TEGALSARI-Keberadaan disk jockey (DJ) yang biasa untuk electronic dance music (EDM), selama ini hanya dikenal di tempat hiburan malam, dan kurang familiar di telinga masyarakat awam.
Melihat tampilan dan perlengkapan yang digunakan, banyak yang beranggapan untuk hura-hura semata. Tapi itu tidak bagi Alix Yuswanto, 33, salah satu DJ asli Banyuwangi ini. Pemuda yang juga pendamping desa itu mencoba meluruskan anggapan itu dengan mengenalkan di masyarakat yang ada di lingkungannya.
“Saya ingin mengubah mindset yang kurang benar itu, DJ bisa di mana saja,” katanya. Untuk mengenalkan DJ itu, Alix mengenalkan dengan dengan terlibat langsung dalam kegiatan warga desa, seperti bergabung dengan kegiatan senam PKK di acara car free day (CFD) yang digelar warga desa.
“Saya sudah dua kali ini gabung di CFD Desa Tegalsari, saya mengiringi ibu-ibu dan siswa TK senam dan menyanyikan lagi nasional,” ujarnya. Menurut Alix, cara yang dilakukan itu selain menampik pandangan miring terhadap profesi DJ, juga bertujuan rekreatif bersama masyarakat desa.
Saat ini kalangan tua sudah tidak semestinya mengkotak-kotakkan hobi atau komunitas anak-anak muda. Mereka sudah saatnya dirangkul untuk bersama-sama memajukan daerah dan masyarakat.
“Kalangan tua dan muda harus bersatu, kalau sama-sama paham kan program pemerintah bisa lebih mudah dikerjakan,” ucap pria jebolan DSX DJ School, Bali itu. (radar)