RADARBANYUWANGI.ID – Malam 1 Suro bukan sekadar penanda pergantian tahun Jawa. Bagi masyarakat tradisional, khususnya di Jawa dan sebagian wilayah Nusantara, malam ini menyimpan energi spiritual yang sangat kuat.
Ia disebut sebagai malam sakral, malam sepi, malam sunyi yang membuka gerbang-gerbang batin manusia dengan langit.
Banyak orang memilih untuk tidak tidur malam itu, bukan karena larangan, tapi karena dorongan untuk bersatu dalam keheningan dengan Yang Maha Kuasa.
Suro (atau Muharram dalam kalender Hijriah) adalah bulan pertama dalam penanggalan Jawa-Islam.
Malam 1 Suro dianggap sebagai titik awal yang menentukan energi batin sepanjang tahun.
Dalam falsafah Jawa, malam ini adalah waktu untuk “ngelmu”, untuk membersihkan diri, merawat hubungan dengan leluhur, dan merenungkan kembali laku hidup.
Orang Jawa tidak merayakan dengan pesta, justru dengan keheningan dan ritual introspeksi.
Baca Juga: Menguak Mitos Larangan Jemur Pakaian di Malam Hari Saat Bulan Suro
Karena itu pula banyak tempat keramat dan situs sejarah yang ramai peziarah pada malam ini.
Amalan yang Lazim Dilakukan di Malam 1 Suro
1. Tirakat dan Melek Semalam Suntuk
Salah satu yang paling dikenal adalah tirakat melek, yaitu tidak tidur sepanjang malam. Ini bukan sekadar begadang, tetapi dilakukan sambil berzikir, bertafakur, atau membaca doa-doa tertentu.
2. Shalat Malam dan Dzikir
Shalat tahajud, hajat, dan taubat menjadi amalan utama. Banyak yang membaca Istighfar 100x, Shalawat Nariyah atau Munjiyat, Surah Yasin atau Al-Ikhlas sebanyak 100x.
3. Puasa Satu Suro
Page 2
Puasa sunnah di tanggal 1 Suro (1 Muharram) dianggap sebagai bentuk pensucian diri. Biasanya dilanjutkan dengan puasa Tasu’a dan Asyura (9–10 Muharram).
4. Mandi Kembang atau Mandi Keramas Tengah Malam
Beberapa tradisi leluhur menganjurkan mandi kembang tujuh rupa atau mandi keramas sebelum masuk 1 Suro sebagai simbol membersihkan diri lahir batin.
5. Ziarah dan Tabur Bunga
Mengunjungi makam leluhur atau wali, mendoakan mereka, serta menyambung silaturahmi spiritual dengan generasi sebelum kita.
Baca Juga: Mitos Aneh Bulan Suro, Larangan Tidak Boleh Potong Rambut dan Kuku
6. Membaca Doa Awal dan Akhir Tahun
Doa akhir tahun dibaca sebelum maghrib, sedangkan doa awal tahun dibaca setelah maghrib masuk malam 1 Suro.
Mengapa Tidak Tidur di Malam Suro?
Bukan karena pamali, tapi karena energi spiritual diyakini sedang memuncak. Ini adalah malam di mana langit terbuka untuk permohonan, dan batin manusia lebih peka terhadap getaran gaib.
Para leluhur menganggap bahwa tidur di malam ini adalah kehilangan kesempatan emas untuk berjumpa dengan diri sendiri.
Malam 1 Suro bukanlah malam untuk takut, tetapi malam untuk kembali. Kembali pada batin yang jernih, pada niat yang bersih, dan pada relasi yang tulus dengan Sang Pencipta dan para leluhur.
Dalam sunyinya, ada kekuatan. Dalam diamnya, ada pertolongan.
Barang siapa yang menggunakan malam ini untuk menyambung doa dan membersihkan diri, ia diyakini akan mendapat perlindungan dan petunjuk sepanjang tahun ke depan.
Karena malam Suro bukan untuk berpesta. Ia adalah panggilan bagi jiwa yang ingin pulang.
Page 3
RADARBANYUWANGI.ID – Malam 1 Suro bukan sekadar penanda pergantian tahun Jawa. Bagi masyarakat tradisional, khususnya di Jawa dan sebagian wilayah Nusantara, malam ini menyimpan energi spiritual yang sangat kuat.
Ia disebut sebagai malam sakral, malam sepi, malam sunyi yang membuka gerbang-gerbang batin manusia dengan langit.
Banyak orang memilih untuk tidak tidur malam itu, bukan karena larangan, tapi karena dorongan untuk bersatu dalam keheningan dengan Yang Maha Kuasa.
Suro (atau Muharram dalam kalender Hijriah) adalah bulan pertama dalam penanggalan Jawa-Islam.
Malam 1 Suro dianggap sebagai titik awal yang menentukan energi batin sepanjang tahun.
Dalam falsafah Jawa, malam ini adalah waktu untuk “ngelmu”, untuk membersihkan diri, merawat hubungan dengan leluhur, dan merenungkan kembali laku hidup.
Orang Jawa tidak merayakan dengan pesta, justru dengan keheningan dan ritual introspeksi.
Baca Juga: Menguak Mitos Larangan Jemur Pakaian di Malam Hari Saat Bulan Suro
Karena itu pula banyak tempat keramat dan situs sejarah yang ramai peziarah pada malam ini.
Amalan yang Lazim Dilakukan di Malam 1 Suro
1. Tirakat dan Melek Semalam Suntuk
Salah satu yang paling dikenal adalah tirakat melek, yaitu tidak tidur sepanjang malam. Ini bukan sekadar begadang, tetapi dilakukan sambil berzikir, bertafakur, atau membaca doa-doa tertentu.
2. Shalat Malam dan Dzikir
Shalat tahajud, hajat, dan taubat menjadi amalan utama. Banyak yang membaca Istighfar 100x, Shalawat Nariyah atau Munjiyat, Surah Yasin atau Al-Ikhlas sebanyak 100x.
3. Puasa Satu Suro