Detik.com
Jember –
Pembongkaran tugu perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Pakusari mendapat tentangan keras dari anggotanya. Ratusan anggota mendatangi lokasi dan meminta pembongkaran dibatalkan.
Sejumlah alasan disampaikan mengapa mereka menolak pembongkaran tugu yang berada di tepi jalan nasional penghubung Jember-Banyuwangi itu.
“Yang kami permasalahkan tugu ini dibangun dengan usaha keras,” ujar salah seorang anggota PSHT Muhammad Fadil, Senin (28/8/2023).
Apalagi, kata Fadil, tugu tersebut merupakan simbol organisasi yang dipegang teguh oleh anggota. Selain itu, kondisi di Kecamatan Pakusari dan sekitarnya saat ini juga tetap kondusif.
“Kami pertahankan agar tugu kami tidak boleh dibongkar. Ini memang tanah negara, tapi kami susah payah membangun tugu itu,” tandasnya.
Terlebih lagi, kata Fadil, tugu yang hendak dibongkar itu merupakan tugu yang pertama dibangun di Pakusari. Tugu itu dibangun sekitar tahun 2014 hingga 2015.
“Sebagian anggota ranting tidak terima dengan pembongkaran itu,” ujarnya.
Sementara Wakil Ketua III PSHT Cabang Jember Heri Sudiono mengatakan pihaknya memang berniat membongkar sendiri tugu tersebut. Namun karena situasi tidak kondisif dan berdampak pada pengguna jalan, akhirnya pembongkaran tidak jadi dilakukan.
“Kalau ada pembongkaran, kemungkinan dampaknya lebih besar daripada ini,” pungkasnya.
Camat Pakusari Samsul Hidayat mengatakan rencana pembongkaran itu atas dasar kesepakatan bersama dari pertemuan dengan pengurus PSHT dan Muspika Pakusari.
Dalam pertemuan tersebut, kata pejabat yang karib disapa Dayat ini, ada dua opsi yang disepakati. Pertama adalah membongkar tugu. Kedua, mengganti tugu dengan tugu Pancasila.
“Kalau yang di (kecamatan) Sukowono kesepakatannya adalah diganti tugu Pancasila. Sedangkan yang di Pakusari ini kesepakatannya adalah dibongkar,” terang Dayat.
Bahkan, kata dia, secara teknis yang melakukan pembongkaran adalah dari internal PSHT sendiri. Sedangkan dari pihak Muspika dan Satpol PP hanya mengamankan saja.
“Jadi kalau dari kita hanya mengamankan, untuk teknis pembongkaran rencananya dari internal PSHT,” ujar Dayat.
Namun, ketika tugu hendak dibongkar, sejumlah anggota PSHT berdatangan dan menolak rencana pembongkaran tersebut. Bahkan massa yang semakin banyak, membuat akses jalan macet. Padahal jalan tersebut merupakan jalan nasional penghubung Jember – Bantuwangi.
“Untuk mengantisipasi, akhirnya pembongkaran dibatalkan,” tambah Dayat.
Atas pembatalan ini, Muspika mengembalikan keputusan ke PSHT langkah apa yang akan diambil selanjutnya. Sebab rencana pembongkaran tugu merupakan inisiatif dari PSHT sendiri.
“Yang jelas tugu itu dibangun di atas tanah negara, di tepi jalan nasional. Dan memang di tanah itu tidak boleh didirikan bangunan,” pungkas Dayat.
Simak Video “Pesilat Surabaya Bikin Onar, Dikejar Polisi Lalu Nyamar Beli Sayur“
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/iwd)