RadarBanyuwangi.id – Desa Gitik secara administrasi masuk wilayah Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi.
Nama Gitik bukan dari cerita legenda, melainkan faktor sejarah kebiasaan masyarakat setempat menjalakan tradisi Seblak Penjalin atau Gitikan.
Desa Gitik memiliki empat dusun yakni Dusun Krajan, Dusun Sidomulyo, Dusun Sidorejo, dan Dusun Timurejo. Desa ini berbatasan langsung dengan Desa Labanasem di Kecamatan Kabat.
Baca Juga: Asal Usul Nama Kaligung Banyuwangi Ternyata Bermula dari Sumber Air yang Deras
Nama Desa Gitik berasal dari tradisi Seblak Penjalin atau Gitikan. Tradisi ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.
Seblak penjalin/Gitikan merupakan tradisi pertarungan ketangkasan dengan menggunakan kepala penjalin layaknya seorang pendekar.
Siapa pun yang ingin kalah akan jadi pecundang. Saat itu, tradisi Gitikan dijadikan sebuah kompetisi. Ibarat perlombaan tentu ada hadiahnya.
Lomba Gitikan hanya berupa handuk kecil atau kaus. Barang mewah ini termasuk barang mewah karena bahan kainnya termasuk barang langka. Karena itu, banyak orang yang berpartisipasi.
Baca Juga: Miliki Arti Kandang Kuda, Asal Usul Nama Kali Setail Banyuwangi Ternyata Berasal dari Bahasa Belanda
Lomba Gitikan ini digelar di lapangan. Tempat diadakannya lomba ini akhirnya menjadi nama Desa Gitik. Nama yang berasal dari sebuah tradisi di masyarakat.
Selain itu, desa ini memiliki situs budaya yang dikenal masyarakat sebagai Situs Balekambang. Situs ini berlokasi di Dusun Krajan, Desa Gitik, Kecamatan Rogojampi.
Posisi persisnya Sekitar 50 meter ke arah barat, dari Balai Desa Gitik. Situs ini terletak satu kompleks dengan pemakaman umum di belakang masjid Dusun Krajan.
Untuk diketahui, Balekambang terdiri dari kata bale dan kambang yang artinya tempat terapung.
Baca Juga: Asal Usul Nama Kemiren, Banyuwangi, Identik dengan Tanaman Kemiri dan Budaya Iren-Iren
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.
Page 2
Page 3
RadarBanyuwangi.id – Desa Gitik secara administrasi masuk wilayah Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi.
Nama Gitik bukan dari cerita legenda, melainkan faktor sejarah kebiasaan masyarakat setempat menjalakan tradisi Seblak Penjalin atau Gitikan.
Desa Gitik memiliki empat dusun yakni Dusun Krajan, Dusun Sidomulyo, Dusun Sidorejo, dan Dusun Timurejo. Desa ini berbatasan langsung dengan Desa Labanasem di Kecamatan Kabat.
Baca Juga: Asal Usul Nama Kaligung Banyuwangi Ternyata Bermula dari Sumber Air yang Deras
Nama Desa Gitik berasal dari tradisi Seblak Penjalin atau Gitikan. Tradisi ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.
Seblak penjalin/Gitikan merupakan tradisi pertarungan ketangkasan dengan menggunakan kepala penjalin layaknya seorang pendekar.
Siapa pun yang ingin kalah akan jadi pecundang. Saat itu, tradisi Gitikan dijadikan sebuah kompetisi. Ibarat perlombaan tentu ada hadiahnya.
Lomba Gitikan hanya berupa handuk kecil atau kaus. Barang mewah ini termasuk barang mewah karena bahan kainnya termasuk barang langka. Karena itu, banyak orang yang berpartisipasi.
Baca Juga: Miliki Arti Kandang Kuda, Asal Usul Nama Kali Setail Banyuwangi Ternyata Berasal dari Bahasa Belanda
Lomba Gitikan ini digelar di lapangan. Tempat diadakannya lomba ini akhirnya menjadi nama Desa Gitik. Nama yang berasal dari sebuah tradisi di masyarakat.
Selain itu, desa ini memiliki situs budaya yang dikenal masyarakat sebagai Situs Balekambang. Situs ini berlokasi di Dusun Krajan, Desa Gitik, Kecamatan Rogojampi.
Posisi persisnya Sekitar 50 meter ke arah barat, dari Balai Desa Gitik. Situs ini terletak satu kompleks dengan pemakaman umum di belakang masjid Dusun Krajan.
Untuk diketahui, Balekambang terdiri dari kata bale dan kambang yang artinya tempat terapung.
Baca Juga: Asal Usul Nama Kemiren, Banyuwangi, Identik dengan Tanaman Kemiri dan Budaya Iren-Iren
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.