agar lebih siap menghadapi tantangan global, sekaligus mendukung pengembangan pendidikan berbasis kearifan lokal yang selaras dengan kebutuhan zaman.(Syaf)