Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

14 Lokomotif Baru CC 205 Tiba di Sumatra, Pasokan Energi Jawa-Bali Makin Andal

14-lokomotif-baru-cc-205-tiba-di-sumatra,-pasokan-energi-jawa-bali-makin-andal
14 Lokomotif Baru CC 205 Tiba di Sumatra, Pasokan Energi Jawa-Bali Makin Andal

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) kembali memperkuat armada angkutan barangnya dengan kedatangan 14 lokomotif baru tipe CC 205 produksi Progress Rail, Alabama, Amerika Serikat.

Lokomotif-lokomotif tersebut tiba di Pelabuhan Panjang, Lampung, pada Selasa (18/11/2025), sebagai bagian dari batch ketiga dari total pengadaan 54 unit.

Dengan tambahan ini, KAI telah menerima 38 unit lokomotif baru yang siap mendukung peningkatan kapasitas distribusi logistik, terutama di Sumatra bagian selatan.

Baca Juga: Pengangkutan Avtur via Kereta Api Naik 9 Persen, Dukungan Penting bagi Penerbangan Nasional

Dorong Keandalan Angkutan Batu Bara dan Logistik Sumatra

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menjelaskan bahwa kehadiran lokomotif baru tersebut memperkuat layanan angkutan batu bara serta komoditas logistik lainnya yang pertumbuhannya pesat di wilayah Sumatra.

Kawasan ini menjadi pusat distribusi energi nasional sehingga memerlukan sarana transportasi yang andal dan berkapasitas besar.

Anne menegaskan bahwa moda rel memberikan keefisienan tinggi serta dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan moda jalan raya.

Satu rangkaian kereta batu bara dengan 61 gerbong yang mampu mengangkut 3.050 ton setara dengan perpindahan 120 truk kontainer 40 kaki.

Dari sisi lingkungan, perjalanan KA batu bara menghasilkan emisi sekitar 10.766 kg karbon dioksida, jauh lebih rendah dibanding 65.645 kg karbon dioksida yang dihasilkan oleh 120 truk kontainer.

Baca Juga: Libur Nataru, Jumlah Penumpang Kereta Api Meningkat Sejak Pembukaan Pemesanan

Kinerja Angkutan Barang Meningkat

Pada periode Januari-Oktober 2025, KAI mencatat volume angkutan barang mencapai 57.556.900 ton, tumbuh 0,69 persen dibanding tahun sebelumnya.

Batu bara menjadi kontributor utama dengan total 47,77 juta ton atau sekitar 83 persen dari keseluruhan angkutan.

Volume terbesar berasal dari Divre III Palembang dan Divre IV Tanjungkarang.

Menurut Anne, kelancaran angkutan batu bara memiliki peran vital dalam menjaga pasokan energi nasional.


Page 2


Page 3

Batu bara dari Sumatra digunakan untuk mendukung pembangkit listrik yang memasok Jawa dan Bali, sehingga memastikan layanan publik, industri, pendidikan, hingga kesehatan dapat berjalan stabil.

Keandalan ini menjadi bagian penting dari penguatan ketahanan energi Indonesia di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga: Mobilitas Tinggi, Risiko Barang Tertinggal Naik, Begini Cara Melapor Kehilangan Barang di Kereta Api

Dukung Kebijakan Penghapusan Truk ODOL 2026

KAI juga berperan aktif mendukung kebijakan penghapusan truk Over Dimension Over Loading (ODOL) pada 2026.

Pengembangan jaringan logistik berbasis rel menjadi solusi transportasi yang lebih aman, efisien, dan berkelanjutan.

Dengan kapasitas angkut besar dan tingkat risiko kecelakaan lebih rendah, moda rel diharapkan dapat menurunkan biaya logistik nasional sekaligus meningkatkan daya saing industri dalam negeri.

Sejak Februari 2025, seluruh lokomotif dan genset KAI juga telah menggunakan Biosolar B40.

Langkah ini merupakan bagian dari komitmen transisi energi bersih serta dekarbonisasi transportasi, sejalan dengan target Net Zero Emission 2060.

Baca Juga: Cara Mudah ke Sukabumi Naik KRL dan Kereta Api Pangrango: Rute, Tarif, dan Jadwal Terbaru

Target Pertumbuhan Angkutan Barang 2029

Dalam rencana jangka panjang, KAI menargetkan pertumbuhan angkutan barang sebesar 15 persen pada 2029.

Proyeksi tersebut mencakup 111,2 juta ton batu bara dan 10,9 juta ton komoditas non-batu bara.

Untuk mendukung target tersebut, sejumlah infrastruktur strategis tengah dikembangkan, seperti Terminal Tarahan II yang mampu menambah kapasitas hingga 18 juta ton serta peningkatan fasilitas bongkar-muat Kertapati hingga 7 juta ton.

Sumatra Selatan diperkirakan menjadi pusat ekspansi angkutan barang berbasis rel dengan tambahan kontribusi 27,8 juta ton.

Peningkatan sarana dan infrastruktur ini diharapkan menjadi fondasi bagi pertumbuhan sektor logistik nasional yang lebih efisien, terintegrasi, dan berkelanjutan.

Anne menutup pernyataannya dengan menegaskan komitmen KAI untuk menjaga kelancaran pasokan energi.