SEMENTARA itu, Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) RI, Bambang Susantono menganggap lalu-lintas penyeberangan di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk memiliki nilai strategis dalam membentuk sabuk selatan transportasi Indonesia. Pe-labuhan kebanggaan masyarakat Banyuwangi, ini dianggap sebagai jembatan bergerak (movable bridge) penghubung Pulau Jawa dan Bali.
Hal itu dia sampaikan saat melaksanakan kunjungan kerja (kunker) di Pelabuhan Ketapang kemarin (12/8). Wamenhub Bambang mengatakan, lintasan penyeberangan di Selat Bali tersebut tidak hanya menyeberangkan kendaraan yang memuat kebutuhan pokok dan barang-barang ekonomi.
Lebih dari itu, jalur penyeberangan Ketapang-Gilimanuk juga menyeberangkan warga yang hendak berwisata. “Untuk itu, pada masa Lebaran ini, peran sentral peran sentral penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, sebagai urat nadi ekonomi kawasan selatan Indonesia perlu mendapat perhatian lebih,” ujarnya.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri Bupati Abdullah Azwar Anas; Kepala Cabang (Kacab) PT Indonesia Ferry Ketapang, Waspada Heruwan to; Kapolres AKBP Nanang Masbudi; Dandim Letkol (Kav) Muslimin Fahsah; Danlanal Letkol Laut (P) M. Nazief; dan jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Banyuwangi, tersebut Wamenhub memaparkan, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh Administrator Pelabuhan dan Operator Penyeberangan ASDP.
Di antaranya, keselamatan; koordinasi antar pemangku kepentingan; komunikasi kepada masyarakat; kepedulian terhadap penumpang lanjut usia (lansia), wanita, dan anak-anak; dan keteraturan dalam menjaga antrean kendaraan dan penumpang. Wamenhub menegaskan, pihaknya akan memberikan sanksi kepada pengelola armada penyeberangan, jika tetap nekat mengoperasikan armada yang tidak lain jalan.
Lanjutkan Membaca : 1 | 2