Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bambang Witarsa, Sosok Pengabdi Kelenteng Hoo Tong Bio Banyuwangi Itu Telah Berpulang

bambang-witarsa,-sosok-pengabdi-kelenteng-hoo-tong-bio-banyuwangi-itu-telah-berpulang
Bambang Witarsa, Sosok Pengabdi Kelenteng Hoo Tong Bio Banyuwangi Itu Telah Berpulang

RADAR BANYUWANGI – Kabar duka menyelimuti keluarga besar Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hoo Tong Bio Banyuwangi.

Bambang Witarsa, mantan Ketua TITD Hoo Tong Bio tersebut meninggal dunia di usia 75 tahun pada Kamis (6/3) pukul 00.30. Bambang Witarsa dikenal sebagai penggerak harmoni antarumat beragama.

Kakinya bersilang, tangannya bersedekap sembari duduk menatap ratusan lampion yang tengah diganti jelang Imlek 2576 Kongzili. Mungkin itu kenangan terakhir yang saya tangkap tentang sosok Bambang Witarsa.

Akhir Januari lalu, saya bertemu dengan salah satu pengurus senior di Kelenteng Hoo Tong Bio yang beralamat di Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi.

Baca Juga: Mucikari, PSK, dan Pelanggan Digaruk Polisi Usai Check In di Hotel Raka Syariah Purwoharjo Banyuwangi

Pria yang sehari-hari bekerja di bengkel motor miliknya itu nyaris tak pernah absen dalam kegiatan yang digelar TITD terbesar di Banyuwangi itu. Sekecil apa pun kegiatannya, Bambang selalu menyempatkan hadir.

Namun, kabar mengejutkan mendadak muncul pada Kamis (6/3) pagi. Bambang Witarsa berpulang tanpa terdengar kabar sakit sebelumnya.

Pria yang selama puluhan tahun mengabdikan dirinya untuk TITD Hoo Tong Bio itu pergi untuk selama-lamanya. Dari informasi yang diperoleh, Pak Wit, sapaan saya kepadanya, meninggal dunia akibat serangan jantung.

Kabar itu pun mengejutkan semua orang. Saya mengenal Pak Wit sejak tahun 2016 silam. Kala itu, Pak Wit adalah ketua TITD Hoo Tong Bio yang tengah mengalami musibah kebakaran.

Baca Juga: Mucikari Asal Purwoharjo Banyuwangi Terancam 1 Tahun 4 Bulan Penjara

Jika kebanyakan orang akan menghindar jika diwawancarai, Pak Wit justru tegak berdiri. Seolah-olah mempersilakan semua wartawan atau semua orang yang membutuhkan berita untuk mewawancarainya.

Karena tindakannya, banyak orang yang akhirnya semakin mengenal Pak Wit. Kejadian itu tak membuat dirinya menjadi sasaran kesalahan.

Justru banyak orang yang mengapresiasi keberaniannya menghadapi ratusan pertanyaan kepadanya.

”Saya tidak bisa menjawab pertanyaan kalau sedang tidur, kalau bangun pasti saya jawab,” seloroh Pak Wit kala itu.


Page 2


Page 3

Akibat kebakaran itu, Pak Wit akhirnya mundur sebagai ketua TITD Hoo Tong Bio. Keputusan mundur dilakukan agar umat tidak terbelah.

Baca Juga: Satpol PP Banyuwangi Warning Rumah Makan yang Tetap Buka Selama Puasa Tanpa Tirai Penutup

Setelah itu, Pak Wit tetap hadir di kelenteng. Dia tetap aktif beribadah dan meramaikan kegiatan apa pun yang dilakukan kelenteng.

Bahkan, hampir setiap ritual pergantian jubah Yang Mulia Kongco Tan Hu Cin Jin, semua dilakukan oleh Bambang Witarsa.

Kepergian pria bernama Tionghoa, Ong Kian Hwie, itu tentunya menjadi sebuah kehilangan yang cukup besar. Tak hanya bagi keluarga besar, atau saya yang hanya kenalannya.

Orang-orang yang mengenal sosok Bambang Witarsa pasti sepakat jika kepergiannya meninggalkan kehilangan yang cukup besar.

Oei Penggi, salah seorang sesepuh TITD Hoo Tong Bio menceritakan, kiprah Bambang Witarsa sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.

Baca Juga: Penjual Pil Koplo Ditangkap di Rumah Mertuanya di Pesanggaran Banyuwangi

Penggi mencatat, Witarsa sudah mulai aktif berorganisasi di kelenteng tertua di Jawa Bali itu sejak tahun 1972. Bahkan, dirinya sudah empat periode menjabat sebagai ketua TITD Hoo Tong Bio.

”Dia ini bisa di mana saja, bisa masuk ke semua kalangan. Orangnya baik ke siapa pun, jadi banyak yang menghormati,” kenang Penggi.

Salah satu hal yang membuat Penggi terkesan adalah dedikasi Witarsa pada Kelenteng Hoo Tong Bio.

Meski tak menjabat sebagai ketua sejak 2016, dia tetap aktif membantu siapa pun ketua yang menjabat.

Baca Juga: Didukung Penuh BRI, Liga Kompas U-14 Siapkan Bintang Masa Depan Menuju Gothia Cup 2025 di Swedia

Artinya, meskipun bukan sebagai ketua, Witarsa tak pernah ke mana-mana. Hidupnya seolah didedikasikan untuk kelenteng.

Di luar itu, kakek empat cucu itu juga kerap hadir di undangan kelenteng-kelenteng di Jawa-Bali. Baik acara kirab, ulang tahun kelenteng maupun acara keagamaan lainnya.