Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Klenteng Bersolek Sambut Imlek

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Salah-seorang-umat-melihat-barisan-lampion-di-Klenteng-Tik-Liong-Tian,-Rogojampi,-kemarin.

ROGOJAMPI – Perayaan tahun baru Imlek ke-2567 yang jatuh pada Senin (8/2) mulai disiapkan pihak Tempat Ibadah Tri Dharma  (TITD) Tik Liong Tan, Rogojampi. Tak terlalu mewah, pengurus TITD hanya akan meramai  kan suasana Imlek dengan lampion/telung yang dipasang di sekitar klenteng.

Ketua TITD Tik Liong Tan, Linggawati Wijaya, mengatakan Imlek dirayakan karena merupakan tradisi masyarakat Tionghoa. Jadi, perayaannya dapat dilakukan etnis Tionghoa dari umat beragama apapun. Wanita yang memiliki nama asli Tjio Ling Ling itu memilih merayakan Imlek dengan sederhana dan dengan suasana kekeluargaan yang kental.

Oleh karena itu, sampai kemarin (4/1) di Klenteng Tik Liong Tan belum tampak hiasan mencolok tentang Imlek. “Tanggal-tanggal  pertama Imlek mirip seperti orang  Lebaran. Biasanya kita isi dengan berkumpul bersama keluarga,  lalu bagi-bagi angpao untuk  anak-anak. Selain itu, ada juga  pembagian paket bingkisan untuk  200 umat yang kita bagikan saat  Imlek,” jelas Lingga.

Lingga mengatakan, jumlah lampion atau telung yang akan dipasang lebih banyak. Selain demi menyemarakkan perayaan tahun baru Imlek dengan cahaya, di lampion itu biasanya juga tertulis  nama-nama umat yang menyumbang.

Harapannya, sinar lampion itu menerangi kehidupan umat tersebut selama satu tahun ke depan. “Kita rayakan nanti tepat tanggal 8. Malam sebelumnya ada sembahyang tahun baru Imlek 2567 sekaligus sembahyang ulang tahun Buddha Maitreya (Mie Le  Fo).

Kita ramaikan saja dengan lampion dan pernak-pernik kera sesuai dengan shio tahun baru Imlek ini,” terangnya. Yang paling ramai dalam perayaan  Imlek, kata Lingga, adalah perayaan Cap Go Meh yang jatuh pada tanggal 15 Imlek atau 22 Februari 2016.

Selain ada tradisi makan-makan  lontong Cap Go Meh, biasanya umat  TTID juga akan menyelenggarakan karaoke bersama. Sementara itu, etnis Tionghoa percaya pada tahun Kera Api ada  beberapa shio atau tahun kelahiran  yang memiliki kondisi kurang baik.

Sehingga, menurut Lingga, shio-shio  yang nasibnya kurang baik itu harus melakukan sembahyang sendiri agar nasib mereka tetap baik.  “Namanya sembahyang Thay Swie.  Jadi, shio macan, shio ular, shio  monyet, dan shio babi, nanti akan  sembahyang sendiri pada tanggal 7 Imlek untuk minta perlindungan,” tandasnya. (radar)