Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Awan Panas Capai 13 Km, Gunung Semeru Masuk Level Awas dan Pendakian Ditutup

awan-panas-capai-13-km,-gunung-semeru-masuk-level-awas-dan-pendakian-ditutup
Awan Panas Capai 13 Km, Gunung Semeru Masuk Level Awas dan Pendakian Ditutup

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut, kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.

Dalam kurun waktu enam jam, dari Kamis pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, tercatat 32 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-16 mm dan durasi 69-108 detik.

Data tersebut disampaikan oleh Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Yadi Yuliandi, dalam laporan resmi yang diterima di Lumajang.

Baca Juga: Ratusan Petugas Mulai ‘Geruduk’ Jalanan Banyuwangi! Operasi Zebra Semeru 2025 Resmi Dimulai, Siap Sikat Pelanggar!

Selain gempa guguran, Semeru juga mengalami 25 kali gempa letusan/erupsi, satu kali gempa embusan, dan satu gempa tektonik jauh.

Dari pengamatan visual, puncak gunung tampak jelas hingga tertutup kabut level 0-II, dengan cuaca cenderung mendung dan angin lemah bertiup ke arah utara, tenggara, serta selatan.

Puncak peningkatan aktivitas terjadi pada Rabu (19/11/2025), ketika PVMBG menaikkan status Gunung Semeru dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) hanya dalam waktu satu jam.

Baca Juga: Polresta Banyuwangi Siap Gelar Operasi Zebra Semeru 2025! Fokus Tertib Lalu Lintas dan Kurangi Kecelakaan

Lonjakan ini didasarkan pada luncuran awan panas guguran yang mencapai lebih dari 13 km dari puncak.

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, langsung memerintahkan jajarannya untuk merespons situasi darurat, termasuk potensi korban dan kebutuhan pengungsian.

Berdasarkan laporan Pusdalops, tiga desa di Kabupaten Lumajang terdampak langsung, yaitu Desa Supit Urang dan Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo serta Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro.

Baca Juga: Rp4,7 Triliun Disiapkan Bangun Tol Probolinggo–Lumajang, Waktu Tempuh Cuma 30 Menit ke Bromo dan Semeru!

Hingga laporan terakhir, 990 warga telah dievakuasi dari kawasan rawan.

Sebagian besar mengungsi di Balai Desa Oro-Oro Ombo, SD 2 Supiturang, dan Balai Desa Penanggal.


Page 2

Pemerintah Kabupaten Lumajang juga menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari, mulai 19 hingga 26 November 2025, untuk mempercepat penanganan bencana.

Selain evakuasi warga, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menutup total aktivitas pendakian.

Pemerintah daerah juga menutup akses Jembatan Gladak Perak dan melakukan sterilisasi jalur-jalur yang berpotensi dilalui awan panas guguran (APG).

Baca Juga: Operasi Sikat Semeru 2025! Polisi Rogojampi Tangkap Pencuri Mesin Pompa Air, 3 Pelaku Lain Masih Buron

Dengan meningkatnya risiko, PVMBG mengeluarkan beberapa rekomendasi penting yakni tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 8 km dari kawah atau puncak Semeru.

Menghindari sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 20 km dari puncak, termasuk tidak berada dalam jarak 500 meter dari tepi sungai.

Mewaspadai potensi awan panas, lava guguran, dan aliran lahar, terutama pada daerah aliran sungai yang berhulu di puncak seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.

Baca Juga: Tol ProLajang Senilai Rp 4,7 Triliun Siap Buka Akses Cepat Probolinggo–Lumajang, Wisata Semeru Bakal Makin Ramai!

Serta, memperhatikan bahaya banjir lahar dingin yang dapat terjadi akibat curah hujan tinggi di sekitar kawasan.

PVMBG memastikan bahwa pemantauan dilakukan selama 24 jam menggunakan seismograf, pengamatan visual, hingga pemantauan satelit.


Page 3

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut, kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.

Dalam kurun waktu enam jam, dari Kamis pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, tercatat 32 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-16 mm dan durasi 69-108 detik.

Data tersebut disampaikan oleh Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Yadi Yuliandi, dalam laporan resmi yang diterima di Lumajang.

Baca Juga: Ratusan Petugas Mulai ‘Geruduk’ Jalanan Banyuwangi! Operasi Zebra Semeru 2025 Resmi Dimulai, Siap Sikat Pelanggar!

Selain gempa guguran, Semeru juga mengalami 25 kali gempa letusan/erupsi, satu kali gempa embusan, dan satu gempa tektonik jauh.

Dari pengamatan visual, puncak gunung tampak jelas hingga tertutup kabut level 0-II, dengan cuaca cenderung mendung dan angin lemah bertiup ke arah utara, tenggara, serta selatan.

Puncak peningkatan aktivitas terjadi pada Rabu (19/11/2025), ketika PVMBG menaikkan status Gunung Semeru dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) hanya dalam waktu satu jam.

Baca Juga: Polresta Banyuwangi Siap Gelar Operasi Zebra Semeru 2025! Fokus Tertib Lalu Lintas dan Kurangi Kecelakaan

Lonjakan ini didasarkan pada luncuran awan panas guguran yang mencapai lebih dari 13 km dari puncak.

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, langsung memerintahkan jajarannya untuk merespons situasi darurat, termasuk potensi korban dan kebutuhan pengungsian.

Berdasarkan laporan Pusdalops, tiga desa di Kabupaten Lumajang terdampak langsung, yaitu Desa Supit Urang dan Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo serta Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro.

Baca Juga: Rp4,7 Triliun Disiapkan Bangun Tol Probolinggo–Lumajang, Waktu Tempuh Cuma 30 Menit ke Bromo dan Semeru!

Hingga laporan terakhir, 990 warga telah dievakuasi dari kawasan rawan.

Sebagian besar mengungsi di Balai Desa Oro-Oro Ombo, SD 2 Supiturang, dan Balai Desa Penanggal.