BANYUWANGI, KOMPAS.com – Sebanyak 72 santri Pondok Pesantren Al Anwari, Kertosari, Banyuwangi, Jawa Timur keracunan makanan pada Minggu (3/8/2025).
Total sebanyak 43 orang dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Blambangan untuk mendapatkan penanganan medis.
“Total mulai awal 43 orang (dirujuk ke rumah sakit), dirawat inap 10 orang,” kata Koordinator Pelayanan Publik RSUD Blambangan, Ayyub Erdianto, Selasa (5/8/2025).
Baca juga: 72 Santri Keracunan, Kemenag Banyuwangi Tegur Ponpes Al Anwari
Meski demikian, seluruh pasien kondisinya membaik dan tidak ada gejala keracunan parah. Saat datang, para santri mengalami mual muntah, nyeri perut dan pusing.
Sementara untuk para santri mengobati rawat jalan dan ditangani pengasuh ponpes, Dinas Kesehatan Banyuwangi telah mendistribusikan oralit, obat dan vitamin untuk pemulihan santri, di samping edukasi pengelolaan dapur ponpes yang higienis serta sanitasi pangan yang baik.
“Kami terus memantau kondisi santri yang dirawat,” ujar ujar Plt Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat.
Baca juga: 72 Santri Keracunan, Dinkes Banyuwangi Siapkan SE Higienitas Pangan Pesantren
Dinkes Banyuwangi terus berkoordinasi terkait perawatan bagi pasien dengan gejala sedang sampai berat, serta melakukan monitoring santri lain yang berpotensi menunjukkan gejala lanjutan.
“Ini akan dilanjutkan untuk penyelidikan epidemiologi lanjutan oleh tim surveilans dari Dinkes dan Labkesda,” tambahnya.
Baca juga: 72 Santri Pondok Pesantren di Banyuwangi Keracunan Makanan
Penyelidikan lanjutan tersebut berupa wawancara kepada pihak terkait untuk mengetahui jenis dan jumlah makanan terakhir yang dikonsumsi.
Selain itu, penelusuran waktu gejala muncul, penentuan attack rate, pengambilan sampel dan pemeriksaan juga dilakukan oleh tim Labkesda dan tim Kesehatan Lingkungan.
Begitu juga dengan pengambilan sampel dan pemeriksaan makanan tersisa, seperti sumber air minum, usap peralatan masak dan tangan petugas dapur, serta sampel feses pasien atau rectal swab.
“Untuk mencegah kejadian ini kami mengimbau untuk terus menjaga kebersihan dapur dan pengelolaan bahan pangan yang baik,” ujar Amir.
Baca juga: Kasus Pengasuh Ponpes Lecehkan 9 Santri, Menteri PPPA: Ini Bentuk Pelanggaran Serius
Terkait penyebab keracunan belum diungkap, namun berdasarkan surveilans awal dan pengamatan gejala oleh Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Banyuwangi, keracunan diduga akibat kontaminasi biologis dari bakteri Salmonella, E. coli, Shigella, atau Staphylococcus aureus.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh penyimpanan makanan yang tidak higienis, bahan baku tercemar, proses pengolahan yang tidak memenuhi standar sanitasi, hingga peralatan masak dan tangan petugas yang tidak bersih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.