RadarBanyuwangi.id – Pebalap asal Jepang, Yuki Tsunoda, mengungkapkan bahwa proses adaptasinya dengan mobil Red Bull RB21 masih membutuhkan waktu.
Meskipun demikian, Tsunoda merasa puas dengan perkembangan yang telah dicapai sejak bergabung dengan tim utama Red Bull pada seri ketiga musim ini di Jepang.
Setelah empat musim membela Racing Bulls (VCARB), Tsunoda dipromosikan ke Red Bull menggantikan Liam Lawson. Ia langsung mencetak poin debut untuk tim dengan finis di posisi sembilan di Grand Prix Bahrain.
Namun, performanya sedikit tersendat di Arab Saudi akibat insiden pada lap pertama yang membuatnya gagal menyelesaikan balapan.
Baca Juga: Polresta Banyuwangi Gulirkan Program ’Mayur Kamtibmas’ berbagi Sembako sambil Edukasi
Perlu Waktu untuk Mengenal Batas Kemampuan Mobil
Dalam sesi wawancara menjelang Grand Prix Miami, Tsunoda menjelaskan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah menemukan batas maksimal performa mobil, terutama saat sesi kualifikasi.
“Saya merasa cukup percaya diri, tapi saat Anda mendorong 100 persen di sesi kualifikasi, di situlah Anda benar-benar merasakan karakter mobil. Saya belum sepenuhnya terbiasa,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa pada trek baru, ia membutuhkan waktu lebih lama untuk membangun ritme, terutama karena mobil Red Bull memiliki jendela performa yang lebih sempit dibandingkan mobil VCARB yang lebih “ramah” dalam hal pengendalian.
Baca Juga: Polwan Polresta Banyuwangi Kawal Sholat Jumat, Jaga Ketertiban dengan Sentuhan Humanis
Red Bull RB21 Lebih Kompleks Dibandingkan VCARB 02
Menurut Tsunoda, meskipun Red Bull RB21 tidak terasa lebih sulit dikemudikan dalam arti umum, mobil ini menuntut pemahaman lebih dalam mengenai pengaturan dan respons saat dikendarai secara agresif.
“Mobil ini punya karakteristik berbeda. Apa yang terasa nyaman di balik kemudi belum tentu menciptakan waktu putaran yang optimal. Dulu saya tidak terlalu memikirkan pengaturan mobil karena sudah sangat mengenalnya. Sekarang, saya masih dalam tahap pembelajaran,” jelasnya.
Tsunoda juga menyoroti tantangan komunikasi internal, seperti perbedaan gaya komunikasi antara dirinya dan sang insinyur asal Skotlandia. Ia menyebut adaptasi dalam lingkungan tim juga merupakan proses yang berlangsung bertahap.
Baca Juga: Sat Binmas Polresta Banyuwangi Edukasi Pelajar MTSN 10 Tentang Bahaya Narkoba dan Kenakalan Remaja
Performa di Q3 Jadi Fokus Utama
Komentar dari Helmut Marko, penasihat Red Bull, yang menilai Tsunoda perlu meningkatkan performa di sesi Q3, diakui sepenuhnya oleh sang pebalap.
Page 2
Page 3
RadarBanyuwangi.id – Pebalap asal Jepang, Yuki Tsunoda, mengungkapkan bahwa proses adaptasinya dengan mobil Red Bull RB21 masih membutuhkan waktu.
Meskipun demikian, Tsunoda merasa puas dengan perkembangan yang telah dicapai sejak bergabung dengan tim utama Red Bull pada seri ketiga musim ini di Jepang.
Setelah empat musim membela Racing Bulls (VCARB), Tsunoda dipromosikan ke Red Bull menggantikan Liam Lawson. Ia langsung mencetak poin debut untuk tim dengan finis di posisi sembilan di Grand Prix Bahrain.
Namun, performanya sedikit tersendat di Arab Saudi akibat insiden pada lap pertama yang membuatnya gagal menyelesaikan balapan.
Baca Juga: Polresta Banyuwangi Gulirkan Program ’Mayur Kamtibmas’ berbagi Sembako sambil Edukasi
Perlu Waktu untuk Mengenal Batas Kemampuan Mobil
Dalam sesi wawancara menjelang Grand Prix Miami, Tsunoda menjelaskan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah menemukan batas maksimal performa mobil, terutama saat sesi kualifikasi.
“Saya merasa cukup percaya diri, tapi saat Anda mendorong 100 persen di sesi kualifikasi, di situlah Anda benar-benar merasakan karakter mobil. Saya belum sepenuhnya terbiasa,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa pada trek baru, ia membutuhkan waktu lebih lama untuk membangun ritme, terutama karena mobil Red Bull memiliki jendela performa yang lebih sempit dibandingkan mobil VCARB yang lebih “ramah” dalam hal pengendalian.
Baca Juga: Polwan Polresta Banyuwangi Kawal Sholat Jumat, Jaga Ketertiban dengan Sentuhan Humanis
Red Bull RB21 Lebih Kompleks Dibandingkan VCARB 02
Menurut Tsunoda, meskipun Red Bull RB21 tidak terasa lebih sulit dikemudikan dalam arti umum, mobil ini menuntut pemahaman lebih dalam mengenai pengaturan dan respons saat dikendarai secara agresif.
“Mobil ini punya karakteristik berbeda. Apa yang terasa nyaman di balik kemudi belum tentu menciptakan waktu putaran yang optimal. Dulu saya tidak terlalu memikirkan pengaturan mobil karena sudah sangat mengenalnya. Sekarang, saya masih dalam tahap pembelajaran,” jelasnya.
Tsunoda juga menyoroti tantangan komunikasi internal, seperti perbedaan gaya komunikasi antara dirinya dan sang insinyur asal Skotlandia. Ia menyebut adaptasi dalam lingkungan tim juga merupakan proses yang berlangsung bertahap.
Baca Juga: Sat Binmas Polresta Banyuwangi Edukasi Pelajar MTSN 10 Tentang Bahaya Narkoba dan Kenakalan Remaja
Performa di Q3 Jadi Fokus Utama
Komentar dari Helmut Marko, penasihat Red Bull, yang menilai Tsunoda perlu meningkatkan performa di sesi Q3, diakui sepenuhnya oleh sang pebalap.